Saudaraku, kita adalah mata air. Begitulah guruku memulai
kalimatnya di dalam agenda pertemuan rutin kami dengan beliau di suatu malam. Dalam suasana hening, beliau melanjutkan kalimatnya
dengan amat pelan dan hati-hati. Saudaraku, mata air adalah sumber air yang akan
mengalirkan air kehidupan bagi jiwa-jiwa yang membutuhkannya. Bila mata air itu
keruh, ternodai, kotor, maka bagaimana bisa ia menjadi sumber kehidupan,
bagaimana bisa ia dapat menyegarkan jiwa-jiwa yang membutuhkannya?
Maka sebagai pendakwah di jalan Allah, yakni kita semua di sini yang telah menyerahkan
diri di jalan dakwah, melayani manusia dengan sebaik-baiknya dan mengajak
mereka kembali kepada Allah, hendaknya kita tetap berhati-hati. Janganlah engkau
kotori mata air itu, saudaraku. Mintalah kepada Allah agar mata air itu tetap
terjaga. Bersihkan bila telah terlanjur terkotori tanpa sadar, baik sedikit ataupun banyak. Jadilah mata air
yang bersih sehingga menjadi kesegaran bagi para peneguknya.
Semoga dengan
hadirnya kita sebagai mata air yang bersih maka sebagian masalah-masalah yang
telah menggerogoti kehidupan umat ini dapat terselesaikan atas izin Allah. Saudaraku, jagalah mata air itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar