Waktu telah menjadi sejarah, hanya tulisan-tulisan yang menjadi fondasinya. tanpa itu, semua musnah. Maka dari itu, segeralah berbuat, walau setetes demi mencegah kehausan pengalaman. Sahabat, ingatlah selalu 'nahnu qaumun amaliyyun'!
Untuk mereka yang tak juga paham... Kita ulas kembali kalimat berikut :
Untuk mereka yang tak juga paham... Kita ulas kembali kalimat berikut :
Betapa inginnya kami agar umat ini mengetahui bahwa mereka lebih kami cintai dari pada diri kami sendiri.
Kami berbangga ketika jiwa-jiwa kami gugur sebagai penebus bagi kehormatan mereka, jika memang tebusan itu yang diperlukan.
Atau menjadi harga bagi tegaknya kejayaan,kemuliaan dan terwujudnya cita-cita mereka, jika memang itu yang harus dibayar.
Tiada sesuatu yang membuat kami bersikap seperti ini selain rasa cinta yang mengharu biru hati kami, menguasai perasaan kami, memeras habis air mata kami.
Betapa berat rasa dihati ketika kami menyaksikan bencana yang mencabik-cabik umat ini, sementara kita hanya sanggup menyerah pada kehinaan dan pasrah oleh keputus asaan
(Hasan Al Banna)
Kelembutan bersikap, kearifan memandang, itu sebaiknya.
Ah, diri ini memang, kadang tak 'dekat' dengan idealisme segitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar