Ditulis oleh Rully Fatriani, Mahasiswa Prodi S2
Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Inisiasi Menyusu Dini atau IMD adalah tindakan ibu
memberi kesempatan kepada bayi untuk mulai menyusu sendiri segera setelah
lahir. IMD dilakukan ibu dengan cara meletakkan bayi di atas dada/perut ibu
segera setelah lahir sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit antara ibu dan
bayi setidaknya selama satu jam pertama kelahiran. Ibu membiarkan bayi
menemukan puting susu untuk menyusu pertama kali dan memastikan bayinya
mendapatkan kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar, berwarna
kekuning-kuningan. Keberhasilan tindakan ibu dalam pelaksanaan IMD harus didukung
oleh pengetahuan dan sikap ibu itu sendiri serta adanya dukungan dari bidan
atau dokter penolong persalinan. Dukungan dari keluarga yang hadir menemani
persalinan juga sangat dibutuhkan oleh ibu untuk mewujudkan keberhasilan IMD.
Manfaat IMD telah banyak diuraikan oleh banyak
pakar. Kalau di Indonesia, pakar yang sering bicara dan menulis soal IMD adalah
dokter anak senior Utami Roesli, bukunya banyak dirujuk oleh banyak karya
ilmiah yang berhubungan dengan IMD dan juga sering diundang untuk berbicara
mengenai IMD dan ASI eksklusif. Penelitian-penelitian tentang IMD juga dapat
dirujuk dari Fikawati dan Syafiq, Permatasari, Raharjo, Syam dan Amiruddin,
Priscilla dan Elmatris, dll.
Kalau tertarik bahasan manfaat IMD dalam bahasa
Inggris, silakan buka situs WHO tentang early breastfeeding initiation.
Situs tersebut memuat dua tulisan systematic review dari Khan dkk (2014)
dan Debes dkk (2013) yang bicara banyak soal manfaat IMD, khususnya hubungannya
dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). IMD terbukti mampu menyelamatkan
nyawa bayi, meskipun caranya sederhana saja. Waktunya tidak lama, hanya satu
jam saja. Pelaksanaan IMD tidak memerlukan tindakan yang berisiko tinggi atau
tindakan yang berbiaya mahal.
Manfaat IMD antara lain:
·
Menghangatkan
tubuh bayi. Mencegah bayi dari kedinginan (Hipotermia). Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa suhu
tubuh bayi akan naik minimal satu derajat apabila berlekatan dengan kulit dada
ibunya.
·
Ibu dan
bayi merasa lebih tenang dan nyaman.
Kontak kulit antara ibu dan bayi merupakan ‘penguatan’ ikatan kasih sayang
antara ibu dan bayinya.
·
Membuat
ibu tenang dan lebih kuat menahan nyeri. Ini disebabkan oleh meningkatnya hormon endorfin. Hormon ini bertanggung
jawab dalam memberikan kenyamanan dan mengurangi nyeri.
·
Dapat
membantu mengeluarkan plasenta lebih cepat. Ini terjadi karena ada peran hormon oksitosin yang meningkat dalam tubuh
ibu. Hormon ini berperan dalam memperkuat kontraksi uterus (rahim) sehingga
plasenta lebih mudah keluar. Penelitian juga menunjukkan bahwa mekanisme ini
dapat mengurangi risiko perdarahan pada ibu.
·
Bakteri
baik dari kulit ibu akan menempel pada kulit bayi, memberi perlindungan dari
kuman berbahaya. Bayi juga mendapat kolostrum
yang mengandung zat terbaikbagi bayi. Kolostrum berperan dalam meningkatkan kekebalan
tubuh bayi dan meningkatkan kecerdasan bayi.
·
Memberikan kemudahan bagi ibu untuk menyusui secara eksklusif. Telah banyak
penelitian membuktikan bahwa ibu yang lebih dini menyusui akan lebih mudah
menyusui pada hari-hari atau bulan-bulan berikutnya. Bahkan, isapan dini yang
dilakukan segera setelah bayi lahir berhubungan dengan meningkatnya produksi
ASI pada hari ke empat berdasarkan hasil penelitian.
Kesalahpahaman Mengenai IMD sangat sering terjadi, terutama bagi mereka yang sama sekali tidak pernah
terpapar informasi-informasi kesehatan. Kesalahan ini lahir dari adanya
pengetahuan yang rendah tentang IMD dan sikap negatif terhadap IMD.
·
Banyak yang meyakini bahwa bayi akan kedinginan jika dibiarkan tak berpakaian di atas dada
ibunya. Padahal anggapan ini salah. Pada saat IMD, bayi diselimuti, bayi diberi
topi atau penutup kepala. Suhu tubuh bayi bahkan naik satu derajat di atas dada
ibunya.
·
Ibu
terlalu lelah jika segera menyusui karena baru saja melahirkan. Ini juga tidak benar karena dengan bersentuhan
dengan bayi melalui kontak kulit langsung, ibu akan memiliki lebih kuat untuk
menahan nyeri.
·
Tenaga
kesehatan tidak tersedia, kamar bersalin/kamar operasi sibuk. Tidak benar karena ibu
berhak meminta bidan untuk membantu ibu dalam IMD. Alasan ini tidak dibenarkan. tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
dapat dituntut karena tidak menaati Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun
2012.
·
Bayi harus
segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, diukur, disuntik Vit K, diberi tetes
mata. Tidak benar karena boleh
ditunda dulu sampai IMD selesai. Asuhan Persalinan Normal telah menjelaskan
secara rinci bahwa IMD harus didahulukan daripada asuhan bayi baru lahir
seperti menimbang, mengukur, dsb.
·
Ibu harus dijahit. Bukan masalah. IMD adalah proses membiarkan bayi di atas
dada ibunya. Jadi, tidak akan mengganggu tindakan medis yang dilakukan pada
ibunya di jalan lahir.
·
ASI tidak keluar. Tidak masalah karena IMD dapat memicu ASI keluar menurut
banyak penelitian. Isapan dini yang dilakukan bayi akan memicu dan meningkatkan
produksi ASI.
·
Jumlah ASI tidak cukup pada hari-hari pertama sehingga
bayi diberi minuman lain. Pemahaman
ini juga tidak benar karena kebutuhan bayi cukup dengan diberikan ASI saja mulai
dari bayi lahir sampai 6 bulan berikutnya. Semua kebutuhan hidupnya telah
tercukupi dengan ASI.
·
ASI yang
pertama kali keluar (kolostrum) tidak baik bagi bayi. Tidak benar karena kolostrum kaya akan nutrisi luar biasa yang tidak dapat
digantikan oleh nutrisi di dalam susu formula, madu, kurma, air gula, teh manis
dan minuman prelakteal lainnya.
·
IMD hanya
tergantung tindakan bidan saja. Tidak benar karena keberhasilan IMD juga ditentukan oleh niat kuat
dan faktor perilaku ibu yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu berkaitan pelaksanaan IMD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar