Mari kita bicara sekali lagi dari hati ke hati, tentang cerita Ramadhan kita tahun ini. Mumpung masih belum terlalu panjangnya perjalanan yang kita tempuh (hari ini masih Ramadhan ke-4), mari mengamati sejenak ataupun lama tentang cerita Ramadhan kita masing-masing…
Apa yang kita ingat ketika Ramadhan diucapkan, maksud saya, ketika kata “RAMADHAN” terdengar di telinga kita? Apa saja informasi kilat yang masuk ke otak kita pada saat itu? Atau apa saja peristiwa atau tentang apakah yang kita langsung ingat???
Ramadhan oh Ramadhan, saya yakin dan sangat yakin sekali. Ketika Ramadhan terucapkan, sebagian di antara kita langsung mengingat kata lapar, puasa, haus, minum, makan, tarawih, berbuka, sahur. Peristiwa atau keadaan itu langsung teringat, seperti sudah ada rekaman terlebih dahulu di dalam otak kita. Akan tetapi perlu kita tanya kembali, itu sajakah? Sampai di sanakah cerita, peristiwa, atau keadaan yang langsung kita ingat? TIDAK!!! Saya hanya ingin mengingatkan kita bahwa Ramadhan itu identik juga dengan peringatan “Al-Quran”, ya, Al-Quran Alkarim, kitab suci umat Islam yang mulia.
Ketika kata “Ramadhan” terucapkan dan kita dengarkan, pikiran kita mestinya langsung tertuju dan mengingat kembali sejauhmana interaksi kita dengan Al-Qur’an. Jangan hanya bahasa lapar, jangan hanya bahasa haus, jangan hanya bahasa makan dan minum yang kita kenal bila mengenang Ramadhan.
Mari, wahai sahabat, belum terlambat. Mari kita mulai kembali tentang beberapa poin kelupaan kita tentang Ramadhan. Ramadhan dan Al-Quran sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Maka, detik ini… Mari kita berquran!!!! Sebab Ramadhan itu adalah peringatan Al-Quran!
Sekali lagi, mari kita berquran, rame-rameeeeeeeee!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar