Ketika kita tak pernah (merasa) memiliki maka kita tak akan pernah (merasa) kehilangan, demikian sebaliknya. Hal yang terberat dalam hidup ini sekaligus sebagai ciri khas kesedihan dan duka adalah merasakan kehilangan hal-hal yang pernah dimiliki.
Buktikanlah jika masih tak percaya. Itulah sebabnya ketika kita kehilangan hal-hal yang bersifat duniawi, segerakanlah diri untuk meninjau kembali bahwa apa yang baru saja hilang memang bukanlah milik kita. Anggap saja kita tak pernah memilikinya, kalaupun singgah dalam hidup kita, itu hanya titipan.
Jujur, apa yang baru saja saya tuliskan adalah hal terberat bagi siapapun ketika menghadapi kehilangan. Siapapun!
Buktikanlah jika masih tak percaya. Itulah sebabnya ketika kita kehilangan hal-hal yang bersifat duniawi, segerakanlah diri untuk meninjau kembali bahwa apa yang baru saja hilang memang bukanlah milik kita. Anggap saja kita tak pernah memilikinya, kalaupun singgah dalam hidup kita, itu hanya titipan.
Jujur, apa yang baru saja saya tuliskan adalah hal terberat bagi siapapun ketika menghadapi kehilangan. Siapapun!
Ada yang datang dan ada yang pergi. Begitulah hidup. Kedatangan identik dengan suka sedangkan kepergian identik dengan duka. Suka duka, keduanya silih berganti bagi siapapun penghuni bumi. Seberat-berat kepergian adalah ketika suatu saat momen itu berhimpit erat dengan kehilangan. Pasti lidahmu kelu untuk sekadar berucap, jangan. Sementara takdir adalah suatu yang harus berjalan dan dijalani.
Kita yakini, Allah adalah sebaik-baik designer, sebaik-baik perancang kehidupan kita. Dia tidak pernah ragu dan bukanlah peragu memutuskan dan karena Dia memang tidak pantas untuk kita ragukan.
Kita yakini, Allah adalah sebaik-baik designer, sebaik-baik perancang kehidupan kita. Dia tidak pernah ragu dan bukanlah peragu memutuskan dan karena Dia memang tidak pantas untuk kita ragukan.
Sudahlah. Kita selesaikan saja cerita ini. Saya tidak ingin melanjutkan. Biarlah kita punya cerita sendiri tentang hal ini. Simpan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar