Tiada indahnya bila ternyata harus menjadi yang kedua.
Disebabkan pesona tak sama, mengusik jiwanya.
Perhatian terbagi dua, tak sama adil merata malah.
Satunya berjatah yang sedikit, sekadarnya.
Ingatan tak sempurna kepada yang satu.
Bayangan terpecah, fokus tak menentu.
Demikian ketika cintanya tumbuh terpaksa.
Cinta yang tak merata terbenihkan di lahan-lahan jiwa penuh
harap.
Betapa sedihnya ketika mengetahui diduakan.
Rasa tak kuat kaki menginjak bumi melangkahkannya.
Keterpaksaan melanda diri nan berbalut sungkan.
Maka begitulah ketika cinta telah tercurahkan.
Tiada yang sanggup menjadi yang kedua.
Aduhai engkau yang tega menduakan.
Mengapa engkau hadirkan rasa tak bahagia.
Bila duka memuncak, murka akan lahir.
Maka begitulah cerita anak manusia yang diduakan.
Bila manusia saja demikian murkanya, apatah lagi yang
menciptakannya?
Jika membuat-Nya menjadi yang kedua maka bersiaplah.
Bersiaplah menemui suatu masa yang menyakitkan.
Masa yang dijanjikan dan di saat itu amat menggelisahkan.
Kelak menjadi penyesalan tiada akhir di hari akhir bagi mereka
yang menduakan.
JHD
JHD
2 komentar:
Permisi pak, mau tanya gimana kalo tentang D3 ANALIS KIMIA? kebetulan bapak pernah kuliah di Kimia MIPA. kata guru saya, Analis kimia jg bisa dikatakan sbg peneliti, dan selalu ada di laboratorium, bahkan analisanya bisa kemana mana kalo kimia MIPA hanya melakukan analisa utk pembuktian teori saja. Saya minta saran pak soalnya saya dari SMK ANALIS KIMIA yang ingin meneruskan kuliah tapi masih ragu dikeduanya. Karna saya punya cita cita bekerja di laboratorium sbg peneliti. Terimakasih.Harap balas karna butuh banget.
@Eksa Tamara :
Pada dasarnya menjadi peneliti bisa dilakoni oleh siapa saja. Tentu saja pada tingkat dan jenis keilmuan yang berbeda. Tinggalkan keraguan, pilih saja sesuai dengan yang diinginkan hati. Seraya mengucap: Bismillah.
Terima kasih.
Posting Komentar