SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Senin, 19 November 2007

Selamat Datang Ruh Baru FMIPA 2007

“Bismillah, kakanda ruh ini terlalu bahagia dengan nikmat ini, segala puji bagi Allah. Adakah kakanda ingin merasakannya? Allahu Akbar.. Generasi yang dinantikan telah datang.. Allahu Akbar..”. Sebuah SMS tiba di dalam layar ponselku di sela-sela penantian mutarabbiku di sebuah masjid di kawasan Pauh sore Jumat, 16 Nov 2007. SMS itu berasal dari salah seorang sahabat dakwahku yang baru saja merasakan keagungan nikmat Allah melalui pembukaan Islamic Training in Nature. Sebuah program ‘ahlan wa sahlan ala kaderisasi’ dari lembaga dakwah di fakultasku. Kurang lebih, lebih atau kuirang, sahabatku menyatakan kebahagiaannya karena melihat peserta (baca : mahasiswa baru) sangat banyak! Banyak..., mudah-mudahan akan banyak lagi yang datang pada esok harinya. Mungkin inilah yang dikatakan ‘kemenangan babak baru’. Ya! Kemenangan di babak pertama, baru pertama... Ingat, babak kedua, ketiga, akan memiliki tantangan yang beraneka rasa dan aroma...

Terdengar melalui hantaran angin yang berbisik di ruang indera dengarku. Rupanya tahun ini adalah tahun paling gemilang, dan insya Allah menjadi penyempurna kegemilangan tahun lalu, dua tahun lalu, dan seterusnya sebelumnya. Tahun ini adalah prestasi besar para pengurus lembaga dakwah fakultas, instruktur training, panitia... dan tidak tertutup kemungkinan ada andil besar dari calon peserta itu sendiri... bahkan juga tanpa mengesampingkan andil-andil orang-orang yang mengelilingi mereka.

Adalah aku yang sekarang hanya diam menonton, menyaksikan bulir-bulir keringat mereka berjuang. Mendengar setiap kebahagian, kesenangan, dan keceriaan wajah dan kalbu-kalbu masing-masing dari para pejuang itu, sahabat dakwahku... Bukan tak banyak yang berkata, inilah keajaiban yang ajaib dengan prestasi, kemujaraban yang mujarab dengan keajaiban... di tengah-tengah ‘ketidakmatangan’ kepengurusan. Padahal, ini salah besar... Analisisku secara ‘bodoh’ pun sudah memperkirakan keterbalikan fakta dari dugaan orang yang tak sedikit itu... Dan sebenarnya, kita pun harus sadar bahwa mereka terdiri dari orang-orang yang memiliki potensi, ada beberapa yang telah teruji, baik kemampuan teoritis maupun praktisnya...

Kematangan kepengurusan tidak hanya dilihat dari faktor internal alamiah saja. Pemahaman yang mendalam tentang manhaj, keseriusan yang berarti dari tiap diri pribadi, atau hanya sekedar melihat faktor sejarah parsial... ‘background’, pengalaman lapangannya! SAJA.... Tidak hanya itu saja akhi! Matangnya ‘produk yang sedang memproduksi’ tidak hanya dilihat dengan parameter-parameter teoritis itu. Ada perangkat lunak yang harus lebih jeli untuk kita pahami. Keberhasilan itu ‘pada hakikatnya’ bersumber dari yang nomer satu, spiritualitas. Bersumber dari keakraban yang tinggi dengan Rabb... yang kita sebut dengan energi muraqabah... Energi itulah yang akan menyinari, menyuburkan, dan memperlancar metabolisme reaksi gerak.


Analisis ilmiah keduaku adalah faktor pendukung lainnya. Prestasi dahsyat akan muncul ketika lingkungannya mendukung. Iya benar! Dukungan itu harus diperhitungkan di sini. Era kegemilangan, kedahsyatan ini bukanlah keadaan yang tiba-tiba. Iya benar! Dukungan itu harus diperhitungkan di sini. Era kegemilangan, kedahsyatan ini bukanlah keadaan yang tiba-tiba. Ada beberapa faktor dukung dari luar. Hadirnya ESQ, munculya SAPS, kokohnya ASRAMA, tegaknya Mentoring... Dan tak terlalu cairnya ‘kegiatan jahil senior’ yang membudaya dari dahulu kala. Inilah era positif yang bersumber dari daya dukung birokrat yang lebih peduli...

Ibaratkan gawang-gawang bola itu telah semakin dekat mengelilingi kita. Sementara itu bola telah berada persis tak jauh dari kaki kita. Tinggal tendang akhi! MASUK! Kemana saja diarahkan, insya Allah masuk... dan semuanya berpulang pada kita... Kita mencintai ‘gerakan kaderisasi’ atau tidak, mau bekerja atau tidak, begitu begini, dan sebagainyanya... dan lain-lain. So pasti.., kami yakin akan sukses... Begitulah para pengamat, termasuk salah seorang kakanda teladanku, ‘sesepuh’ dakwah Rabbani menilainya. Dan diri ini pun bingung... Huh. Koq!?!

“Ketika datang kemenangan itu, hanyalah tasbih dan istighfar yang layak menghiasi lisan. Selamat berjuang saudaraku, semoga keikhlasan menyertai setiap langkah-langkahmu mengagungkan Islam”

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini