Mengenang kembali KISAH KPST (Perjuangan 'Ilmiah') di Tangerang…
Bersama sepi di sini, kucoba menenangkan jiwa. Meraih keindahan hari esok. Tak terasa hampir sebulan kaki ini menjelajahi negeri yang jauh. Hanya kekuatan asa jualah yang mendorong semuanya dapat terjalani. Alhamdulillah, ya Rabb inilah karunia-Mu untuk hamba hina dina ini dalam melintasi dan meneguk makna hidup dari-Mu... Sahabatku, inilah daku, telah mengakhiri kesendirian hidup di bulan ini. Bukanlah suatu yang istimewa bila aku berkata, inilah kesendirian yang sangat jarang hadir di dalam sejarah hidupku. Inilah kesendirian yang terasa nikmat. Mengisi hari-hari yang penuh dengan aneka cerita baru… Baru, betul-betul baru! Dan di dalamnya banyak makna baru yang muncul…
Seakan jiwa ini akan bertanya lagi pada bulan yang sedang menatap pada tiap malam. Makna yang mana? Tapi ia membisu, cuek, tidak memperhatikanku. Walau ada asa yang menjemput jiwa, jiwa yang pernah lesu…. Ia ingin hadir namun kaku, lumpuh, mengapa? Melepas beribu kepenatan kalbu, memikir, meresapi dan entah… Diri ini pun terbuai dalam irama-irama ketukan, sentuhannya! Oh asaku, kemanakah aku menjemput dikau untuk menemaniku mencari makna hidup… Begitu ucapku dalam hati.
Aduhai, tiada guna diulang lagi. Cukuplah selama sebulan terlintas segala mimpi. Kata orang, inilah mimpi yang nyata. Serasa bermimpi memang. Tapi bagiku ini bukan mimpi. Inilah cerita yang berulang untuk menegaskan kembali bahwa : di balik semuanya ada makna. Kata orang bijak, semua ada hikmahnya. Kisah-kisah lalu itu hanya berulang saja, sepertinya.
Sahabat, mungkin kebersamaan atas bait-bait ini mengundang keanehan dan penuh tanya yang tak putus. Namun tetaplah bersabar karena ini bukanlah yang terakhir kalinya. Inilah akhir dari yang sebentar itu. Aku ingin menuang segala niat yang ingin keluar. Dan hendaknya tiada yang mampu mengoreksinya. Karena ini adalah hakku. Benar bukan? Karena aku pun telah berkata dari dulu hingga sekarang bahwa inilah saat-saat dimana aku akan mengukir dokumentasi hidup, melepas lelah, atau sekedar meraih makna hidup. Atau sekedar mencari-carinya guna menyelesaikan pegangan bagi misi di akhir hidup. O hidupku, begitulah!
Tak perlu risau dengan ujung ataupu akhir hidup, cukuplah berikhtiar karena Allah, berdo’a dan bertawakkal hanya kepadaNya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar