SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Senin, 11 Juli 2016

Kerahasiaan dan Keamanan

Sebagian atau seluruhnya pelaku dakwah (para da’i) yang membaca tulisan ini kemungkinan besar sudah pernah membaca sebuah buku penting yang menjelaskan tentang kerahasiaan dan keamanan di dalam perjuangan dakwah. Di era dakwah saat ini kita harus tetap belajar dari cara-cara Nabi melakukan penataan terhadap rahasia pergerakan namun tetap melakukan dakwah secara terang-terangan. Bahkan ketika beliau sudah pindah ke Madinah, Nabi dan para sahabatnya tetap melakukan penjagaan terhadap rahasia-rahasia tatanan pergerakannya meskipun kala itu sudah memasuki fase dakwah terang-terangan atau keterbukaan di depan publik (Jahriyah).

Kita harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan rahasia guna mengamankan perjuangan dakwah dari orang-orang yang berniat jelek. Semua bertujuan untuk memenangkan pertarungan antara hak dan kebatilan dan meminimalisir dampak negatif apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kita harus memberikan jaminan utuh bahwa seluruh gerak-gerik dakwah harus aman dari hal-hal yang membahayakan dakwah itu sendiri.

Apapun jenis organisasinya selalu memiliki sisi rahasia dari aktivitas dan datanya. Kerahasiaan atau yang sering disebut dengan istilah SIRRIYAH adalah suatu hal yang lumrah bagi sebuah organisasi. Apatah lagi jika itu adalah sebuah organisasi dakwah yang sudah bisa dipastikan akan memiliki banyak penentang dan musuh yang nyata. Kita diwajibkan over-protective!

Untuk apa menjaga kerahasiaan? Tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memberikan kemananan (AMNIYAH) bagi organisasi dakwah itu sendiri dan juga agar orang-orang yang terlibat di dalam pergerakannya. Kita harus cerdas dan mampu bermain cantik didalam menerapkan prinsip kerahasiaan dan keamanan pergerakan dakwah. Juga harus pandai dalam membaca setiap situasi agar tidak mudah terjebak di dalam tipuan-tipuan dan makar musuh agama. Di sinilah pentingnya berjamaah, berkumpul dan bergerak bersama. Harus ada yang saling mengingatkan bahwa keterampilan dalam hal kerahasiaan dan keamanan adalah mutlak diperlukan untuk menjadi pemenang.

Islam memberikan pelajaran penting bahwa dalam bersiasat membela kebenaran dan kejayaan agama harus dilakukan secara profesional. Manajemen pergerakan harus tersandarisasi dan tetap di bawah satu komando dan berkonsultasi dengannya. Untuk suatu kondisi tersulit sekalipun, seseorang yang sedang berada di medan pertarungan diperbolehkan untuk berdusta. Misalnya si Fulan tertawan oleh pasukan musuh dan ia ditanyai tentang strategi penyerangan, si Fulan dibolehkan berdusta untuk mengecoh strategi musuh. Ia boleh berdusta ketika ia ditanyakan letak atau posisi strategis jantung pertahanan kaum muslimin, dianjurkan berdusta agar musuh terkecoh. Demikian juga halnya di dalam peperangan tanpa melibatkan unsur fisik. Bila musuh-musuh dakwah telah jelas di depan mata maka prinsip-prinsip kerahasiaan untuk keamanan dakwah harus tetap diterapkan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini