SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Selasa, 27 Desember 2011

POLA BISNIS INDUSTRI PULP & KERTAS YANG BERKELANJUTAN

Industri pulp (bubur kertas) dan kertas nasional adalah industri strategis yang hingga hari ini mampu memunculkan investasi sampai US$ 16 miliar dan memberikan andil terhadap devisa sekitar US$ 4 miliar per tahun. Dukungan dari pihak pemerintah RI sangat signifikan hingga hari ini. Peraturan-peraturan yang berkeadilan yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi sumber kemajua dan kemampuan bisnis ini untuk memiliki daya saing. Hingga saat ini, Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar industri pulp dan kertas dunia.

Pola bisnis yang berkelanjutan merupakan salah satu strategi modern dalam menghadapi persaingan antara industri pulp dan kertas dunia. Sebagai contoh tempat saya bekerja, Asia Pulp & Paper sudah mulai mengembangkan program “Sustainability”, yakni pola bisnis berkelanjutan. Program ini menekakan pentingnya keseimbangan antara aspek pembangunan sosial dan pencapaian ekonomi dengan nilai konservasi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologi. APP sadar bahwa tanpa program ini, cita-citanya untuk menjadi industri pulp dan kertas nomor 1 di dunia akan menjadi angan-angan belaka.

Di tengah banyaknya sorotan negatif yang ditujukan ke perusahaan milik sinar mas tersebut, APP tetap berdiri kokoh dan selalu memberikan respon-respon positif. Beberapa tuduhan tentang pengrusakan hutan konservasi berupa terancamnya hewan-hewan terlindungi dan sorotan tentang konflik horizontal terus menerus ditujukan ke perusahaan ini. Bukti-bukti yang dikaitkan dengan fakta tidak kuat, bahkan cenderung sebagai pelampiasan emosi LSM lingkungan tertentu untuk mencekal bisnis APP. Banyak sudah pembuktian yag tak berdasar dilakukan, informasi yang tidak akurat sengaja dipublikasikan untuk menyudutkan APP.

Untuk mencapai pola bisnis berkelanjutan di atas, APP memiliki komitmen yang tinggi terhadap beberapa hal antara lain : Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah baik nasional maupun lokal (daerah), adanya kebijakan APP untuk tidak memberikan toleransi terhadap kayu ilegal berkaitan dengan standar lingkungan, prinsip konservasi, dan dampak sosial, secara aktif berkelanjutan dalam mendukung sertifikasi dengan mengundang beberapa lembaga independen internasional untuk melaksanakan audit secara obyektif. Sertifikasi TLO, PEFC, LEI dan sebagainya merupakan pekerjaan berkesinambungan untuk membuktikan bahwa APP diakui dalam hal menjaga keseimbangan keanekaragaman hayati dan ekologi. Kayu-kayu yang merupakan bahan baku industrinya berasal dari sumber-sumber terakui, bukan kayu-kayu yang tidak jelas sumber dan berasal dari kegiatan perngrusakan hutan. “Chain of Custody”, rantai lacak balak dalam industri telah diterapkan sedemikian rupa. Secara berkala dievaluasi oleh lembaga-lembaga sertifikasi internasional semacam SGS dan TUV. Bahkan beberapa ‘customer’ APP semisal Carrefour juga mengundang lembaga audit pihak ketiga untuk ikut mengunjungi seluruh pabrik-pabrik APP yang tersebar di berbagai lokasi. APP Jambi Mill (tempat saya bekerja) juga dinyatakan “NO FINDING”, tanpa temuan audit.

Selain itu, APP berkomitmen tinggi dalam meminimalisasi polusi yang memberikan dampak lingkungan dan juga dalam pemanfaatan sumber daya terbarukan dan melakukan daur ulang, juga dalam hal pengolahan limbah cair secara mantap untuk menjaga kualitas lingkungan, serta aktif dalam mengedukasi karyawan terkait bisnis APP.

Dengan berbagai program itu, APP amat layak menjadi industri pulp dan kertas dunia masa depan yang berkelanjutan. Kesejahteraan rakyat juga akan meningkat berupa semakin luasnya lapangan kerja.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini