Bismillahirrahmanirrahim, aku menulis ini dengan kesungguhan!
Pendahuluan
Sahabat yang dirahmati Allah, ini adalah sebuah dengungan menjelang tengah malam. Berusaha berbisik di tengah kebisingan kegelapan tak kekal. Tersadar tentang mimpi dakwah yang begitu menjanjikan, insyaAllah, ada harapan jannatullah bagi yang berusngguh-sungguh…
Mengarungi samudera isi kalbu, tertulislah jejak sejarah mungil yang ditoreh dalam kertas elektrik. Bukan sembarang pengarungan. Ini adalah pengarungan sejati, menebar keindahan berukhuwah, memunculkan hakikat kesejatian sahabat, hanya dengan nasihat, taushiyah intinya.
Bila ini adalah sebuah mimpi, tentu tak perlu ditulis panjang lebar, karena ini adalah keseriusan diri di akhir hari. Selamat membaca wahai sahabat, apa yang ditulis selanjutnya…
simPATI, Semakin Berani...
simPATI, siapa yang tak kenal dengan kartu sim yang satu ini. Sudah lebih 40 juta warga Indo telah disantet mesra oleh TELKOMSEL, hanya dalam hitungan tak bertahun-tahun amat. Inilah kartu yang terbaik, menurutku… (Kebetulan kami, penulis adalah user simPATI, maaf bagi yang tidak termasuk user). Akhir tahun 2007, atau sekitar bulan-bulan menjelang 2008, seluruh operator selular Indonesia berjihad tarif bilmurah. Sedemikian kami mengurainya kocak tapi pelan. Tak tanggung-tanggung, mereka mau mengikuti keinginan pelanggan yaitu : Ngomong lama tapi tetap MURAH. Walaupun ada beberapa kelemahan misalanya : Suara yang tiba2 terputus, langsung ternonkoneksikan, salah sambung, suara sayup2 terdengar, dll…. Dalam arti, beberapa operator selular saat ini telah menurunkan kualitas karena mengejar kuantitas…
Kembali ke simPATI. Tanpa mengabaikan operator ataupun kartu sim lain, penulis mencoba menghadirkan pokok bahasan tentang simPATI. simPATI, salah satu kartu sim yang telah berani membuat hitungan tarif yang melenakan para konsumernya… Bila berada dijalur PD (Per Detik), 1 menit pertama, hanya 25 rupiah per detik… (5 rupiah di atas kartu AS), tak jauh-jauh sangat! Setelah 1 menit bicara, tarif langsung menuruni grafik costal secara total, tanpa merasa enggan memuaskan penggunanya… Waduh luar biasa banget : Cuma 0,1 rupiah per detik…
Siapapun sahabat, terpikir oleh kami… kiranya setelah membca tulisan ini langsung beralih kartu menuju simPATI… Oh tidak! Topik kajian hidup kali ini adalah menghidupkan yang mati, hati-hati yang mati tak teraba oleh keindahan hidup syar’iyah dan manhajiyah, begitulah para vokalis dakwah bersenandung!!! Bukan promosi produk2 operator selular.
Sahabat, kita (simPATI simcad user), mungkin, bagi yang telah merasakan indahnya PD (tariff Per Detik) telah mengalami nasib yang lumayan mengasyikkan. Bicara berlama-lama : Puas, tiada kata yang lebih tepat untuk menggantikannya. Sungguh, tak menghabiskan belasan atau puluhan ribu rupiah untuk berpuas-puas...
Fenomena simPATI PD ‘KT’
Jika belum atau sudah pernah, terserah. Itu adalah hak jawab sahabat. Namun yang perlu dilihat cepat di bwah ini adalah FENOMENA. Sebuah fenomena dahsyat di kalangan AD (K), entah... mungkin ikhwan akhwat saja... Atau ada yang lain. Gak perlu. Tapi inilah kisah lengkapnya meski hanya cuplikan :
- Semalam menjelang acara “Seminar Internasional” sebuah LDK di kampus X, salah seorang ikhwan asyik berbicara dengan akhwat di dalam kamar. Wah, gawat tuh!?! O... rupanya, bukan di dalam kamar... tapi keduanya sedang merancang dakwah, persiapan untuk acara besok. Pembicaraan dengan durasi yang sangat lama. Keduanya menggunakan kartu TELKOMSEL, salah seorang dari mereka menggunakan simPATI Per Detik
- Beberapa hari menjelang Diskusi Tentang keIslaman yang diangkat oleh salah LDK di kampus F, lagi-lagi ikhwan asyik berbicara dengan nada serius, banget. Siapa lawan bicara? Rupanya akhwat. Mungkin tak cukup waktu setengah jam untuk membahas agenda dakwah melalui jarak jauh... Dan itulah nyata, bukan karangan.
- Seorang ikhwan datang terburu-buru dalam sebuah agenda RAPAT, katakanlah sejenis syura level bawah... Rupanya sang ikhwan terlambat datang... Lebih ironis, peserta rapat (yang notabene 100 % adalah akhwat kecuali dirinya sendiri) belum juga datang. Tok tok tok, siapa? Rupanya para akhwat datang juga akhirnya. Seraya berucap agak layu dan sendu, akhi... Akhwat yang lain gak bisa datang... Besok pagi aja kita bicarakan kapan jadwalnya... (Maksud akhwat tadi : “Akhi, kita bicara via simPATI PD aja besok pagi). Sang ikhwan langsung mengiyakan. Dan terbukti, besoknya, fayakun!
- Di tengah waktu di saat terik sang surya menaungi bumi, adalah seorang ikhwan dan akhwat, masih satu univeritas asyik berbincang lama... Entah apa yang mereka bicarakan? Rupanya mereka sedang memutaba’ah ADK. OOOOOO... rupanya kedua ikhwan dan akhwat ini adalah anggota majlis tinggi organisasi DAKWAH KAMPUS.
- Dari kejauhan, bunyi HP terdengar berdering. Ikhwan langsung mengangkat... Eh, nomor siapa ya? Rupanya simPATI PD dari salah seorang akhwat... Berapa durasinya, yang jelas lebih dari 1 menit... hingga 59,9999 menit bahkan lebih. Kedunya asyik berbicara tentang DAKWAH...
Sahabat, diri ini hanyalah manusia biasa, tak pernah luput dari kesilafan. Semoga apa yang tertulis di atas adalah bukan kesilafan melainkan iradah yang amat sangat, untuk sebuah cita-cita agung... Dakwah yang syar’i dan manhaji! Inap-inapkanlah...
2 komentar:
benar, apa yg akhi sampaikan. Jangan sampai memanfaatkan fasilitas murah tapi hijab tergadaikan.
Betul sangat! :)
Posting Komentar