Sahabat Dakwahku ytc, inilah curahan perasaan di akhir-akhir yang berbahagia… Sedih bercampur bahagia. Ramadhan akan segera berlalu dengan berjuta keindahan dan kenikmatan di dalamnya. Kini…, fajar kemenangan hampir menyapa. Begitulah perputaran waktu. Sunnatullah memang. Tiada seorang pun selain Dia, Rabb yang mulia, yang mampu menghentikan dan mengelola masa sedemikian rapinya.
Tangis bahagia, itulah ungkapan yang sempat terpikir oleh penulis, aku saat ini. Diriku menuai tangis, perpisahan dengan bulan mulia, takut bila kenikmatan mendirikan qiyamullail itu berhenti, cemas bila tilawah qur’an dengan semangat membara menghilang, akan rindu dengan saat-saat berbuka yang dinantikan, apalagi bila bersama dengan orang-orang yang kita cintai, berbuka dan sahur bersama para sahabat-sahabat yang shalih… Itulah kenikmatan, dan diri akan sangat sedih jika kenikmatan itu tak berbekas secuil pun ba’da ramadhan…
Sahabatku, aku hanya ingin bertukar rasa tentang suasan alam di jiwa. Ada beribu kebaikan yang kuperoleh di bulan mulia ini. Berjuta asa yang telah terjawab, kudapatkan di sini. Seorang sahabat yang selama ini aku nantikan bersama lagi, telah menampakkan canda tawa seperti dahulu lagi. Ah, semoga keadaan itu akan terus berlanjut hingga tiada lagi kesal-kesal di dada bak waktu yang berlalu. Akhiy, syukran jazakallahukhairan atas maaf yang telah digratiskan. Aku tahu diri ini telah bersalah, membiarkan antum bekerja sendirian hanya karena mengedepankan ego yang selama ini aku anggap ‘suci’. Sahabat qur’aniku, berkali ingin ku lantunkan ucapan terimakasih dalam berbagai bahasa jiwa yang aku pahami. Beribu, ingin kupersembahkan kesetiaan versi baru untuk kita salami lagi. Semoga segala harapan dan cita-cita kita yang telah terikrar sejak dahulu akan tercapai, menjadi penjaga qur’an (meski tak seberapa…) sebelum menamatkan pendidikan strata satu FMIPA.
Sepuluh hari yang mulia di penghujung ramadhan kali ini aku rasakan indah, teramat indah. Kebersamaan yang tercipta di setiap malam-malam di masjid Jabal Rahmah, sedemikian nikmat dan bersejarahnya, hingga aku tak sanggup melupakan prestasi kebersamaan, itulah ukhuwah yang aku rasakan itu… Sahabat qur’aniku, aku ingin mendengarkan serta merasakan satu babak kisah hidupmu yang panjang, menikmati alunan kefasihan qur’anmu… Semoga Allah SWT mencurahkan nikmat segala nikmat pada kita. Barakallahu liy wa lakum… (Padang, Akhir Ramadhan 1428 H)
Tangis bahagia, itulah ungkapan yang sempat terpikir oleh penulis, aku saat ini. Diriku menuai tangis, perpisahan dengan bulan mulia, takut bila kenikmatan mendirikan qiyamullail itu berhenti, cemas bila tilawah qur’an dengan semangat membara menghilang, akan rindu dengan saat-saat berbuka yang dinantikan, apalagi bila bersama dengan orang-orang yang kita cintai, berbuka dan sahur bersama para sahabat-sahabat yang shalih… Itulah kenikmatan, dan diri akan sangat sedih jika kenikmatan itu tak berbekas secuil pun ba’da ramadhan…
Sahabatku, aku hanya ingin bertukar rasa tentang suasan alam di jiwa. Ada beribu kebaikan yang kuperoleh di bulan mulia ini. Berjuta asa yang telah terjawab, kudapatkan di sini. Seorang sahabat yang selama ini aku nantikan bersama lagi, telah menampakkan canda tawa seperti dahulu lagi. Ah, semoga keadaan itu akan terus berlanjut hingga tiada lagi kesal-kesal di dada bak waktu yang berlalu. Akhiy, syukran jazakallahukhairan atas maaf yang telah digratiskan. Aku tahu diri ini telah bersalah, membiarkan antum bekerja sendirian hanya karena mengedepankan ego yang selama ini aku anggap ‘suci’. Sahabat qur’aniku, berkali ingin ku lantunkan ucapan terimakasih dalam berbagai bahasa jiwa yang aku pahami. Beribu, ingin kupersembahkan kesetiaan versi baru untuk kita salami lagi. Semoga segala harapan dan cita-cita kita yang telah terikrar sejak dahulu akan tercapai, menjadi penjaga qur’an (meski tak seberapa…) sebelum menamatkan pendidikan strata satu FMIPA.
Sepuluh hari yang mulia di penghujung ramadhan kali ini aku rasakan indah, teramat indah. Kebersamaan yang tercipta di setiap malam-malam di masjid Jabal Rahmah, sedemikian nikmat dan bersejarahnya, hingga aku tak sanggup melupakan prestasi kebersamaan, itulah ukhuwah yang aku rasakan itu… Sahabat qur’aniku, aku ingin mendengarkan serta merasakan satu babak kisah hidupmu yang panjang, menikmati alunan kefasihan qur’anmu… Semoga Allah SWT mencurahkan nikmat segala nikmat pada kita. Barakallahu liy wa lakum… (Padang, Akhir Ramadhan 1428 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar