Katanya kita aktifis dakwah, namun bangun malam bukan rutinitas kita. Katanya kita adalah aktifis dakwah, tetapi banyak bicara sedikit bekerja, itulah semboyan kita. Katanya kita aktifis dakwah, dakwah adalah seutamanya kegiatan. Namun mengapa agenda dakwah kita tinggalkan berlama-lama. Kalaupun berdakwah, umumnya asal-asalan, sekedar singgah saja.
Lalu kita sebenarnya siapa? Mengikuti jejak Rasul adalah langkah juang kita. Namun mengapa sunnah-sunnahnya masih kita pertimbangkan. Cari alasan ini dan itu. Segudang kalimat tekad yang satu, kita mau mencontoh habis Rasulullah… Lalu kembali kita bertanya : “dimanakah para pencontoh Rasulullah habis-habisan?”. Mereka menjawab : “Semua butuh proses, tunggu sajalah, kami sedang melalu tahapan…”.
Katanya kita aktifis dakwah, hafalan juz ‘amma masih di luar kepala. Lalu kapan masuknya? Tilawah pun syukur-syukur bisa selembar sehari. Ironisnya, tilawah hanya saat ingat saja... na’udzubillah...
Ah sudahlah, tak usah banyak bertanya. Mungkin diri ini juga begitu. Kita jawab saja sejujurnya dari nurani yang terdalam. Seandainya saja diperbolehkan, pastilah kita menyebut aktifis dakwah tipe di atas adalah aktifis dakwah modern (ADM). ... dan mungkin boleh jadi diri ini masih layak berpredikat itu. Astaghfirullah...
(Cendana A/21, Ramadhan 1428 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar