Bagi mereka yang telah mendapatkan kenikmatan dari tempat
mereka bekerja, tentu amat sangat mudah untuk menyebutkan kalimat di atas:
Cintailah Pekerjaanmu. Namun bagi mereka yang “disakiti” oleh tempatnya
bekerja, jangan harap ada kata cinta di dalamnya.
Saya menulis ini bukan berarti bahwa saya telah mendapatkan
banyak kenikmatan dari perusahaan tempat saya bekerja. Kalau dihitung-hitung,
saya kira lebih banyak sakitnya daripada nikmatnya. Hanya karena sudah
terlanjur saja sehingga saya juga ikut-ikutan mengatakan: “Cintailah
Pekerjaanmu”.
Cintailah pekerjaanmu, inilah modal awal untuk tetap
tersenyum. Jika hari-hari kita isi dengan menggerutu kepada perusahaan, semua
efek gerutu itu akan kembali lagi kepada diri kita sendiri. Jadi lebih baik
membalik semua kata negatif menjadi positif. Kita hadirkan keindahan di dalam
bekerja yakni dengan mulai mencinta. Cintai apa saja yang mampu engkau cintai.
Jika ternyata masih susah, mulailah dengan belajar mencintai, angsur rasa
sayang terhadap apa yang sedang engkau kerjakan. Angsur keinginan yang menggebu
untuk menyelesaikan pekerjaan demi pekerjaan yang diberikan kepadamu. Jangan
jadikan ia beban, sebab itu akan membebani.
Saya memiliki tips untuk mencintai pekerjaan yakni
menjadikan pekerjaan sebagai tempat belajar. Belajar tentang apa-apa yang kita
ketahui. Belajar memberikan yang terbaik, tetapi bukan untuk pencitraan.
Belajar menggali hal-hal baru yang belum pernah saya peroleh sebelumnya.
Belajar memulai untuk suatu yang baru. Belajar mengembangkan sesuatu kebaikan
yang menurut saya bagus untuk diadakan di tempat kerja. Belajar berbagi untuk
suatu peningkatan yang bermanfaat bagi diri dan perusahaan.
Itulah keseharian saya di perusahaan, PT Lontar Papyrus Pulp
and Paper Industry, saya selalu berpikir bahwa keberadaan saya harus memberikan
suatu yang baik bagi perusahaan dan demikian sebaliknya, jika perusahaan tetap
diam tak membalas sesuai apa yang saya inginkan, maka saya akan berpikir bahwa
apa yang saya lakukan adalah bagian dari proses pembelajaran mematangkan diri,
bukan untuk sesiapa. Seorang atasan saya pernah berpesan, pasang niat berada di
sini untuk belajar. Jika hanya untuk mencari uang maka itu tak membuatmu beda
dengan para pekerja lain. Beliau salah seorang direktur di perusahaan ini
sekaligus sebagai “Ibu” bagi kami di tempat kerja, seseorang yang menjadi
tempat saya bertanya dan meminta nasihat atas apapun permasalahan pekerjaan.
Sejak tahun 2014, perusahaan tempat saya mengabdi telah berkomitmen
untuk meraih sertifikat sistem manajemen K3 dengan standar OHSAS. Saya dipilih
(sebenarnya tidak sengaja saja terpilih, hehe, suatu waktu kelak mungkin akan
saya ceritakan juga proses penetapannya) untuk menjadi salah seorang tim
pengembang sistem manajemen K3. Beruntung karena sebelumnya saya sudah memiliki
pengalaman di bidang sistem manajemen berbasis ISO dan juga Sistem Jaminan
Halal sehingga pengalaman itu saya aplikasikan di dalam mengembangkan sistem
manajemen K3 sesuai dengan standar OHSAS.
Akhir Februari 2014, saya salah satu dari empat orang tim
OHSAS perwakilan perusahaan dikirim untuk studi banding implementasi sistem
manajemen K3 OHSAS 18001 di perusahaan yang masih satu grup, orang menyebutnya
“sister company”. Perusahaan ini berada di Serpong yakni PT Indah Kiat Pulp
& Paper. Kami adalah salah satu perusahaan yang berada di bawah kelompok
bisnis APP (Asia Pulp & Paper), orang kadang menyebutnya sebagai 10 perusahaan
raksasa dunia di bidang bubur kertas dan kertas, semoga saja impian itu
terwujud bila seandainya memang masih impian.
Sepulang dari studi banding, kami langsung bergerak dengan
cepat. Saya diberikan tanggung jawab untuk memastikan seluruh sistem
dokumentasi meliputi kebijakan dan manual perusahaan serta bebragai prosedur
operasional standar telah sesuai dengan aturan standar OHSAS 18001:2007. Tidak
terlalu sulit bagi saya, alhamdulillah. Apalagi dibimbing langsung oleh seorang
berjabatan direktur dengan pengalaman puluhan tahun mengembangkan sistem
manajemen. Saya tidak membutuhkan training resmi yang membuat perusahaan harus
keluar uang banyak. Berbekal pengalaman saja dan bimbingan dari para senior
akhirnya hingga awal tahun 2015 lalu, kami berhasil melalui tahap 1 audit
sertifikasi. InsyaAllah Maret 2015 kami akan menghadapi tahap 2 audit
sertifikasi, sekaligus menjadi ujian akhir bagi proses sertifikasi OHSAS
18001:2007 di perusahaan kami tercinta.
Demikian dulu ya, lain waktu kita sambung.
Intinya, cintailah pekerjaanmu, hehe