Menurut saya, sukses di masa depan adalah keadaan dimana kita merasa nyaman diri, tenang diri, dan merasa lebih baik dari kebanyakan kehidupan manusia pada umumnya. Saya memiliki kunci utama untuk belajar menuju sukses yakni KEMAUAN. Ini adalah kunci utama yang melahirkan kemampuan, jangan sampai terbalik ya! Dan hari ini, saya juga sedang belajar membangun aneka kemauan-kemauan saya dan memperkokohnya agar lebih dahsyat. MENUJU SUKSES!
Kembali pada topik tentang peminatan ketiga ilmu kimia universitas di atas, saya memiliki saran sebagai berikut :
Jika adik-adik menyukai pekerjaan sebagai Saintis Kimia atau Periset / Peneliti Bidang Kimia, maka pilihlah Kimia MIPA. Jika menyukai pekerjaan sebagai Guru Kimia maka pilihlah Kimia Pendidikan. Jika menyukai pekerjaan sebagai Teknisi Kimia (Dahulu kala disebut Insinyur Kimia) maka pilihlah Kimia Teknik.
Catatan penting jika adik-adik memiliki kemauan tinggi dalam ilmu kimia (saja) sementara ilmu matematika dan ilmu fisika kurang diminati, maka alangkah lebih baik jika cenderung memilih Kimia MIPA. Kemudian, jika ada kecenderungan menyukai anak-anak dan hobi atau bakat mengajar siswa, maka pilihlah Kimia Pendidikan.
Sekali lagi, jika adik-adik tidak terlalu memiliki peminatan yang besar terhadap ilmu matematika dan ilmu fisika maka pilihlah kedua ilmu kimia tersebut (MIPA atau Pendidikan). Kenapa? Karena kedua ilmu tersebut (baik Kimia MIPA ataupun Kimia Pendidikan) "tidak terlalu banyak" menyinggung fisika dan matematika bila dibandingkan dengan Kimia Teknik. Meskipun nantinya ilmu fisika dan ilmu matematika memang tetap dipelajari di bangku kuliah Kimia MIPA dan Pendidikan. Saya mengamatinya, pelajaran fisika dan matematika di bangku Kimia MIPA atau Pendidikan tidak dalam porsi yang besar seperti yang akan kita temui pada perkuliahan di Kimia Teknik.
Info yang penting diketahui bahwa di negeri kita Indonesia, syarat jumlah SKS (*SKS adalah kepanjangan Sistem Kredit Semester, anggap saja semacam jumlah jam pelajaran sewaktu kita di sekolah) untuk menyelesaikan program akademik Strata 1 (Sarjana Lengkap) dibutuhkan sekitar 140 sampai dengan 160 SKS.
Akan tetapi rata-rata kurikulum ketiga ilmu kimia di atas membutuhkan 150 SKS, baik MIPA, Teknik, maupun Pendidikan.
Nah, dari jumlah SKS (*jumlah jam pelajaran) maka mahasiswa Kimia Teknik hanya belajar ilmu kimia sebanyak 50 -70 SKS saja dari 150 SKS (sementara SKS sisanya : 80-100 SKS akan digunakan untuk belajar konsep fisika dan matematika, serta keteknikan elektro, keteknikan mesin, struktur bangun pabrik, bahkan ilmu ekonomi dan manajemen). Ini artinya bahwa mahasiswa Kimia Teknik hanya belajar ilmu kimia sekitar 30-45 % dari total beban studinya, selebihnya 55-70 % (bahkan lebih) akan fokus belajar tentang keteknikan umum dan ekonomi manajemen yang dihubungkan pada proses kimia seperti yang saya sebutkan tadi.
Mahasiswa Kimia Pendidikan juga demikian, jika mereka belajar ilmu kimia sekitar 80-90 %, maka selebihnya 10-20 % digunakan untuk belajar ilmu pendidikan (pedagogik), yakni tentang tata cara melaksanakan keprofesian seorang Guru yang nantinya akan dihubungkan pada pengajaran dan pendidikan ilmu kimia. Menjadi seorang guru, menurut saya adalah pilihan paling favorit jika adik-adik memang menyukai kimia di bangku SMA.
Lalu, Kimia MIPA bagaimana?
Semua sepakat bahwa mahasiswa Kimia MIPA akan belajar ilmu kimia 99,999999999 %. Semua sepakat bahwa mahasiswa Kimia MIPA belajar ilmu kimia secara total dari A s.d Z. Pada umumnya mahasiswa kimia akan difokuskan belajar tentang teori-teori kimia dan pembuktian eksperimennya, serta adanya upaya-upaya pencarian dan penemuan teori kimia yang baru. Sebutan lain bagi Kimia MIPA adalah Kimia MURNI. Sebutan ini tidak lain karena mereka hanya belajar ilmu kimia saja tanpa banyak 'terkotori' oleh ilmu lain.
Hehe.. Begitulah kira-kira :p
Jika adik-adik menyukai pekerjaan di ruangan laboratorium ketimbang lapangan, maka pilihlah Kimia MIPA. Sebab, kedua lahan kerjanya agak saling berlawanan meski searah kimia. Jika alumni MIPA umumnya di ruangan lab maka alumni Teknik di lapangan, walaupun ini bukan suatu hal yang mutlak terjadi pada fakta sehari-harinya, ini juga sangat tergantung pada kebutuhan tenaga kimia di lokasi kerja. Bisa saja ada Kimia Teknik yang melakukan riset kimia murni di laboratorium dan bisa saja ada Kimia MIPA yang melakukan praktik rekayasa di lapangan (pabrik).
Jika adik-adik ingin menjadi dosen, maka menurut penafsiran kebanyakan orang di negeri kita, adik-adik harus menyelesaikan S2 lebih dahulu pada ilmu yang linear, artinya jika S1 Kimia MIPA maka S2 juga harus Kimia MIPA, jika S1 Kimia Teknik maka S2 juga harus Kimia Teknik. Di negara lain, aturan ini lebih fleksibel ketimbang di Indonesia. Linearitas seharusnya dipahami pada kesamaan topik atau pendalaman keahlian tertentu, dimana pendalaman keahliannya masih berhubungan dengan ilmu yang dipelajarinya pada jenjang sebelumnya.
Semua lulusan bidang peminatan ilmu kimia itu dapat disebut sebagai KIMIAWAN, apapun latar belakangnya (MIPA, Teknik, atau Pendidikan). Adapun organisasi yang menghimpun ketiganya di Indonesia disebut HIMPUNAN KIMIAWAN INDONESIA (HKI). Saya sendiri pun belum menjadi anggota dari organisasi ini.
Kepada adik-adik yang berminat menjadi Kimiawan, selamat berjuang, semoga SUKSES! Amin.
Catatan seorang Alumnus S1 Kimia MIPA (Kimia Murni-red), pernah menjadi asisten dosen di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas Padang, pernah juga belajar Kimia Pendidikan di Strata 2, dan memiliki pengalaman bekerja di salah satu industri berbasis bahan kimia di Indonesia. Tulisan ini saya persembahkan teruntuk adik-adikku yang ingin membangun kejayaan umat dan bangsa melalui ILMU KIMIA.
12 komentar:
thanks ya untuk informasinya..
itu sangat membantu adik2 di sma yang menyenangi kimia khususnya, untuk memberi pilihan kpada mereka, mengambil kimia murni, pendidikan atau teknik. kalau menyangkut masa depan itu tergantung dari usaha kita selama di jurusan...
emmmm, saya mahasiswa MIPA,kurang tepat klo dibilang g belajar fisika dan matematik..karena klo g bisa fisika ma mtmtik g bisa belajar kimia. Selama kuliah di Mipa, kalkulus 1,2,3(mtmtk kimia)HRS DIKUASAI, +++ fis1 dan 2..., karena klo g, g bkal bisa bljar kimia kuantum, kimia fisik..hohohohoho.
saya pikir masuk kimia MIPA g bljr fisika dan kimia tapi nyatanya dipelajari selama 3 smster...lanjutannya hrs ud master
@elin : sama2. tks sudah berkunjung ke sini
@Anonim :
Tks sudah membaca artikel saya.
Saya mau mengutip kembali artikel itu, sebagian saja, sbb :
"Sekali lagi, jika adik-adik tidak terlalu memiliki peminatan yang besar terhadap ilmu matematika dan ilmu fisika maka pilihlah kedua ilmu kimia tersebut (MIPA atau Pendidikan). Kenapa? Karena kedua ilmu tersebut (baik Kimia MIPA ataupun Kimia Pendidikan) tidak 'terlalu banyak' menyinggung fisika dan matematika. Meskipun nantinya ilmu fisika dan ilmu matematika memang harus dipelajari di bangku kuliah Kimia MIPA dan Pendidikan, namun tidak dalam porsi yang besar seperti yang akan kita temui pada perkuliahan Kimia Teknik."
+++++
Adalah benar, kita di Kimia Murni belajar Matematika dan Fisika, tetapi tidak dalam porsi yang amat besar. Silakan dihitung jumlah sksnya, lalu persentasekan dengan total sks keseluruhannya.
Saya juga mahasiswa MIPA :-)
Baik Kimia MIPA atau teknik kimia semuanya ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing
kl yang tertarik langsung terjun keindustri lebih baik pilih teknik kimia
saya juga seorang teknik kimia
dan mata kuliahnya sangat senagn sekali
"kl yang tertarik langsung terjun ke industri lebih baik pilih teknik kimia"
Pernyataan di atas itu yg sedikit sy koreksi: Kimia Teknik dianggap lebih baik/tepat di dunia industri. Seharusnya tidak begitu karena keduanya punya andil yg sama di bidang industri.
Thanks kak Infonya... Tapi saya masih bingung mau pilih yang mana....
Mau tanya dong kalau ingin jadi dosen kimia apa harus dari S2 FKIP ? Atau apa bisa dari S2 MIPA saja?
Wahh makasi banget yaa kak atas penjelasan nya. Ada leganya juga stelah baca ini. soalnya aku org yg kurg suka bgt sm mtk dn fisika. Jadi gk bgitu menghambat juga buat masuk di fmipa kimia :)
Permisi pak, mau tanya gimana kalo tentang D3 ANALIS KIMIA? kata guru saya, Analis kimia jg bisa dikatakan sbg peneliti, dan selalu ada di laboratorium, bahkan analisanya bisa kemana mana kalo kimia MIPA hanya melakukan analisa utk pembuktian teori saja. Saya minta saran pak soalnya saya dari SMK ANALIS KIMIA yang ibgin meneruskan kuliah tapi masih ragu dikeduanya. Karna saya punya cita cita bekerja di laboratorium sbg peneliti. Terimakasih.
Eksa Tamara:
Siapapun bisa dikatakan sebagai peneliti asalkan syarat2nya memenuhi, di antaranya adalah menggunakan metodogi penelitian yang benar/tepat.
Apabila bercita-cita sebagai peneliti dengan lab sebagai basisnya, kimia murni (MIPA) bisa jadi pilihan yang tepat.
Demikian. Tks
Posting Komentar