SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Minggu, 27 Juli 2008

Ada DPC di Sekitar Unand, Benarkah?

Ada DPC di Sekitar Unand, Benarkah?

Hampir tiap hari, pada pagi dan sore hari, DPC itu dipadati oleh belasan bahkan puluhan Aktivis Dakwah Kampus Unand yang ingin merencanakan agenda dakwah di kampusnya. DPC itu, sebut sajalah DPC Unand! DPC yang sangat membanggakan. Mungkin, DPC inilah DPC pertama kalinya yang didapati bersasak pejuang intelek, yakni mahasiswa.

DPC Unand, terletak tidak jauh dari simpang Pasar Baru, Kecamatan Pauh, atau lebih dekat lagi ke arah simpang Malintang. DPC berlantai dua tersebut memang tidak terlalu mewah, yach, seadanya saja. Namun di balik kesederhanaan bangunannya tersimpan kekuatan tajam “memporandakkan” kampus Unand dengan topik segar yang diusungnya : Islam Rahmatan Lil ‘Alamin.



DPC = Dewan Pengurus Cabang kah? Oh tidak! Kali ini, kita tidak mau menjadi ‘kurus’, karena ulah sendiri “menjadi pengurus”, apalagi bila harus menjadi pembesar, yang semakin besar kesombongannya. Kali ini, kita akan berbicara tentang DPC – Dakwah Planning Centre. DPC itu adalah singkatan sederhana bagi sebuah masjid yang sangat terkenal di wilayah kecamatan Pauh, Kota Padang, yakni Masjid Almuttaqin Muhammadiyah. Kita sebut saja ia sebagai DPC Unand! Sebuah lokasi strategis dimana banyak ADK Unand menggunakannya sebagi tempat pernecanaan agenda2 dakwah di kampus ataupun di luar kampus Unand.

Masjid Almuttaqin (selanjutnya : DPC Unand), adalah masjid yang memiliki andil yang sangat besar di antara sekian banyak masjid yang ada di kota Padang. Meski juga banyak DPC-DPC lain di sekitarnya. Biasanya, DPC-DPC “lain” itu untuk membahas hal-hal yang lebih spesifik dari lini dakwah kampus. Tapi DPC Unand is the best. Hampir semua ADK Unand telah menginjakkan kakinya di DPC ini. Benar!

Lalu, menyadari arti pentingnya DPC Unand, tentu saja bagi sebagian atau seluruh ADK Unand perlu mewaspadai hal-hal yang dikhawatirkan akan terjadi, Bisa saja kelak, DPC Unand bukan miliki kita lagi. Ia akan menjadi tempat terlarang bagi sebuah perencanaan dakwah / syura. Nah, ini bisa saja terjadi jika kita (ADK Unand) tidak mampu meningkatkan inklusifisme jamaah. Lebih jelasnya, ada beberapa tips yang ingin JHD sampaikan kepada para sahabat dalam rangka meningkatkan inklusifisme jamaah terkait dengan DPC Unand yang amat berharga itu, Masjid Almuttaqin.

Pertama, terlebih dahulu kita buat survey apakah ADK Unand telah mengenal baik pengurus DPC? Terutama Ketua DPC dan Imam DPC? Jika hasil surveynya minim, maka saatnya beristighfar dan berubah. Kita akan membahayakan jamaah kalau terus menerus seperti itu. Mau menggunakan DPC tapi tidak mau tahu dengan DPC, wah, gawat… Ketua DPC (Pak Mardanius) dan Imam DPC (Pak Malin) aja tidak kenal…!?!?!?!?!? Minimal kita mengetahui bahwa Pak Mardanius, seorang Polisi yang sangat relijius dan satun. Pak Malin adalah seorang Imam yang sangat ‘pengertian’ dengan makmum, namun beliau memiliki berjuz-juz hafalan Alquran. De el el. Oya, jangan lupa dengan Petugas DPC yang lain…

Kedua, kenali karakteristik psikososial dari jamaah yang sering beribadah di DPC. Ini bermanfaat dalam meningkatkan kewaspadaan sosial secara psikis terhadap upaya-upaya zhan dan fitnah yang kemungkinan muncul terhadap jamaah kita nantinya, yakni terhadap Komunitas Dakwah Kampus Unand. Kenali juga kebutuhan dan permasalahan mendasar dari DPC, agar kita cepat tanggap terhadap situasi DPC pada qabla dan ba’da syura dilaksanakan di DPC.

Ketiga, manfaatkan momen-momen tertentu (ex. Ramadhan, liburan, dll) untuk GORO di DPC Unand. Jangan hanya mau menjadi pemakai, tapi jadilah pemilik. Ya, namanya juga seorang pemilik. Bak pakaian yang kita miliki (apalagi pakaian penting dan ‘privasi’, kita tidak mau orang lain yang membersih atau mencucikannya. Ini akan membangun hubungan mesra antara komunitas ammah DPC dengan komunitas ‘ninja surgawi’ dan jenggotan.

Keempat, karakter dasar dan hal yang paling umum pada jamah kita sekaligus sebagai ciri ikhwan akhwat adalah “Seringnya kita menyapa lebih awal terhadap siapapun dan memperkenalkan diri, meski tidak diminta saat bertemu”

Ikhwatifillah, sahabat terkasih Allah. Ini adalah tulisan penyegar. Agar Islam semakin mudah untuk menjadi PEMENANG! Allahu akbar!

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini