SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Selasa, 19 September 2017

Cara Sederhana Menyelamatkan Nyawa Bayi: IMD!



Ditulis oleh Rully Fatriani, Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Inisiasi Menyusu Dini atau IMD adalah tindakan ibu memberi kesempatan kepada bayi untuk mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. IMD dilakukan ibu dengan cara meletakkan bayi di atas dada/perut ibu segera setelah lahir sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit antara ibu dan bayi setidaknya selama satu jam pertama kelahiran. Ibu membiarkan bayi menemukan puting susu untuk menyusu pertama kali dan memastikan bayinya mendapatkan kolostrum yaitu ASI yang pertama kali keluar, berwarna kekuning-kuningan. Keberhasilan tindakan ibu dalam pelaksanaan IMD harus didukung oleh pengetahuan dan sikap ibu itu sendiri serta adanya dukungan dari bidan atau dokter penolong persalinan. Dukungan dari keluarga yang hadir menemani persalinan juga sangat dibutuhkan oleh ibu untuk mewujudkan keberhasilan IMD.

Manfaat IMD telah banyak diuraikan oleh banyak pakar. Kalau di Indonesia, pakar yang sering bicara dan menulis soal IMD adalah dokter anak senior Utami Roesli, bukunya banyak dirujuk oleh banyak karya ilmiah yang berhubungan dengan IMD dan juga sering diundang untuk berbicara mengenai IMD dan ASI eksklusif. Penelitian-penelitian tentang IMD juga dapat dirujuk dari Fikawati dan Syafiq, Permatasari, Raharjo, Syam dan Amiruddin, Priscilla dan Elmatris, dll.

Kalau tertarik bahasan manfaat IMD dalam bahasa Inggris, silakan buka situs WHO tentang early breastfeeding initiation. Situs tersebut memuat dua tulisan systematic review dari Khan dkk (2014) dan Debes dkk (2013) yang bicara banyak soal manfaat IMD, khususnya hubungannya dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). IMD terbukti mampu menyelamatkan nyawa bayi, meskipun caranya sederhana saja. Waktunya tidak lama, hanya satu jam saja. Pelaksanaan IMD tidak memerlukan tindakan yang berisiko tinggi atau tindakan yang berbiaya mahal.

Manfaat IMD antara lain:
·         Menghangatkan tubuh bayi. Mencegah bayi dari kedinginan (Hipotermia). Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa suhu tubuh bayi akan naik minimal satu derajat apabila berlekatan dengan kulit dada ibunya.
·         Ibu dan bayi merasa lebih tenang dan nyaman. Kontak kulit antara ibu dan bayi merupakan ‘penguatan’ ikatan kasih sayang antara ibu dan bayinya.
·         Membuat ibu tenang dan lebih kuat menahan nyeri. Ini disebabkan oleh meningkatnya hormon endorfin. Hormon ini bertanggung jawab dalam memberikan kenyamanan dan mengurangi nyeri.
·         Dapat membantu mengeluarkan plasenta lebih cepat. Ini terjadi karena ada peran hormon oksitosin yang meningkat dalam tubuh ibu. Hormon ini berperan dalam memperkuat kontraksi uterus (rahim) sehingga plasenta lebih mudah keluar. Penelitian juga menunjukkan bahwa mekanisme ini dapat mengurangi risiko perdarahan pada ibu.
·         Bakteri baik dari kulit ibu akan menempel pada kulit bayi, memberi perlindungan dari kuman berbahaya. Bayi juga mendapat kolostrum yang mengandung zat terbaikbagi bayi. Kolostrum berperan dalam meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan meningkatkan kecerdasan bayi.
·         Memberikan kemudahan bagi ibu untuk menyusui secara eksklusif. Telah banyak penelitian membuktikan bahwa ibu yang lebih dini menyusui akan lebih mudah menyusui pada hari-hari atau bulan-bulan berikutnya. Bahkan, isapan dini yang dilakukan segera setelah bayi lahir berhubungan dengan meningkatnya produksi ASI pada hari ke empat berdasarkan hasil penelitian.

Kesalahpahaman Mengenai IMD sangat sering terjadi, terutama bagi mereka yang sama sekali tidak pernah terpapar informasi-informasi kesehatan. Kesalahan ini lahir dari adanya pengetahuan yang rendah tentang IMD dan sikap negatif terhadap IMD.
·         Banyak yang meyakini bahwa bayi akan kedinginan jika dibiarkan tak berpakaian di atas dada ibunya. Padahal anggapan ini salah. Pada saat IMD, bayi diselimuti, bayi diberi topi atau penutup kepala. Suhu tubuh bayi bahkan naik satu derajat di atas dada ibunya.
·         Ibu terlalu lelah jika segera menyusui karena baru saja melahirkan. Ini juga tidak benar karena dengan bersentuhan dengan bayi melalui kontak kulit langsung, ibu akan memiliki lebih kuat untuk menahan nyeri.
·         Tenaga kesehatan tidak tersedia, kamar bersalin/kamar operasi sibuk. Tidak benar karena ibu berhak meminta bidan untuk membantu ibu dalam IMD. Alasan ini tidak dibenarkan. tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dapat dituntut karena tidak menaati Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012.
·         Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, diukur, disuntik Vit K, diberi tetes mata. Tidak benar karena boleh ditunda dulu sampai IMD selesai. Asuhan Persalinan Normal telah menjelaskan secara rinci bahwa IMD harus didahulukan daripada asuhan bayi baru lahir seperti menimbang, mengukur, dsb.
·         Ibu harus dijahit. Bukan masalah. IMD adalah proses membiarkan bayi di atas dada ibunya. Jadi, tidak akan mengganggu tindakan medis yang dilakukan pada ibunya di jalan lahir.
·         ASI tidak keluar. Tidak masalah karena IMD dapat memicu ASI keluar menurut banyak penelitian. Isapan dini yang dilakukan bayi akan memicu dan meningkatkan produksi ASI.
·         Jumlah ASI tidak cukup pada hari-hari pertama sehingga bayi diberi minuman lain. Pemahaman ini juga tidak benar karena kebutuhan bayi cukup dengan diberikan ASI saja mulai dari bayi lahir sampai 6 bulan berikutnya. Semua kebutuhan hidupnya telah tercukupi dengan ASI.
·         ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) tidak baik bagi bayi. Tidak benar karena kolostrum kaya akan nutrisi luar biasa yang tidak dapat digantikan oleh nutrisi di dalam susu formula, madu, kurma, air gula, teh manis dan minuman prelakteal lainnya.
·         IMD hanya tergantung tindakan bidan saja. Tidak benar karena keberhasilan IMD juga ditentukan oleh niat kuat dan faktor perilaku ibu yang terwujud dalam pengetahuan, sikap dan tindakan ibu berkaitan pelaksanaan IMD.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini