Ketika Kita Mendengar Musibah (Lagi)

Setiap kali mendengar suatu musibah. Ada ketakutan dari dalam diri. Hendaknya kita menyadari bahwa apapun ketetapan Allah adalah yang terbaik bagi semua makhluk-Nya.

Kita harus pahami bahwa Allah Tuhan kita adalah satu-satunya Yang berkuasa mengatur alam semesta. Kita harus pahami bahwa segala kehendak-Nya adalah yang terbaik dan sesuai dengan kadar kesanggupan hamba-Nya.

Bila mendengar kabar duka, misalkan kabar duka meninggalnya seseorang yang kita kenal, apalagi jika ia masih terbilang sangat muda dalam hitungan bumi dan ditambah lagi bila ia meninggalkan banyak tanggungan seperti istri dan anak-anak, maka pikiran kita seketika harus tertuju kepada satu hal, yakni kembali mengingat Allah. Tiada satupun musibah berlaku bagi manusia kecuali atas seizin pencipta-Nya, Allah ‘azza wajalla.

Dunia ini bukanlah tempat tinggal kita. Kita akan segera pergi meninggalkan dunia ini, selama-lamanya, cepat atau lambat itu hanya soal hitungan waktu bumi saja. Kita semua pasti meninggal karena maut itu telah ditetapkan jauh sebelum kita diciptakan di atas dunia ini.

Jangan takut. Kalaulah Allah memberikan kita musibah, ujian berupa kemiskinan, kehilangan nyawa, atau musibah berat lainnya maka paling-paling kita “pikul deritanya” dalam kurun waktu 20 hingga 30 tahun ke depan. Dan setelah itu kita juga akan lulus. Apatah lagi jika lebih cepat dari itu.

Jadi tidak usah khawatir bila apapun kehendak Allah menimpa kita di atas dunia. Tugas kita adalah menjaga taqwa, perbaiki iman dari hari ke hari agar akhirat menjadi negeri tempat kita berbahagia, saling jumpa dalam jutaan kenikmatan suasana.

Marilah selalu mengingat bahwa dunia ini tidak perlu dicintai berlebihan. Harta, gelar, pangkat, kemuliaan duniawi adalah semantara. Bahkan bisa saja sewaktu-waktu - dalam hitungan mili detik - semua itu lepas dari genggaman kita dan berganti dengan duka parah. Janganlah mencintai dunia berlebihan. Akhirat adalah kampung kita. Selamat berjumpa di sana, atas izin Allah.