SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Jumat, 26 Oktober 2007

Kenangan 17 Oktober 2007

Sahabat, kenangan bukanlah sekedar untuk dikenang. Pelajaran yang paling berharga itulah yang sebenarnya kenangan. Guru yang berwujud sebagai pengalaman. Guru yang memberikan pengajaran learning by doing. Sebagaimana para pakar dan praktisi edukasi hidup berbicara : pengalaman adalah guru yang berharga. Tapi satu hal, jangan sampai terlupa bahwa untuk bisa ‘connect’ dengan guru yang berharga, terlebih dahulu kita harus bersiap diri menjadi murid yang berharga di mata dunia. Murid yang berharga di mata dunia adalah murid pembelajar sejati. Setiap detik adalah ibrah bagi akal, setiap detik adalah mau’izhah hidup,setiap detik adalah tarbiyah diri, setiap detik adalah ayat. Itulah persepsi sang murid yang berharga. Lebih akrabnya kita memanggilnya dengan murid sang pengalaman. Pengalaman yang lahir dari beragam kenangan yang pernah terukir. Berikut adalah sepotong kenangan yang terniat untuk diabadikan bermula dalam tampilan MS-Word, selanjutnya terserah anda... Lagi-lagi, ini kenangan bukan hanya sekedar dikenang sahaja. Namun insya Allah akan menjadi pelajaran abadi hingga sampai kapanpun... Sedemikian indah dan berharganya sebuah kenangan menjadikan seorang jhd sangat antusias mengukir berjuta kenangan, spesial untuk itu adalah ukiran kenangan persahabatan.

Sahabatku, inilah cerita yang tak seutuh aslinya. Hanya aktor-aktor yang beraksi di dalam kenanganlah yang mengetahui keutuhan cerita ini secara indah dan pasti. Katakanlah ini hanya penggalan. Tidak seutuh sebagaimana sang khalik mengurai kisah hidup. Inilah kenangan, kenangan yang diberi judul Kenangan 17 Oktober 2007...

Pagi itu, tidak terlalu menjanjikan kecerahan. Berharap cemas bila hujan akan tiba di sore harinya. Namun tekad yang berapi-api membuat diri jhd tidak mengulur langkah sedikitpun. Beberapa hari sebelumnya ada janji dengan Rahmat Firdaus akan menghadiri akad nikah sepasang sahabat dakwah FMIPA UNAND... Pagi itu, tanggal 17 Oktober 2007 adalah hari Rabu... Hari kebahagiaan sepasang hamba Allah yang akan memulai pengarungan samudera kehidupan... Rudi Hadi Suwarno (Ikhwan Biologi 2003) dan Fitria Yeni (Akhawat Farmasi 2002). Menurut rencana, insya Allah, akad nikah dilangsungkan di Salimpauang, Batusangkar, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat. Lokasinya memang cukup jauh dari Kota Padang. Perjalanan itu melewati Lubuk Alung, Sicincin, Kayu Tanam, Padang Panjang...

Berangkat dari Padang, jhd bersama Faldi, nama panggilan Nofaldi (Farmasi 2004). Kamin berdua menggunakan sepeda motor. Rahmat juga dengan menaiki sepeda motor ‘night rider’ beliau, (All Black) corak favoritnya, berangkat dari Bukit Tinggi menuju Batusangkar melewati Padang Panjang. Jhd dan Faldi menuju Lubuk Alung bertemu dengan Bang Dino (Aldino Desra), Yanuarman (Yayan), Andrew Valentino (Andre), dan Ajo Elet sang mahasiswa berstatus PNS... Ada kisah seru dan ‘nostalgiais’ di sini, begitulah sesederhananya jhd mengungkap kata. Ajo Yayan yang selama ini lama tidak berjumpa dengan jhd karena beliau pindah kuliah ke FK Unsyiah Banda Aceh, membekaskan rindu dalam dada, mengungkit memori yang berlalu... Yah! Seakan kisah perjuangan zaman doeloe menjadi pengikat persaudaraan abadi. Tidak hanya itu, pertemuan dalam ajang traveling kali ini lagi-lagi akan menjadi salah satu bagian yang wajib dikenang dalam rantai-rantai peristiwa hidup jhd. Ah, semua itu pasti akan membekas kenangan dalam dada. Sahabat, sungguh, ini adalah yang pertama, berharap semoga kekal ... Insya Allah.

Kira-kira beberapa menit saja, tak terasa ban motor kami melintas di Kota Padang Panjang, Kota Serambi Mekah Sumatera Barat... (Bersambung...)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bersambung??
what's next???

8 Tulisan Populer Pekan Ini