Siap tidak siap, kita harus siap. Begitulah salah seorang sahabatku menyampaikan taushiyah di dalam majlis tarbiyah kami pekan yang lewat. Wah, memang benar, kita hasus siap akhi! Siap menghadapi segala macam tantangan hidup. Bahkan bagi musuh pun, melalui firman-Nya, Allah menyuruh kita untuk mempersiapkan segala apa yang menjadi kekuatan untuk menghadapi mereka, agar mereka gentar, agar mereka menyegani kita, dan tidak berani berbuat macam-macam dengan kita…
Begitulah seharusnya kita hidup. Siap tidak siap, ya harus siap. Hanya orang-orang yang tak lengkaplah yang mengatakan dirinya tidak siap. Padahal pada dasarnya ia itu sudah lengkap walaupun belum sempurna, dan ia pun jarang sadar tentang itu. Maksudnya? Lengkap itu belum sama dengan sempurna. Sempurna hanya terlekatkan pada pribadi Rasulullah saja. Orang yang hidup sempurna pasti hidup lengkap, namun tidak semua yang lengkap adalah sempurna. Sedangkan kita, mungkin hanya kelengkapan onderdil saja yang kita miliki, sedangkan kesempurnaan? Wah, kayaknya kita harus sabar menaiki tangga-tangga tangensial tajam menuju kesempurnaan. Begitulah hidup, boleh lengkap namun tak pasti sempurna.
Lalu? Bagaimana dengan kesiapan? Hubungannya adalah ketika kelengkapan sudah ada, itu berarti kita sudah siap. Walaupun kelengkapan itu seringkali membuat kita tidak siap. Tapi yakinlah bahwa kelengkapan adalah sinyal kuat bahwa kita siap. Sempurna? Bukan modal melainkan tujuan. Yap benar, itu bukan modal melainkan tujuan. Kelengkapan hidup manusia ibaratkan sebagai modal (lengkap ruh, lengkap akal, lengkap jasad), sementara kesempurnaan adalah orientasi. Kesempurnaan iman adalah taqwa, begitu para ulama berkata!
Siap tidak siap , haruslah siap. Hidup dan kehidupan adalah kisah yang menantang. Setiap detik adalah perjuangan. Untuk bisa berjuang dan berani, ya.. harus siap! Ayo, SIAPPPPPPPPPP GRAKKKKKKKKKKK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar