SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Kamis, 13 Agustus 2009

Dunia Terbalik Menjungkir | Cerita Keluarga

Tidak untuk ditertawakan, tidak untuk ditangisi, juga tidak untuk dilihat saja. Perlu aksi para pejuang peradaban, ikhwan wa akhwat seluruhnya dalam menata kembali dunia yang carut marut.

Dunia terbalik menjungkir, sebuah pernyataan bukan tanpa alasan. Saksikankah kemelaratan aqidah, kekosongan moral, kenistaan amal yang menyeruak dimana-mana. Orangtua 'menjual' kesucian anak gadisnya di depan televisi, saudara 'memperkosa' masa depan saudarinya di studio-studio, status pra nikah membanjiri mulut ibu-ibu, gadis-gadis, hingga putri-putri mungil negeri ini.




Ironis. Seorang yang masih 'single' menjadi tabu karena tak berpacaran, karena tak bertunangan, karena belum menikah pada usia yang berbilang. Seolah ia mencoreng nama baik keluarga dengan sebutan TAK LAKU. Sehingga mereka yang sedang berpacaran atau sekian lama bertunangan disebut sebagai manusia berharga!!!

Dunia terbalik menjungkir...

Ironis. Ayah Ibu mengelu-elukan anaknya yang fasih English, hebat Matematika, lihai gemulai menari, sementara bacaan alif ba ta tsa masih terbata dan belum sampai huruf jim ha kha dal pun, seakan Ayah Ibunya telah menjadi Orangtua sukses, sukses meng-inggriskan anaknya, sukses memeras otak anaknya dgn hitungan angka, sukses mempertontonkan lekuk lembut tubuh anaknya!!!

Dunia menjungkir terbalik...

Ah, tak perlu kuurai lanjut, semua cerita di atas adalah cerita keluarga. Keluarga yang jauh dari nilai yang diusung Islam. Keluarga yang jauh dari dakwah dan tarbiyah, dan itu semua semoga jauh-jauh, semoga jauh dari keluarga yang kita miliki dan ingin miliki.

Solusi pertama, mulai dari diri sendiri dan keluarga. Jadikan keluarga kita menjadi keluarga pecinta Islam, keluarga dakwah dan tarbiyah, keluarga teladan yang mempesona mata batin. Biarkan para setan dan teturun Iblis menangis, terlepas dari anggapan manusia tentang kita, silakan saja mereka menggerutu kesal. Ingat, solusi pertama hanya bermula dari diri dan seperti apa kita berkeluarga, yakni dengan berkeluarga ala dakwah dan tarbiyah.

Solusi selanjutnya terserah Anda!

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini