Alhamdulillah, tanpa basa-basi, tanpa ba bi bu. Dipinggir jalan saya terdiam, termenung beberapa menit seusai tragedi gerbang maut. Sekitar jam 19.00 WIB di dalam perjalanan menuju kota Jambi, dengan menggunakan motor pribadi hampir saja mengakibatkan kecelakaan beruntun. Saya berada di gerbang maut. Dengan kuasa Allah, saya berhasil selamat dengan ajaib. Pada tikungan tajam, kecepatan sekitar 100 km per jam karena mendahului motor yang kecepatannya sama, tiba-tiba di arah yang berlawanan bertemu dengan sekumpulan mobil dengan kecepatan sekitar 60 km per jam (perkiraan). Pada posisi yang amat rawan, saya sudah berada di jalur kanan, untuk kembali ke jalur kiri sulit. Keputusan yang tepat adalah memperlambat seketika dan benar-benar ke arah pinggir kanan jalan. Huffh.... Tidak terjadi sesuatu apapun. Saya sempat mendengar teriakan orang di pinggir jalan yang melihat keadaan ini. Para pengemudi mobil beruntun juga sepertinya memiliki wajah yang pucat pasi, tidak beda dengan wajah saya detik itu juga. Alhamdulillah.
Kesalahan terbesar yang saya lakukan adalah menggunakan kecepatan tinggi pada malam hari. Padahal saya telah berjanji pada diri sendiri, khusus untuk malam hari batas kecepatan tidak boleh lebih dari 80 km per jam, selebihnya tidak kawan! Demi masa depan. Masih banyak orang-roang yang membutuhka keberadaan saya di dunia ini, insyaAllah. Jalan di daerah Sengeti – Jambi adalah jalan yang padat. Beberapa punya tikungan yang menipu pengendara. Emosi untuk mendahului memang tidak terelakkan. Dengan kejadian ini, saya kembali berjanji pada diri sendiri untuk lebih hati-hati. Semoga Allah menjaga saya, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar