SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Senin, 27 Desember 2010

Akhi Anta Hurrun

Akhi Anta Hurrun, ya, sebuah nasyid khas Tarbiyah yang begitu menyentuh para aktivis. Setelah sekian lama mencari nasyid itu, ternyata dengan mudah mendapatkannya beberapa bulan yang lalu. Alhamdulillah, Allah maha tahu tentang apa yang saya butuhkan, meski hanya sebuah nasyid, sepele memang, bagi sebagian orang yang mengamatinya.

Bait demi bait nasyid itu terasa amat menyesakkan dada ketika kondisinya kita resapi, membawa ruh kita berjalan, kemudian berlari, dan membayangkan seperti halnya syair itu bertutur apalagi jika memang sedikit memahami bahasa Arab, subhanallah, lebih mantap lagi gan!!!



Saya tidak ingin mentafsirkan lebih lanjut bait demi bait syair itu, sepertinya cukuplah Sayyid Quthb dan para pendahulu dakwah yang mengajarkan kita tentang isinya, tentang makna pesan yang dalam dari syairnya, tentang sekumpulan energi penyemangat menumpahkannya dari kalimat per kalimat di dalamnya meskipun menghadapi berbagai tantangan dakwah, ada penjara, ada belenggu yang mengikat gerak perjuangan.


“akhi anta hurrun waraa-as suduud, akhi anta hurrun bitilkal quyuud,
idza kunta billahi mu'tashiman, famaadza yudhiiruka qaydhul 'abiid”

“Saudaraku, engkau tetaplah merdeka meskipun dari balik pejara, saudaraku engkau tetaplah merdeka meskipun dengan belenggu-belenggu itu”

Ada pesan yang nyata dari mulut ke mulut, kitab ke kitab, yg kita jumpai hari ini dari pertemuan-pertemuan sederhana kita pada siang dan malam hari dengan para pembina kita. Ya, hanya melalui itu dan kita mampu membawa ruh perjuangan dan keberanian para pendahulu kita menjadi nyata di hari ini. Waktu-waktu yang tak kalah sulit, seperti yang kita hadapi hari ini.

Saudaraku, dalam tulisan singkat ini, sekadar mengutip kembali potongan nasyid AKHI ANTA HURRUN itu di sini. Saya merasa ada pesan khusus yang perlu kita detilkan lagi di sini. Bukan maksud lain, namun untuk berbagi saja di hadapan kita di sini. Dunia maya adalah dunia maya, namun tetaplah ia menajadi nyata untuk sebuah penyampaian nasihat, untuk saya dan untukmu di sana.

Pada bait kedua, saya menemukan terjemahan nasyid AKHI ANTA HURRUN itu sebagai berikut :

“Saudaraku, adakah engkau merasa jemu untuk berjuang? Dan engkau campakkan dari bahumu senjata itu?”

Kemudian saya ulangi lagi untuk memperdengarkan potongan syair nasyid itu berulang :

“Saudaraku, adakah engkau merasa jemu untuk berjuang? Dan engkau campakkan dari bahumu senjata itu?”

Kemudian lagi dan lagi, hingga engkau mengerti apa yang saya maksudkan…

“Saudaraku, adakah engkau merasa jemu untuk berjuang? Dan engkau campakkan dari bahumu senjata itu?”
“Saudaraku, adakah engkau merasa jemu untuk berjuang? Dan engkau campakkan dari bahumu senjata itu?”
“Saudaraku, adakah engkau merasa jemu untuk berjuang? Dan engkau campakkan dari bahumu senjata itu?”

+++++

Teruntuk seseorang atau siapapun mereka yang amat sangat aku cintai dan mungkin mencintaiku. Disampaikan dari bumi Tanjung Jabung Barat, sejujurnya, ini tertulis dengan iringan air mataku, September hingga Desember 2010. Untukmu para mujahid yang berbaris di medan perjuangan...!

4 komentar:

Anonim mengatakan...

assalaamu'alaikum.
saya punya cita-cita yang sama dengan anda, dalam hal pembentukan generasi qur'ani.
kalau boleh minta saran seperti apa langkah konkritnya.
jzk

zr mengatakan...

assalaamu'alaikum.
saya punya cita-cita yang sama dengan anda, dalam hal pembentukan generasi qur'ani.
kalau boleh minta saran seperti apa langkah konkritnya.
jzk

Chemist Muslim mengatakan...

assalamu'alaikum wr wb

salam Ta'aruf Da,

Riah junior uda kimia 2009,
subhanallah, mantabb blognyo Da,
exellent,,,
try to be blooger juga nih Da
hehe

wah...dulu ASDOS nya pak Abdi yo Da???
Mantabb mah...^^

JHD Musa (jehademusa) mengatakan...

@Chemist Muslim
Salam ta'aruf kembali, Junior... :-)
Makasi dah berkunjung ke sini

8 Tulisan Populer Pekan Ini