Kamis, 7 Februari 2008. Pagi yang indah, kicauan burung sayup-sayup terdengar, tertambahkan… ayam jantan bernyanyi ria. Wisma Iqra tempat ana tinggal bersedih, telah terlihat senyuman kesalnya yang lumayan asing wal aneh. Dasarm tak tahu diri. Ana masih berada di balik selimut, wah, sudah jam 10 pagi masih tertidur (tapi dah shalat shubuh, tadi ‘restart’ pukul 7.00 pagi hari), begitulah nasib hari kamis, di saat libur kemarin…
Rupanya bangun juga, ana segera mandi. Setelah fresh, makan, lalu menuju depan layar-layar di GLOBAL media. Weleh-weleh, rupanya ada yang baru di sana. Banyak sekali! Gak ngerti kaliiieeeeeeee...
Yang paling berharga, tepat shalat zhuhur di Masjid Al Muttaqin. Masjid yang telah lama berstatus DPC alias Da’wah Planning Centre. Siapa ADK UNAND yang tak kenal? Pasti kenal! Ana bertemu Rahmat, sahabat qur’ani sepanjang masa. Tiada mengenal kata lelah untuk berjuang mencintai. Seusai zhuhur kami ke Masjid Nurul Iman, biasa, mencari sesuatu yang mahal dan baru, minimal bagi seorang JHD.
Yang dicari belum hadir, tutup! Ayo akh, ke Ulak Karang (UK) aja. Sekalian ngantar sesuatu yang hebat ke sana. Kita bertemu kepada sesuatu yang unik. Yup katanya. Tiba di UK, dua tempat diamati, tak cocok. Kecil dan terlalu (...). Jadi, ke -yang unik- tadi. Sampai di sana, dispesialkan jadi TAMU.
Bosan, cabut dulu ya akh. Akhirnya sampai di Sebuah Rumah Makan di depan Fakultas Kedokteran UNAND. Berhenti untuk ngisi perut dulu akh. Yup. Siap ‘nraktir? Terserah, walau gak jadi. Setelah itu shalat ashar di Darul ‘Ulum, sebuah masjid di dekat para HAFIZH Alqur’an, di depan ehmmmm. Demikian hingga sore itu berakhir.
Apa yang bisa diperoleh? Rupanya manajemen waktu seorang JHD telah berserakan hari itu. Tak jelas arahnya. Akhirnya berserakan begitu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar