SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Sabtu, 04 September 2010

Dan Akhirnya Saya Menjadi Anak Teknik

Sebuah Catatan Pribadi dari Sudut Kamar Sepi Bisu :-)



Mei 2009 menjadi salah satu titik awal perjuangan hidup saya pasca perjuangan di dunia kampus, sekaligus sebagai isyarat bahwa ada lahan dakwah baru yang harus digeluti setelah direkrut dan dibina menjadi kader dakwah di dalam kampus selama hampir lima tahun sejak 2004 hingga 2009, katakan saja begitu. Kini, ada tempat baru yang tak pernah saya duga sebelumnya, sebuah pabrik yang berlokasi di belantara akasia dan kelapa sawit Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi, pabrik yang merupakan salah satu perusahaan di bawah manajemen Sinar Mas Group, menurut survei beberapa majalah internasional Sinar Mas adalah satu di antara perusahaan konglomerasi besar di negeri ini yang menempatkan pemiliknya dalam tiga besar manusia terkaya Indonesia (2010).


Sudah, sudah, tulisan ini bukanlah cerita tentang perusahaan dan kekayaan pemilik perusahaan. Potongan informasi di atas hanya sebagai ‘intro’ dari cerita saya selanjutnya. Sekadar ingin berbagi tentang satu episode dari pengalaman hidup saya, semoga menjadi pembelajaran buat anak cucu, para sahabat, dan orang-orang yang mau menerima cerita saya sebagai motivasi dan semangat mereka untuk mengarungi perjalanan panjang hidup ini, mungkin sedikit cerita sederhana ini mampu menambah keakraban persahabatan kita ketika siapapun pembaca memahami tentang saya dan kehidupan saya.


Hidup adalah perjuangan! Mari wahai sahabat, mari teriakkan kata itu dengan segala energi tersimpan dalam jiwa kita untuk melakukan perjuangan itu. Hidup adalah perjuangan! Saya sangat yakin bahwa siapapun kita pasti sedang dan akan terus berjuang, sebagai pertanda bahwa ada ciri kehidupan ada di dalam diri kita.


Memulai perjuangan sebagai karyawan perusahaan, lebih tepatnya karyawan pabrik (baca saja dengan santai ya J , saya ini “kuli pabrik”) industri pulp dan kertas, adalah sebuah pilihan berat bagi saya pada awalnya. Sebab ada cita-cita panjang dan besar yang pernah saya ukir di dinding hidup bahwa melanjutkan studi pasca sarjana adalah keniscayaan, harus S2 dan S3, harus dapat gelar Master hingga meraih gelar Doktor! Namun kenyataan Mei 2009 telah membuka cakrawala berpikir baru bagi saya, ada cerita baru yang harus dipelajari seksama yang sedikit menyimpang dari ‘khittah’ awal, meski bukan berarti cita-cita awal harus dikubur hidup-hidup.


Memasuki dunia industri, otomatis saya harus mampu menyesuaikan diri. Apalagi dengan status kader dakwah yang telah tertanam dalam diri sejak dari kampus. Ini menjadikan saya harus semakin kuat dan wajib mengingat pesan para Guru pengajian bahwa “nahnu du’at qabla kulli syai’in”, kita adalah da’i sebelum segala sesuatunya. Aktivis Dakwah Industri atau ADI, ya, ADI adalah ‘profesi’ baru bagi saya sebelum segala sesuatunya berjalan dan berskenario di dalam perjalanan saya menjadi kuli pabrik ke depan.



Bekerja Itu Bekerja

Program yang diadakan oleh perusahaan tempat saya akan bekerja untuk ‘menyambut’ karyawan baru adalah berupa program pemagangan yang merupakan proses singkat pelatihan (training) selama satu tahun, mereka menyebutnya AMP (Apprentice Management Program). Setiap peserta magang (karyawan training) diberikan aneka persyaratan dan aturan, setiap tiga bulan harus mengikuti evaluasi, hingga pada akhir program akan ada sebuah evaluasi akhir yang menjadi faktor utama penentu kelulusan sebagai karyawan “Permanen” atau tidak, sekaligus keberhasilan dalam program evaluasi akhir juga menjadi penentu besarnya ‘salary’ dan level (posisi) yang akan diperoleh selama menjadi Karyawan Tetap. Tidak sedikit yang gagal dalam mengikuti ‘kemauan’ perusahaan, menyebabkan seorang calon karyawan disuruh pulang oleh perusahaan ke kampung halamannya atau dikirim kembali di kampus tempat ia direkrut dahulu alias ‘pemutusan hubungan kerja’, dengan kata lain bahwa program pemagangan itu bukanlah mutlak mengantarkan kita menjadi karyawan tetap bila kita tidak mampu membuktikan kemampuan diri di hadapan User Manager.


Alhamdulillah, semuanya saya lewati dengan agak baik, passed!!! Hari ini saya telah menjadi Karyawan Tetap sebuah perusahaan milik Sinar Mas dengan penghasilan yang saya pikir bisa cukup-cukupan untuk menyambung hidup setiap bulannya, setidaknya tidak membebani Oarangtua lagi, alhamdulillah. Jika tidak merepotkan, sedikit info tentang perusahaan kami dapat dilihat di www.asiapulppaper.com atau www.sinarmasgroup.com


Melewati hari-hari pertama memang terasa berat, ada training yang ‘sedikit kurang menyenangkan’ dan membuat hati saya mengajak pulang ke rumah, tetapi biarlah ini menjadi kenangan dan pembelajaran berharga bagi saya tentang kehidupan selanjutnya! Ternyata bekerja itu ya bekerja, bukan bermain. Kita harus mengeluarkan kemampuan terbaik yang kita miliki agar dapat ‘exist’, bukan hanya coba-coba. Bekerja ya bekerja, bukan bermain. Kita harus menyiapkan segala perbekalan ruh, pikir, dan jasad untuk melakoninya dengan baik.


Masa Awal Ditarbiyah Sebagai ADI

Mei 2009 adalah bulan awal saya menginjakkan kaki dibelantara ini (sebenarnya kurang tepat sih bila disebut belantara, ini adalah kota kecil lho, ini adalah ibukota, yakni ibukota kecamatan yang memiliki sejumlah pabrik dari berbagai jenis industri). Kota kecil yang bernama Tebing Tinggi ini adalah ibukota kecamatan Tebing Tinggi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Jambi, janganlah dianggap seperti hutan kelam, dipenuhi monyet dan babi hutan (walaupun dua makhluk ini memang sering sih terlihat berkeliaran, hehehe), tetapi kota kecil Tebing Tinggi tetaplah menjadi kawasan yang aka berkembang pesat. Sinyal 3G HSDPA begitu kuat, mobil-mobil pribadi juga sudah mulai banyak, alat transportasi sungai, darat, dan udara juga sudah ada, baik itu bus maupun kapal motor, mobil travel, sepeda, sepeda motor, motor gerobak, bahkan helikopter dan pesawat jet juga sering terlihat mutar-mutar di atas kawasan perusahaan, tinggal kereta apinya yang masih belum ada. Beneran lho!


Seperti biasanya, seorang da’i yang harus berpindah dari domisili asal, harus mengurus proses mutasi agar bisa melanjutkan kegiatan pengajian di tempat baru. Ini saya lakukan! Bukan yang pertama tapi yang kedua kalinya. Dahulu, pernah juga mendapat surat ‘ajaib’ ketika tahun 2007 mutasi sementara dalam rangka mengikuti kegiatan Kuliah Praktik Sains dan Teknolgi (KPST) di Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong. Dapat Surat Ajaib! Surat ajaib adalah sebuah surat yang mampu mempertemukan hati-hati para da’i di tempat tinggal yang baru. Selanjutnya, saya memulai proses ‘istimrariyah’ setiap pekan, setiap waktu, setiap saat. Banyak yang baru, kesibukan mengurus dunia selalu tak mempengaruhi langkah-langkah kami menghadiri majlis pengajian yang diagendakan hampir setiap pekan, kecuali saat-saat tertentu yang tidak memungkin terlaksana.


Usia 1 Tahun

Hingga tulisan ini diterbitkan, saya telah berusia lebih satu tahun di pabrik ini. Berbagai kenangan telah saya jalani, alhamdulillah, semuanya berharga! Bercerita tentang pengalaman selama satu tahun, sepertinya perlu judul khusus untuknya, tidak cukup sebagai subjudul dalam tulisan ini (lain kali saja diceritakan ya…)


Beberapa Kesimpulan

Akhirnya saya menjadi anak Teknik! Ini adalah kalimat yang saya ucapkan dalam hati setelah mengamati lingkungan sekitar yang sebagian besar dipenuhi oleh anak Teknik, dan tentang ini SAYA WAJIB BERBANGGA sebab ada suasana interaksi baru yang LEBIH yang saya peroleh. Jika selama ini hanya LEBIH banyak berinteraksi dengan masyarakat Sains, maka dengan pengembaraan baru hari ini, saya telah membuka catatan kebersamaan baru, yakni dengan masyarakat Teknik.


Karyawan Pabrik umumnya berasal dari Fakultas/Jurusan Teknik atau Sekolah Teknik Menengah dari berbagai Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, ataupun Sekolah Menengah Teknik. Berinteraksi dengan mereka adalah pelajaran berharga bagi saya. Kita harus hidup dengan nuansa ketegasan, kita harus hidup dengan irama keras yang terkadang mengajak hati agar ‘tawuran’, hehehe maaf bercanda…

Inilah kesimpulan yang mendesak, tiba-tiba keluar memaksa saya berteriak : Akhirnya Saya Menjadi Anak Teknik, inilah saya, memang bukan siapa-siapa. Kami hanyalah hamba lemah yang ingin selalu berbagi dengan para sahabat. Berbagi itu indah, meski hanya sepotong cerita yang mungkin kurang berharga. Hal yang penting lagi adalah semoga keistiqamahan mengarungi jalan dakwah selalu menyertai masing-masing kalbu kita, amin.


Ditulis dari Kamar Sepi Bisu

Ramadhan 1431 H

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini