Suatu hari menjelang jam 07.00 pagi, saya
melakukan swafoto atau yang sering dikenal sebagai SELFIE persis di depan mesin
finger print. Mesin finger print ini adalah mesin pencatat waktu (jam, menit,
detik) kehadiran kami di kantor, juga mencatat waktu ketika meninggalkan
kantor. Bagi yang ketinggalan waktu (telat) atau lupa melakukan finger printing
maka akan dikenai sanksi dari perusahaan. Cara untuk meninggalkan jejak jari di
mesin itu sangat mudah, cukup dengan menempelkan ujung jari saja di layar yang
tersedia dan nanti akan ada indikasi yang menyatakan bahwa kita dikenali oleh
mesin tersebut.
Dalam perenungan di saat berswafoto di depan
mesin tersebut, saya akhirnya takjub dengan betapa banyaknya karyawan
perusahaan yang tidak pernah bosan-bosannya mengunjungi, mendekati,
menyentuhkan ujung jari mereka di mesin ini. Baik tatkala mereka datang di
kantor maupun ketika mereka meninggalkan kantor. Sangat rajin!
Tentu dengan mudah kita ketahui bahwa hal itu
terjadi karena para karyawan sangat menyadari manfaat mendatangi mesin finger
print dan juga menyadari resiko yang akan mereka tanggung sendiri apabila lupa
atau tidak mendatangi mesin finger print itu. Para karyawan melakukan finger
printing tanpa bosan dalam kerangka ikhtiar menjemput rezeki. Kehadiran di
kantor yang tepat waktu, sesuai dengan jadwal, tidak terlambat, jejak sidik
jari yang lengkap, akan memberikan hubungan yang langsung terhadap kondisi
dompet mereka pada saat gajian.
Satu pertanyaan yang tiba-tiba muncul di benak
saya adalah MENGAPA sebagian dari sahabat-sahabat kita cepat bosan mengunjungi
dan mendekati Allah? Cepat bosan mendatangi masjid? Dan tidak serutin mereka
mendatangi mesin finger print tadi. Hmmm... Mari kita jawab sendiri di dalam
hati masing-masing dengan menghubungkannya dengan kesadaran karyawan atas
rutinitas berfinger printing yang baru saja saya ceritakan di atas.
Pesan saya adalah jangan sampai rutinitas kita
sehari-hari dalam menjemput rezeki dapat mengalahkan rutinitas kita mendatangi
rumah-Nya. Bila kebosanan ini terjadi maka hal berarti bahwa rutinitas
pekerjaan kita telah mampu mengalahkan rutinitas kita mendekati Allah Sang Maha
Pemberi Rezeki. Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar