Lagu Nia Daniaty (betul ya?), kalau tidak salah itu cuplikan syairnya lagu Nia Daniaty. Lagu ini diputar di bus perusahaan yang saya tumpangi sepulang kerja, kemarin. Wah, ini mengingatkan masa kecil saya ketika dahulu bunda sangat senang memutar lagu itu di tape, di saat-saat beliau lagi ‘nyantai di rumah. Tapi yang lebih serunya dan terasa seperti sebilah pisau yang mengiris, adalah sya’ir itu sekaligus mengingatkan saya tentang takdir cinta, katakanlah semacam kekecewaaan dalam cinta. Hush, ngomong cinta, jangan keras-keras, tak baek… Orang akan banyak yang su’uzhan ‘ntar…
Nah, itu, cinta. Lagi-lagi cinta. Cinto… antahlah. Mungkin, itu sebuah sya’ir yang berwujud pada penyerahan dalam akhir episodenya, eps, tapi ingat, ini bukan penghambaan dalam masalah cinta. Penghambaan hanyalah untuk-Nya. Menyerah! Cerita cinta yang sudah tidak mungkin dilanjutkan, Begitulah kesimpulannya. Semoga dimengerti. Titik
Titik...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar