SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Sabtu, 08 Oktober 2011

Murattal Mana Yang Anda Sukai?

Saya yakin banyak di antara kita yang menyukai murattal. Irama yang mudah diikuti. Tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Bacaan ini telah banyak beredar di tengah-tengah umat Islam. Hal yang paling menarik adalah produksi murattal paling banyak bukan bersumber dari dalam negeri tetapi dari Timur Tengah. Mungkin ini suatu bukti kecintaan kita kepada sumber Al-Qur’an itu dari lisan asli dimana ia berasal. Dan menurut saya, ketertarikan ini bukan soal siapa pemenang MTQ tahunan. Saya amati, sang Juara MTQ Internasional pun belum tentu mampu menggerakkan ruh kita ketika mendengarkan bacaannya. Tetapi kebanyakan murattal dari Timur Tengah memiliki kekhasan tersendiri. Tidak sedikit yang mampu mengajak para penyimaknya untuk meneteskan air mata karena kecintaan kita kepada ayat-ayat Allah dan atau air mata ketakutan kita terhadap ancaman Allah.

Tulisan ini terinspirasi dari sebuah tulisan salah seorang ahlulqur’an di dunia maya, sebuah tulisan yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Saya amat terkesan dengan wawasan beliau dalam hal pengetahuan tentang beberapa syaikh yang membaca Al-Qur’an dengan irama tartil. Tulisan itu mengajak saya untuk membuat tulisan serupa dengan versi saya sendiri dipadukan dengan info dari beliau yang saya ubah sesuai kebutuhan. Di sini saya akan memaparkan beberapa syaikh dari Timur Tengah yang bacaan murattalnya telah dinikmati oleh umat di Indonesia. Selanjutnya, terserah anda mana yang anda sukai, tentu saja terlebih dahulu harus mendengarkannya langsung, ya kan?

Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat kepada seseorang yang menginspirasi tulisan ini. Semoga para pembaca tulisan ini juga mendapat manfaat berupa motivasi qur’ani, sehingga hari-hari berikutnya lebih akrab dengan Al-Qur’an.

Terus terang, saya baru mulai menyukai murattal sejak memasuki dunia kampus. Apalagi ketika bertemu dengan sahabat-sahabat dakwah kampus yang juga hobi mengoleksinya, akhirnya saya juga “ikut-ikutan” untuk memiliki hobi serupa. Akan tetapi hobi ini tidak terlalu mulus karena faktor uang saku mahasiswa yang pas-pasan ketika itu. Murattal yang disimpan dalam bentuk CD atau kaset terbilang sangat mahal bagi mahasiswa ‘kere’ seperti saya. Meski demikian, interaksi saya dengan Al-Qur’an tetap berlanjut. Dalam memperbaiki bacaan, terkadang kami bertemu dengan Guru Qur’an yang juga seorang Hafizh Al Quran. Terkadang berdiskusi antar para “penggemar” Al-Qur’an, katakan saja begitu ya. Satu orang sahabat yang hingga kini nama dan karakter beliau masih mendapat satu tempat di dalam hati dan ingatan saya adalah al akh Rahmat Firdaus, semoga Allah menjaganya. Kenangan “Qur’ani” bersama saudara saya ini tidak akan terlupakan dan tetap menjadi motivasi abadi bagi saya. Insyaallah.

Baiklah, seperti yang saya janjikan pada awal tulisan ini adalah tentang paparan beberapa murattal para syaikh dari Timur Tengah. Sebenarnya ini hanya versi pengetahuan saya atau wawasan saya yang terbilang sempit yang tidak pernah berkunjung ke Timur Tengah, atau dengan kata lain jangan dianggap sebagai sumber informasi yang terlalu akurat. Sekali lagi, ini hanya sebatas pengatahuan saya yang pernah saya baca, saya dengar, dan atau saya rasakan berdasarkan pengalaman pribadi. Lebih dan kurangnya, saya juga siap untuk dikoreksi apabila dalam tulisan ini ada kesalahan.

Syaikh Muhammad Ayyub, pernahkan anda mendengar bacaan murattal beliau? Bacaan yang sangat unik. Menurut saya, beliau membaca dengan satu jenis irama yang sangat sangat unik, penuh kesan, melompat dan menggantung, begitulah saya merasakannya. Di pertengahan ayat, irama beliau terkesan dibuatnya dengan intonasi tinggi kemudian tiba-tiba turun, mendadak. Mendengarnya, hati kita terayun-ayun. Setelah saya perdengarkan kepada beberapa orang, katanya sulit untuk diikuti. Pertama kali “kenalan” dengan beliau (Syaikh Ayyub) adalah melalui bacaan juz duanya (Juz Sayaquulu). Syaikh Ayyub adalah seorang doktor, dosen, dan juga seorang Imam di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawwarah. Beberapa sumber informasi mengatakan bahwa bacaan beliau bisa digunakan sebagai bahan belajar tajwid, kaset atau CD yang beredar di Indonesia adalah rekaman studio beliau, bukan pada saat shalat tarawih.

Syaikh Hani Abdurrahman Ar-Rifa’i, beliau seorang imam masjid di Riyadh, Saudi Arabia. Ilmu Al Qur’an beliau tidak diragukan, irama yang beliau miliki banyak disukai. Sayangnya, nadanya terlalu tinggi. Beberapa kali saya mencoba untuk mengikuti irama beliau, tetapi di tengah surat selalu gagal, ketinggian soalnya. Lokasi Masjid Syaikh Hani adalah di Masjid Al Anany, saya belum sempat ke sana, hehe. Nah, sewaktu kuliah dahulu, saya memiliki seorang sahabat senior yang persis irama murattal Syaikh Hani. Beliau mahasiswa Fakultas Ekonomi Unand yang juga menyengajai kuliah Tahfizh Qur’an di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an - Padang. Sahabat saya yang lain juga pernah bercerita, ia memiliki kesan dengan bacaan Juz 29 Syaikh Hani. Hafalan Juz 29-nya “dibantu” oleh Syaikh Hani. Hanya saja karena ketergantungan irama, sahabat saya tadi sedikit terganggu. Ketika menggunakan irama lain untuk Juz 29, hafalannya agak kabur juga, bahkan hilang. Inilah yang sering saya sebut "korban irama".

Syaikh Sa’ad Al Ghamidi, beliau seorang Imam di Masjid Damam, Riyadh, Saudi Arabia. Favorit saya dari beliau adalah irama bacaan Juz 5. Sejak di kampus, saya telah sedikit akrab dengan irama beliau. Pokoknya, irama Syaikh Sa’ad selalu ingin saya tiru habis, tapi lebih banyak gagalnya. Beliau memang punya aneka variasi atau jenis irama dalam murattal. Biasanya berbeda-beda pada setiap surah. Irama bacaan Juz 5 dan bacaan Surat Al Isra adalah irama bacaan beliau yang saya sukai. Dahulu ketika teman-teman menyuruh saya untuk tilawah Qur’an, mereka biasanya menyampaikan semacam request : “akh, antum pakai ghamidiy ya”. Hmmm, saya pun sebenarnya tidak mengerti, mengapa ada request seperti itu. Mungkin karena ada kemiripan kali ya, hehe. Saya cuma ingin menyarankan, bila ingin meniru irama murattal, maka yakinkan diri anda untuk akrab dengan irama itu, di waktu duduk, berdiri, bahkan ketika berbaring. Sebelum tidur dengarkan. Sesudah bangun tidur dengarkan kembali, Di saat santai, dengarkan. Insyaallah, akan melekat dengan sendirinya, otomatis!

Syaikh Misya’ari Rasyid Al-Afasy. Kabarnya, beliau ini adalah seorang yang kaya raya, bahkan beliau memiliki stasiun TV sendiri. Info yang mungkin mengejutkan kita, beliau juga seorang Munsyid (penasyid-red), dalam arti bahwa beliau melantunkan syair-syair, ada yang punya nasyid beliau? Lihat saya di YouTubem, banyak kok. Tambahan info, di antara beberapa murattal yang pernah saya temui di jagad raya ini, murattal beliau adalah favorit saya, serius dan banyak-riusnya! Ponsel saya bisa dipastikan selalu berisi murattal beliau. Tidak hanya dari segi keindahan, beliau juga memancarkan irama yang memancing kita untuk menangis, contoh di Surat Ibrahim akhir. Buktikan saja kalau tidak percaya. Seringkali kalau saya ingin menangis, ketika kalbu amat merindui airmata, atau sekadar belajar atau berlatih untuk menangis, saya sengaja memutar Surat Ibrahim dari Syaikh Rasyid ini. Yang saya ketahui, beliau memiliki dua versi rekaman, keduanya saya punya. Hanya saja yang lebih enak didengar dan lebih syahdu (menurut saya) adalah versi lamanya. Versi yang terbaru sepertinya kalau saya perhatikan itu adalah rekaman studio, sedangkan versi lama adalah rekaman pada saat shalat tarawih. Irama-irama merdu yang beliau ucapkan, ayat demi ayat, bila dihayati akan semakin menggugah kesadaran kita untuk segera bangkit, lebih akrab lagi dengan Al-Qur’an. Oiya, tidak hanya murattal saja. Saya juga amat menyukai adzan yang dikumandangkan beliau. Menurut saya, ini adzan yang paling mantap di dunia, hehe. Saking senangnya, saya juga berusaha meniru irama adzan beliau.

Syaikh Abdullah Ali Basfar, seorang Qari yang amat fasih. Salah seorang sahabat Qur’an saya di Kuala Tungkal Tanjung Jabung Barat (akh Muhammad Zainuri, S.ST, seorang PNS di Badan Pusat Statistik, alumnus STIS Jakarta, asal Nusa Tenggara Barat). Akh Zain, seorang sahabat luar biasa yang pernah saya ceritakan dalam blog ini. Ia menyukai bacaan Syaikh Basfar, bukan karena irama melainkan karena kefasihan bacaannya. Bacaan Syaikh Basfar adalah bacaan mujawwad, sebagai rujukan untuk belajar tahsin tajwid, katanya. Ya, memang, dari segi kejelasan huruf-huruf yang keluar terdengar terang, fasih. Iramanya pun datar, bahkan kesannya adalah beliau tidak menyengajai untuk berirama. Pertama kali memiliki keseluruhan murattal Syaikh Basfar adalah ketika bertemu dengan Akh Zain. Di sela-sela istirahat pada agenda musyawarah di suatu daerah, sebut saja MUSDA, kami berdua sibuk memindahkan murattal ke dalam notebook saya. Promosi dari akh zain tentang Syaikh Basfar, lumayan sering, akan tetapi “afwan akh”, saya sudah lebih dahulu jatuh cinta kepada murattal yang lain. Tetapi untuk variasi, bolehlah.

Syaikh Abu Bakar Asy-Syathiry. Saya memiliki kenangan khusus dengan beliau dalam menghafalkan juz 29, dalam arti bahwa beliau “berjasa” dalam membantu saya untuk menghafal juz 29. Irama yang khas dari beliau, kadang datar, kadang naik turun seakan tak beraturan (menurut saya), berkesan, sepertinya cocok untuk menghafal kalimat-kalimat ‘asing’ yang jarang kita temui dalam Al-Qur’an. Sepengetahuan saya, bacaan Syaikh Asy-Syathiry sangat jarang diperdengarkan di masjid-masjid kita. Entahlah, tapi menurut saya lumayan bagus untuk memperkaya sumber pendengaran kita terhadap irama murattal.

Syaikh Abdurrahman As Sudays, siapa yang tidak kenal dengan nama tenar beliau? Beliau seorang imam paling masyhur. Imam Masjidil Haram. Saya tidak punya banyak komentar tentang beliau dalam tulisan ini. Sepertinya bacaan beliau adalah bacaan tartil yang paling sering didengar oleh kaum muslimin. Iramanya yang terbilang khas, bertempo agak cepat. Dalam menggunakan mad (panjang pendek bacaan-red), saya perhatikan beliau hanya menggunakan dua jenis mad saja dalam “soal pemanjangan bacaan”, yakni satu jenis yang dua harakat, sedangkan satu jenis yang lain adalah enam harakat, titik! Tentang hal ini, mungkin dapat dijelaskan melalui satu materi tajwid dalam BAB MAD. Pengalaman dengan Syaikh As-Sudays ini adalah ketika saya menghafalkan Juz 1.

Syaikh Su’ud As-Shuraim, beliau juga imam di Masjidil Haram, sering bergantian dengan Syaikh As Sudays dalam mengimami shalat. Saya memiliki murattal beliau dalam versi tempo cepat, sengaja diatur cepat sedemikian rupa untuk menemani para penghafal Qur’an dalam mengulang (muraja’ah) hafalan Al Qur’an. Ya, temponya dibuat amat cepat.

Syaikh Abdullah Al Juhany, juga seorang Imam di Masjidil Haram. Nama beliau pertama kali saya kenal dari seorang rekan kerja yang juga hobi mendengar bacaan Imam Masjidil Haram, apalagi ketika shalat tarawih. Saya sudah mengunduh murattal beliau, hanya saja belum lengkap dan hingga saat ini pun saya tidak mampu meniru iramanya. Mungkin juga karena faktor “ketidak-terlalu-sukaan” saya terhadap iramanya, hehe. Sekali lagi saya sebutkan, sebagai variasi bagi pendengaran, bolehlah dicoba.

Syaikh Abdullah Al-Mathroed. Bacaan yang amat pelan. Tidak tergesa. Di antara banyak murattal yang saya tahu, beliau membaca dengan amat sangat pelan. Sepertinya amat cocok bagi mereka yang mulai masuk ke dunia “permurattalan”. Bacaan beliau juga amat fasih, bersih. Seorang sahabat Al Quran saya bercerita bahwa pertama kalinya ia mengenal murattal dari Syaikh Al Mathroed ini. Syaikh inilah yang "mengajaknya" terjun ke dunia permurattalan. Haha.

Syaikh Abdurrahman Ali Al Hudzaifi. Kalau saya tidak salah, beliau juga Imam di Masjid Nabawi (kalau ada yang lebih tahu persis, silakan ditambahkan atau dikoreksi). Saya memiliki utuh murattal beliau. Saya lumayan suka karena irama beliau cukup syahdu, memang agak datar, tetapi dari hentakan-hentakan kecil bacaan Syaikh Hudzaifi ini mampu membuat kita nyaman mendengarkan Al-Qur’an. Kalau saya membahasakan, bila ingin mendengarkan bacaan murattal sebagai “pendinginan’, dengarlah murattal beliau. Kesannya ya "COOL".

Sebenarnya masih banyak murattal lain yang perlu kita ceritakan di sini seperti halnya murattal Syaikh Muhammad Al Hushairy, Imam di Masjid Nabawy. Kemudian Syaikh Muhammad Shidiq Al-Minshawy, Syaikh Muhammad Jibril, Syaikh Abdul Muhsin Al Qasim, Syaikh Fahd Al Kandarry. Saya mendengar dari seorang sahabat, Syaikh Al Kandarry ini punya irama yang menyayat dan menyentuh hati.

Semoga tulisan ini bermanfaat dalam memotivasi kita semua dalam mencintai bacaan Al Quran. Allahumma amin.

Ditulis 19 September 2011 dari Bumi Melayu Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, seusai shalat shubuh hingga menjelang berangkat ke tempat kerja

30 komentar:

Unknown mengatakan...

Hmm... I've listened each Imam you described above. Masing-masingnya syahdu dan sayang kalo dihapus dari hard drive komputer, meskipun hardisk udah mo penuh.

Saat ini, lagi menseriusi Al Afasy. Slow and touching...

Kalo Al Mathrud itu kalo pas bernostalgia saja, karena itulah murottal yang paling pertama dikenal sekitar 10 tahun lalu...

Anonim mengatakan...

Alhamdulillah..saya penggemar berat Syaikh Musyari Rasyid Al-Afasy. saya juga punya banyak koleksi nasyid beliau baik dalam bentuk mp3 atau video.. ikhwah yang pas ke saudi membawakan oleh2 segebok cd beliau..

tetap menginspirasi mas..!

salam,

Anonim mengatakan...

http://english.islamway.com/sindex.php?section=erecitorslist&iw_a=view&id=105

di atas link murattal syeikh Fahd Al-Kundury akhi... :-)

rahmat firdaus mengatakan...

sepertinya Syaikh Ahmad bin Ali Al-'Ajami perlu jadi pertimbangan :)

Unknown mengatakan...

Alhamdulilah mas saat ini saya telah banyak mengoleksi murattal al-quran, pilihan saya jatuh pada Syaikh Ali Basfar versi mujawwad

Unknown mengatakan...

Alhamdulilah mas saat ini saya telah banyak mengoleksi murattal al-quran, pilihan saya jatuh pada Syaikh Ali Basfar versi mujawwad

febry mengatakan...

Mantap jul.. saya pernah jadi makmumnya jul dan makmumnya yori, u all best banget bacaannya,, ajarin donk..:D

febry mengatakan...

saya jg suka mishary ma alkandery.. beliau menyentuh banget bacaannya, dan bisa diliat di youtube, jamaahnya pada nangis

JHD Musa (jehademusa) mengatakan...

Kalau dengan akh Yori, saya masih jauh kalah bacaannya, beliau lebih jelas, clear, bersih. Smg keindahan suara para syaikh di atas turut menambah kecintaan kita utk terus bersahabat dgn Al Qur'an :)

Syahrie mengatakan...

Terima kasih ka, sangat2 membantu saya.. dr td sampe googling cr rekomendasi bacaan tilawah..
syukran jazakallah
oya, ini ada web yg kumplit menyimpan semua tilawah quraicaudio.com

Unknown mengatakan...

Punya yang versi studio ga akhi?
Bolehlah share link downloadnya,
syukran,

aax vengenz mengatakan...

saya punya kenangan dengan Al-Mathrud dalam menghafal juz 30 gan,,, smp2 iseng muraja'ah pake murattalnya Al-Gamidi mlh amburadul,,, hahah KORBAN IRAMA!!!
tp setelah kenal Ziyad Patel,,, sy jadi jatuh cinta sm beliau,,, sygnya sulit cari mp3 lengkapnya gan... coba deh gan cari Ziyad Patel,,, sumpah sy nangis terus kl denger... :'(
kl ada yg punya tlong bagi2 ya gan... heheh

Hepi Zilpatta mengatakan...

Alhamdulillah, ulasannya bagus. Saya lagi pemula banget, biasanya suka denger yg merdu spt Al Ghamdy dan Mishary Al Afasy.

Skrg baru ikutan tahsin di pekanbaru, jadi lagi cari yang versi mujawwad. Setelah dengar semua yang akhi ulas, pilihan saya jatuh kpd Syaikh Muhammad Ayyub, Lugas, tegas,jelas dan tidak kalah merdu dgn yg lain. Terimakasih akhi

Unknown mengatakan...

mau tanya...

Unknown mengatakan...

saya sering mendengar lantunan ayat di masjid masjid, dan saya sangat tertarik sama surah infithar yang dilantunkannya.. yang dilantunkan salah satu qari... bisa kasi masukan ga? untuk nama qari yang melantunkan ayat (mujawwad) dengan nada melengking, ayat diulang ulang, kadang tiba2 merendah dan melambat... saya sering mendengar di masjid2 daerah tebet barat. tq.

Rahmat Romansah mengatakan...

Assalamu'alaikum, ya akhi bisa minta tolong share murottal Sheikh Shuraim versi cepat, kalau nggak salah waktu beliau masih muda.
Jazakalloh khoiron.

Unknown mengatakan...

antum bisa dengarkan murottal Sheikh Bandar Baleela , beliau imam masjidih haram yg bru dilantik pd bulan hajj 2013

Unknown mengatakan...

http://www.tvquran.com/ silahkan kunjungi web ini, InsyaAllah lengkap

Unknown mengatakan...

pertama kali denger muratal Syaikh Abdurrahman Ali Al Hudzaifi langsung suka dan alhamdulillah mudah dipraktekin hihi

Riska mengatakan...

Alhamdulillah syukron katsiir

Unknown mengatakan...

Maap min mau nanya, kalo murotal yg suara terjemahnya wanita itu qori nya syapah.? Sya nyari ga nemu". Trima kasih

Unknown mengatakan...

Saya mw nyak nma syeikh yg ngji di radio 98.5 mnjelang magrib

welcome to wy page... mengatakan...

min, adakah murottal Syaikh Misyari Rasyid Al-afasy yang versi lama, tapi yg lengkap 30 juz? saya cuma punya yg juz 30.. mau cari mulai dari juz 1..
kalo ada mohon kabari yaa.. untuk kebaikan dunia akhirat insya Allah :)

Unknown mengatakan...

Saya seorang ibu yg lg menghafal Quran. Sy ingin bayi sy jg hafal Qur'an di usia dini. Akhirnya sy beli speaker yg murah&bs dicash. Sy putar utk diperdengarkan sehari-hari di rumah. Kemarin sdh pasang murrotal syeikh misyari. Nanya2 temen yg hafal Quran, dia rekomendasikan Syeikh misyari& Syeikh Hudhaifi. Katanya yg bacaaannya hafs ashim, apa gmn gt. Kira2 selain syeikh tsb, bacaan yg tajwidnya sama dg Syeikh misyari& Syeikh Hudhaifi siapa lg ya? Lagunya enak&mudah diikuti jg..
Jazakallah khair..

Si Upik Eswede mengatakan...

Min, untuk penghafal Al-Qur'an bagi pemula lebih baik mengikuti murottal siapa?Jzk

Unknown mengatakan...

mishary rashed dan abdullah al matrood. amazing.
tenang dengar syeikh ini.

Unknown mengatakan...

terimakasih banyak,,, semoga mendapatkan pahala atas menyebarkan informasi ini,,

JHD Musa (jehademusa) mengatakan...

@All

Mohon maaf saya tidak dapat membalas komentar antum/antunna satu persatu karena keterbatasan wawasan dan keterbatasan waktu.
Jawaban pertanyaan yang dapat saya jawab sbb:

- Murattal untuk penghafal pemula disarankan yang temponya sedang, kecuali untuk murajaah agar temponya lebih cepat

- Bacaan yang sama dengan Syaikh Mishary Rasyid Al Afasy dan Al Hudzaifi seperti Abdullah Ali Basfar, Muhammad Ayub dan lainnya. Setahu saya, mereka satu jalur dalam qiraat.

Wallahu a'lam. Bagi yang lebih mengatahui, silakan disempurnakan jawabannya.

junedi mengatakan...

syukron. http://tentarakecilku.bogspot.co.id/

Anonim mengatakan...

Terima Kasih banyak info yang dapat.saya ada cadangan supaya mendengar Bacaan oleh SheikhMuhammad Ibn Ibrahim Al-Luhaidan dalam you tube. Cubalah Cari. (amin)kalau anta suara imam ini pasti anta nak dengar lagu.

8 Tulisan Populer Pekan Ini