Era reformasi yang digulirkan sejak tahun 1998. Pergantian kepemimpinan yang selalu menjanjikan harapan. Sepertinya tidak berlaku bagi mereka yang tinggal di pelosok-pelosok negeri, bagi yang tinggal di kampung. Bagi yang menetap di perbatasan. Bagi mereka yang jauh dari pusat pemerintahan akan selamanya tertindas dan masih berada di dalam orbit "neo orde baru"
Di negeri ini, jangan dikira ketika anda mengurus Akta Kelahiran, mengurus Kartu Keluarga, mengurus KTP, mengurus SIM, mengurus ini dan itu jangan harap akan mulus sesuai dengan ketentuan yang ada. Selalu saja ada "oknum" yang secara teroganisir meminta jatah tambahan. Jika mau urusan anda cepat maka harus bayar sekian sekian, tidak ada yang namanya gratis. Jika tidak mau membayar atau hanya ingin yang gratis maka harus ikut prosedur. Prosedur bagaimana? Yang dimaksud dengan ikut prosedur adalah pengurusan yang tidak ada pungutan liarnya (gratis) dengan konsekuensi yang pahit yakni pengurusan dokumen bisa memakan waktu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Kata petugasnya, kita harus ikut prosedur yang ada.
Entah ini tidak diketahui oleh pimpinan instansinya atau pimpinan instansinya yang pura-pura tidak tahu. Beginilah birokrasi negeriku, birokrasi zaman purba kala yang menyayat hati. Apalagi orang yang tak mampu, orang yang tidak punya "backing", orang yang tidak tahu menahu berdokumen administrasi, pasti akan tertindas oleh kekejaman birokrasi negeri. Mereka hanya menjadi santapan dari para mafia birokrasi terlaknat. Para pegawai negeri sipil yang memberi makan anak istrinya dari pungutan liar.
Ya Allah, hadirkanlah pemimpin yang mengerti dan menerapkan syariat agama-Mu di negeri ini. Agar rakyat jelata tidak tertindas, turut merasakan kebahagiaan, keadilan dan kesejahteraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar