Hampir setahun kenangan itu berlalu, cerita kecil bersama ShahibQ di perkebunan teh Alahan Panjang…
Pagi ini, 24 Februari 2009, tepatnya di hari Selasa yang penuh ceria. Saya melakukan 'travelling' ke Alahan Panjang bersama seorang sahabat istimewa. Alahan Panjang, untuk seterusnya disebut AlPa. Bercerita AlPa, seharusnya tak terpisah dari hamparan kebun tehnya yang sangat menghijau. Menikmati panorama kebun teh di AlPa inilah salah satu tujuan utama traveling saya yang sudah sekian lama terimpikan, pernah membujuk rayu beliau untuk menemani namun karena kesibukan yang banyak, tetap ‘gak pernah nyata terjadi. Ohya, sekali lagi, dalam cerita ini saya tidak sendiri, melainkan berdua dengan Shahibulqur’an-ku, Rahmat Firdaus. Inisiasi rihlah ini malah dari beliau untuk kali ini. Hmmm, menarik bukan? Sambil berceloteh qur’ani di perjalanan, kita juga menikmati keindahan hasil karya Sang kreator qur’ani. Subhanakallahumma!
Inilah kisahnya (pernah diposting tahun lalu, 25 Feb 2009. Kali ini diedit seperlunya… Disesuaikan dengan situasi dan kondisi)
Cerita Kecil dari Alahan Panjang
Pagi ini, 24 Februari 2009, tepatnya di hari Selasa yang penuh ceria. Saya melakukan 'travelling' ke Alahan Panjang bersama seorang sahabat istimewa. Alahan Panjang, untuk seterusnya disebut AlPa. Bercerita AlPa, seharusnya tak terpisah dari hamparan kebun tehnya yang sangat menghijau. Menikmati panorama kebun teh di AlPa inilah salah satu tujuan utama traveling saya yang sudah sekian lama terimpikan, pernah membujuk rayu beliau untuk menemani namun karena kesibukan yang banyak, tetap ‘gak pernah nyata terjadi. Ohya, sekali lagi, dalam cerita ini saya tidak sendiri, melainkan berdua dengan Shahibulqur’an-ku, Rahmat Firdaus. Inisiasi rihlah ini malah dari beliau untuk kali ini. Hmmm, menarik bukan? Sambil berceloteh qur’ani di perjalanan, kita juga menikmati keindahan hasil karya Sang kreator qur’ani. Subhanakallahumma!
Di tengah perjalanan, ada qadhaya tentang nasib kader, maklumlah akh Rahmat dan saya pernah menjadi kader dakwah kampus, nah lho??? Hmmm… Qadhaya yang paling krusial adalah minimnya kreatifitas aktivis dakwah kampus di dalam “berqur’ani”. Kalau dipikir-pikir, tak seperti dahulu, kita semangat sekali! Ustadz kita datangkan, jika tidak datang atau ‘gak sempat datang, kita sendiri yang berjama’ah dalam halaqah qur’an, bahkan pernah mendatangi ustad langsung ke rumahnya, gara-gara beliau sakit. Pokoknya, kita-kita kreatif ‘banget’ deh dalam berqur’an (begitu celoteh kami dalam perjalanan). Bukan pujian bagi diri sendiri melainkan pujian yang selayaknya tertuju pada Allah serta kemaha-kuasaanNya menggerakkan hati kita saat itu. Saat ini, kita jarang mendapatkan Halaqah Qur’an, jarang sekali. Mudah-mudahan segera berubah lah ya, atau apa kiamat sudah dekat??? Belum, kayaknya. Ah, tak perlu begitu, yang penting usaha dulu. Mulai bulan ini, insyaAllah program Qur’an kita semarakkan lagi. Kita ajak sebanyak-banyaknya manusia, khususnya adik-adik di FMIPA untuk mencintai Al-Qur’an. Kita perbanyak interaksi dengan Al-Qur’an. Kita belajar, kita mengajar! Kita hafal, kita hafal, hingga berapapun. Kita mampu. Mudah-mudahan. InsyaAllah. Inilah isi cerita sepanjang perjalanan itu.
Alhamdulilah, akhirnya sampai juga di lokasi shootingnya (hahaha, bercanda dikit boleh lah…). Kamera digital juga telah disiapkan. Beberapa pose telah diatur Rahmat, sang profesional, dengan sudut ‘view’ yang beragam. Wah, ada foto model di ‘parak’ nih. Di sela-sela kegiatan pemotretan, kacang dua kelinci kesukaan saya juga ikut menemani. Ups, rupanya ada yang tiba-tiba luar biasa ‘maksa’. Hehehe, (-------------- kena sensor ----------) , rupanya bila tidak ada air, daun teh pun jadi. Luar biasa! Eh, tak hanya saya, akh Rahmat juga ‘nyusul’, terpaksa. Dan akhirnya, semakin suburlah tanaman the di sekitar sana. Hehehe…
Alahan Panjang, tak alfa juga untuk DS (irect Selling). Maksud’eee, kita juga menyempatkan DS dalam rangka jelang PEMILU. Nah, apalagi istilah itu? Begini, sebagai seorang kader yang militan (Hmmmm?? Militan?), kita harus menjadikan dakwah sebagai bagian dari waktu kita. Walaupun tanpa TA’LIMAT langsung. Waktu-waktu kita adalah dakwah, dakwah itu ada di waktu-waktu kita (*bingung?).
Menyeru umat untuk memilih pemimpin yang Islami setiap waktu adalah dakwah kita. Nah, berhubung karena PEMILU semakin dekat, kedatangan kita ke AlPa juga diiringi dengan kegiatan DS. Hahahaha, benarkah? Iya, benar. Kita membawa amunisi sekian-sekian lembar. Sasaran DS-nya di sebuah warung dekat Danau Atas. Eit, sebelumnya saya ingin beritahu bahwa Danau Atas adalah salah satu danau terkenal di Sumatera Barat. Seusai kami makan (tentunya pakai bayar dulu), kami mulai angkat bendera. Sambil menampakkan alat peraga disertai kalimat-kalimat persuasif, ‘buk, iko ado pilihan nan rancak ko buk, pilihan wak, urang awak , rancak, mantap, padek, rancak,…. dst dst dst. Akhirnya, selesai juga salah satu program DS siang itu.
Selain agenda di atas, saya segera mencari dua buah sekolah sesuai dengan rencana dari Padang. Apa itu? Addddddddddda aja. Dua sekolah itu adalah SMAN 1 dan SMPN 1 di Lembah Gumanti. Saya dan akhifillah Rahmat, dengan gaya ekslusif, memasuki ruangan Kepala Sekolah. Bermodalkan mulut dan sedikit kelihaian seorang ‘salesman’, beberapa program training kami tawarkan. InsyaAllah mendapat respon luar biasa. Tunggu aja tanggal mainnya.
Cerita ini berakhir di Padang, tentu saja.
(agak maleh ambo melanjutkan ko lai…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar