HIDUP SAMBILAN

Sahabat,

Bila hidup hanya sambilan, apa jadinya kehidupan? Ini mungkin menjadi perbincangan yang agak hangat di kalbu diri saat ini. Seperti menangkap arti yang tak tentu. Bukan hambar tanpa rasa dan aroma, melainkan seumpama kerja yang tak karuan. Tapi, ada secuil rasa puas, semoga bermanfaat meski secuil.

Sambilan, bukan sekedar kata tak karuan. Banyak kesuksesan lahir dari sambilan. Seorang dokter sambil berjualan obat, seorang dosen sambil berwiraswasta, akhirnya mereka sangat kaya sekali, seorang pejabat yang sedang menjabat sambil berdakwah, sukses sentosa dan aman, sebaliknya juga ada yang sambil korupsi! Dan sejumlah fakta sambilan yang lain, beraneka. Sambilan membawa ‘berkah’. Mungkinkah.., ketika hidup juga sambilan, ‘nyambung gak ya???’ Bagaimana dengan sambilan dalam hidup. Ini kelak diyakini sebagai biang kemelaratan.

Hidup bukan sambilan. Hidup itu serius. Hidup itu perjuangan. Hidup itu Keberanian. Hiudp itu pengorbanan. Hidup itu hidup, tidak mati. Hidup itu perubahan. Bukan sambilan. Sambil hidup, oh tidak! Tak ada kamus untuk itu. Hidup itu perbuatan. Hidup itu ada, bukan hampa. Jangan bermain-main dengan hidup, bukan sambil hidup untuk menjalani sebuiah kehidupan. Karena tidak ada celah untuk niatan sambil hidup.

Sambil hidup, hidup sambil hidup. Lalu harus jadi apa? Lakon utama ya hidup, bukan yang lain, selain hidup tak ada. Kecuali mati! Ada pula yang mengatakan, hidup segan mati tak mau. Wajar. Tapi itu bukan berarti ia sambil hidup, karena ia memang sedang benar-benar hidup dan ingin hidup. Tak mau mati. Atau adakah yang berkata, Mati segan hidup tak mampu? Jelas, ini hidup sambilan. Hidup yang tak mampu untuk hidup. Keseganan telah membalut makna ‘hidup sambilan’.

Sahabat, sekedar pengisi kekosongan, mari kita pahami hidup kita. Benarkah kita termasuk dalam kondisi sambil hidup? Pikirkanlah, temukan jawabannya. Tentu saja setelah memahami makna terdalam dari ‘hidup sambilan’. (Dari seseorang yang masih memiliki otak…)