Ada yang datang dan ada yang pergi. Kisah ini
kembali terulang. Begitulah seterusnya hingga kemudian diri sendiri akan ikut
pergi. Begitulah. Bila saat itu tiba, saya tidak akan lagi berpikir apakah
harus menjadi yang ditinggal tetapi menjadi orang yang meninggalkan. Tidak tahu
pasti kapan saatnya tiba. Biarkan hari yang berlari berganti menjadi penjawab
semuanya.
Ada yang datang dan ada yang pergi, meski saat
ini saya tidak ingin ada yang pergi. Tetap di sini selama saya di sini. Bila
memang harus ada yang pergi maka tertunggulah yang datang, siapa ia, saya tidak
juga mengetahui. Ada yang pergi, begitu sulit, begitu sakit, namun begitulah.
Tetaplah kehendak-Nya yang berlaku, bukan kehendak saya dan kita.
Ah sudahlah, sekarang saatnya bersiap untuk pergi. Biar tak kaget dan ada bekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar