Jangan pernah kecewa pada kader, mungkin ini kalimat menarik...
Patut untuk dikonsumsi lebih lanjut oleh akal dan kalbu kita. Minimal saat ini juga wahai sahabat!
Sahabatmipa,
Ini adalah suatu cerita yang tak unik dan spesial, hanya sedikit
berbagi di tengah kekeringan taushiyah di antara kita. Di tengah modernitas perjuangan kader dakwah saat ini jarang sekali kader dakwah yang mau mengorbankan waktunya untuk menasihati sahabat2 lain, dengan berbagai alasan : sibuklah, gak sempat, buang2
waktu, bahkan beralasan tawadhuk seperti "boro2 nasihatin orang, diri sendiri belum sempurna, banyak kelemahannya' , alias ' takut “kabura maqtan 'indallah...” ' Huh, dasar, argumennya logis dan ilmiah... tapi
tak syar'i...
Sahabatmipa,
kalaulah kita tak mau menasihati sahabat2 lain, biarkanlah mata bathin
kita duduk sejenak mengikuti kata demi kata dari tulisan ini. agar ia
semakin paham, tak buta oleh keadaan yang memaksa untuk buta, bahkan
lebih dari itu.
Sahabatmipa, ceritanya begini... antara kader A, Kader B, C, D dan
seterusnya.. . Nama-nama adalah fiktif belaka, yang jelas mereka adalah
kader mipa, tapi entah mipa unand, mungkin juga bukan... antah barantah!
Cerita I :
A adalah teman seangkatan B, mereka sudah sekian lama saling mengenal,
meski tidak mengenal secara utuh. Suatu saat A dan B membuat
kesepakatan bahwa mereka akan menyediakan 1 jam waktu mereka dalam
satu minggu untuk meng-up grade ilmu Qur'an, wah subhanallah, sungguh
mulia... Namun, sampai kapankah program itu bisa jalan? Soalnya, A
adalah orang sibuk, hampir setiap detik adalah rapat, setiap detik
adalah daurah, dan setiap detik adalah kesibukan2 lainnya, tak sempat
untuk sebuah komitmen yang telah disepakati bersama si B.
Wallahu a'lam. Suatu saat, A pernah berkata jujur pada C tentang B, B sering
membuat makan hati si A. Mungkin penilaian si A. Tapi bukankah, A juga
tidak pernah sadar bahwa dirinya sering melahap habis hati si B.
Allahu A'lam...
Pernah juga suatu malam, suatu malam dari kesepakatan untuk bertemu, up
grade hafalan... A tak kunjung datang, sudah bermenit bahkan berjam,
si B menunggu bersama dinginnya angin malam di suatu masjid... Dengan
sedikit kesabaran, B langsung marah2, teriak2 via SMS pada A, lalu apa
jwabanya...Hmmmmmmm ? allahu A'lam, Siapa yang salah
Cerita kedua :
B berkata pada A, maukah engkau mengajari kami berbahasa X, lalu A
mengiyakan permintaan si B. A balik bertanya, benarkah engkau mau
bekajar dengan orang sebodoh saya? Benar, jawab si B. A bertanya lagi,
kalau begitu cari kawan2mu, C, D, E, dll untuk belajar bahasa X
bersama saya, mari menuntut ilmu, atau minimal berdiskusi… Selanjutnya apa jawab
B? OK saya cari segera, tak berselang jam kemudian, datanglah C, D,
E, dll untuk menegaskan komitmen pada A bahwa mereka betul2 ingin
belajar bahasa X.
kira2 dua hari setelah acara 'ikrar day' itu, A bertanya pada B,
kapan kita bias mulai akhi? Kapan? lalu B menjawab, biarlah saya diskusikan dulu dengan kawan2 lain. Berhari kemudian, B berkata pada A : “Setelah saya diskusikan dengan kawan2 lain, kami hanya bisa setiap hari X dan jam X... Minggu depan. Okelah ucap A pada B. Kesepakatan pun terjadi. InsyaAllah, mereka akan belajar bahasa X sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
Hari berganti hari, tibalah saatnya hari dan jam X, minggu yang
dinantikan, namun apa yang terjadi? 5 Jam sebelum jam X, buru2 B
meminta maaf pada A, wahai akh A, “kami tak bisa hadir nanti di jam X,
’coz ado rapek, penting bana!!!.”
Allahu A'lam. Bagaimanakah perasaaan si A. Padahal A sudah sejak
seminggu lalu mengososngkan agendanya untuk beridiskusi dan belajar bersama tentang bahasa X, untuk memfasilitasi proses pembelajaran kepada kawan2nya di jam X dan hari X... Allahu a'lam, semoga...
Cerita III :
Alkisah, di sebuah negeri mipa yang heboh, banyak kader tapi tak jelas
kualitasnya, mungkin termasuk juga si penulis atau pentutur yang
sedang memencet tombol2 'kibot' komputer...
Suatu hari, M, N, O, dan seterusnya sedang berada di kampus, mungkin
sedang beristirahat, ah tak tau lah aku! Tapi yang jelas mereka sedang
”maota”
Seperti kisah sebelumnya, hamper mirip. Tapi kali ini terjadi pada Q. Q diminta oleh M dan kawan2nya untuk belajar bahasa jenis X, ini kisah yang serupa tapi tak sama dengan
cerita bagian II... M N O P R dan kawan2nya yang lain adalah gank yang berbeda
dengan B C D E F. Walaupun semuanya adalah kader mipa, kader yang membanggakan setiap diri pribadi yang sempat berbaur bersamanya, dari sisi jumlah!! tapi kualiatas boleh jadi iya juga... Cukuplah, membanggakan.
Seperti perjanjian yang pernah diceritakan di kisah bagian II,
bedanya, kisah III ini sempat menyisakan kisah yang lebih istimewa
dari kisah II, kenapa?
pertemuan perdana sempat terjadi! Alhamdulillah, tapi.....
Rupanya pertemuan kedua, allahu a'lam. Kisah lengkapnya seperti ini...
Untuk pertemuan kedua, 15 menit sebelum acara dimulai… si Q bertanya pada P, jadi gak kita
belajar? Oh, kayaknya gak jadi wahai Q, SEPERTINYA si M gak bisa hadir, coz ia
harus hadir sebuah agenda sore ini, penting... Hmmmmmmmmmmmmm (Lagi-lagi, A
makan ati! Sambil mikir, oh betapa tak pentingnya agenda ‘ta’lim’ tentang bahasa X)
5 menit kemudian, Q bertanya pada M, jadi gak acaranya sore ini? Oiya, tanya dulu si P, jadi gak? A bengong, sambil berkicau dalam hati... Astaghfirullah, cobaan apa
ini ya Allah... Kok bolak balik memastikannya… Tanya P, malah dia suruh nanya M. Tanya M, suruh nanya P. Ancur hatiku duhai OOOOMMMMMM.
Oya, hampir lupa... sebelum si Q bertanya pada P, si Q bertanya juga
pada K, jadi gak? Afwan, gak bisa, coz ana ada acara... dengan enteng
menjawab seperti itu, padahal… telah menjadi kesepakatan minggu lalu bahwa pada
jam X hari X, mereka akan belajar bersama...
Allahu a'lam
Kader mipa nasibmu kini....
Cerita I, II dan III adalah satu dari sekian deret kisah memilukan
batin. Namun, yang paling perlu kita cermati adalah, ada apa dengan nasib
kadermipa, sahabatmipa? ???
Allahu A'lam...
Ketiga cerita di atas adalah cerminan satu sisi kehidupan yang tak
perlu dititu oleh kader mipa UNAND... Mengapa? Karena tanpa sadar, di
melalaikan janji, dll, bahkan tak tanggung2 mereka juga telah melalaikan ilmu.
Mungkin akan banyak lagi kisah2 sedih dan memilukan, bersayap dan
menggantung bahkan mencekik, bila dari pihak lain diminta cerita yang
bertipe sama... Tanyakan saja langsung…
Lalu sebagai bahan perbandingan, mari kita tanyakanlah sendiri tentang
kondisi kader FMIPA UNAND. Mungkin kita bisa bertanya pada :
PJ TAHSIN FMIPA (Dep. Kaderisasi)
PJ Tatsqif Bulanan
PJ Klub beladiri?
PJ klub Muslimah sehat?
PJ Korel
PJ ini dan itu di FMIPA UNAND?
Adakah kisah serupa dengan cerita I, II, dan III, seperti yang terjadi di MIPA negeri antah barantah?
Mudah2an tidak!!! demi allah dan Rasulnya dan demi kitabnya... amin ya
Allah... jika masih ada, maka marilah kita menangis...
Marilah menangis dengan serius, minimal seserius duda tampan yang kehilangan istri pertamanya. Kalaupun tidak bisa juga menangis, maka berpura-puralah menangis, mengingat betapa pentingnya tangisan untuk para kader yang terbanggakan itu........
Lalu, ternyata... konon...????
1. Kader mipa yang pintar dan cerdas itu, masih banyak yang auk auk
auk ketika membaca al qur'an... tapi gak apa2, allah telah menjanjikan
2 point pahala bagi mereka yang hanya bisa auk auk auk ketika tilawah, tak
jelas antara ya dan alif... apalagi ain dan alif. Namun bagi yang fashih, akan ditemani
malaikat di akhirat kelak... Hayooo pilih mana?
2. Kader mipa yang membanggakan itu, masih banyak yang eik eik eik
melafalkan bahasa inggris... Tapi alhamdulillah, mereka juga rajin
shalat dhuha kok, gak percuma, nanti
juga... Bahasa inggris, gak penting2 amat, yang penting adalah bisa
berbahasa
yang jauh2 ke luar negeri.. Bahkan kalo kelak dah mendarat di surga, Bahasa Arablah yang akan dipake di
3. Kader mipa yang banyak itu, ternyata masih banyak yang sekali
keluar malam saja, langsung diopname di rumah sakit berbulan-bulan. (Wah bisa
ancur dakwahnya kalau sudah seperti itu! kenapa?
Karena malas olahraga... Hmmmmmmmmmmmmm siapa tuh???
Klub2 olah raga menjadi momok bagi mereka, ah, ngapain olah raga,
buang2 waktu... mending tilawah qur’an, banyak pahala. Riyadhah bukan prioritas baginya, yang penting makan yang banyak, tidur
yang pulas, plus ibadah unggulan : itu udah cukup kok. Allahu Akbar!!! Lho??????
Konon juga, mereka mendaftarkan 'olahraga' sebagai perbuatan lahwun,
na'udzubillah…
4. Kader mipa yang unik itu, semakin liberal aja. lihat saja mereka
kalau rapat, tak berhijab fisik apalagi hati... mereka kurang
memahamai ayat2 allah tentang khalwat dan ikhtilat...
Masak dalam satu sekre, ikhwan dan akhwat sedang berdua, merancang
agenda dakwah!!!!!! !!!!!!!!! !!! Sambil ketawa ketiwi, mesra fillah…
Lagi mereka ini :
“Kemesraan ini… Janganlah cepat berlalu…”
Gimana? Masih ingat iramanya?
Lihatlah kader mipa itu, kalau rapat, sering di “kafe”, katanya : "
modern, marilah membaur..." Hijabnya adalah hijab kecap di atas meja,
syukur2 ada kecap, kalau tidak, habislah!!! Lha
Kenapa? karena mereka tidak pernah mau membaca buku2 syari'ah? Apalagi
tafsir qur'an yang membosankan itu... Sukanya apa?
PETUNJUK JALAN, MANHAJ HARAKI, SISTEM KADERISASI, RENOVASI DAKWAH, SPMN...
Semuanya buku2 'pergerakan' saja!
(Tapi ini bukan menyuruh meninggalkan buku2 di atas ya… perlu diingat!)
Bahkan tak tanggung2, ada dari mereka yang sanggup mengkhatamkan AYAT
AYAT CINTA hanya dalam beberapa tarikan nafas aja.. Percaya? Boleh
tidak percaya, tapi ini terbukti... Mungkin seribu tarikan nafas maksudnya… atau sejuta… Tapi benar akhi/ ukhti!
5. Kader mipa, nasibmu entah kemana? IPK amburadul, kerjanya cuma
GOSIP dan GOSIP, sedikit aja dipancing, langsung tersambar... Contoh
dekat : baru saja di milis kader fmipa unand' mereka memakan daging seorang mantan presiden negeri ini!!!!" Astaghfirullah
Oke, cukup sekian. Masih banyak lagi sih sebenarnya, tapi takutnya nanti malah saya
yang dinasihatin. ......... Astaghfirullah, saya menulis ini semua
untuk kebaikan, kita semua, termasuk menasihatin saya sendiri! Kalau
ada tanggapan balik, atau nasihat untuk saya, silakan, diterima!!!
Wallahu a’lam…
1 komentar:
Assalamu'alaikum wr.wb.
afwan. ana ingin sedikit memeberikan komentar thdp tulisn antum, ttg ini.
mm...subhanallah, tp satu hal, mwskipun antum sdh memohon mf jk ada yg tersinggung, ttp aja itu g ahsan, sbgai muslimah, ana protes antum menjadikn wanita sebagai perumpamaan dgn bhs spt itu. ana fkr antum ckp bahkan sangat piawai dalam memilih diksi. tp x ini kok g ya?
Posting Komentar