SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Selasa, 07 Agustus 2007

MANAJEMEN TEKAD KADERISASI

Di dalam tulisan ini, Tekad, bukanlah sebagaimana anggapan kita sebelumnya. Tekad yang akan dibahas dalam tulisan ini tidak berhubungan dengan kondisi jiwa, sikap pendirian, dan sebagainya. Tekad yang dimaksudkan disini hanyalah singkatan dari Temu Kader.

Tekad bukanlah asal bertemu saja, melainkan Tekad merupakan salah satu program kaderisasi yang bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah antara sesama kader dakwah, menambah wawasan keislaman mereka, memperbaharui semangat yang terasakan mulai menurun, menyamakan persepsi kader dakwah tentang suatu isu atau opini, dan segala macam yang lainnya yang berhubungan dengan pertemuan para aktifis. Saat-saat Tekad adalah saat-saat yang dinanti-nantikan oleh beberapa kader. Karena di sini mereka dapat berjumpa dengan ikhwan/akhwat, saling bertukar informasi, berbagi pengalaman dakwah, serta mengobati rasa rindu setelah berjuang selama beberapa waktu yang lama di medan dakwah. Di dalam agenda Tekad kita dapat meraih ketenangan di sela-sela kesibukan sebagai kader dakwah. Singkat cerita, Tekad adalah program yang dinanti-nantikan kader dakwah (nb : kader dakwah yang memahami urgensi dan keutamaan Tekad).

Bila kita pernah termasuk sebagai salah sseorang panitia penyelenggara Tekad, tentu sangat banyak pengalaman seru yang bisa dibagi di sini. Banyak suka duka yang kita rasakan, tentu! Karena agenda Tekad adalah agenda yang melibatkan seluruh kader, dan ini sangat penuh tantangan. Totalitas kehadiran adalah orientasi agenda ini, substansi bernilai adalah inti agenda ini, dan semangat dan persepsi yang satu serta berkobar adalah produk finalnya. Itulah prinsip yang dipegang. Suka yang dirasakan adalah kesuksesan acara sesuai perencanaan, sementara duka, juga sering menghiasinya… (Lho emang ada apa???)

Sebuah fenomena yang sangat ironis adalah bila agenda Tekad yang sudah dipersiapkan berbulan-bulan oleh pihak penyelenggara berakhir dengan jumlah kehadiran yang mengundang cucuran air mata. Jumlah kader yang hadir dapat dihitung dengan jari. Aduh, sangat mengecewakan bila hal seperti ini yang terjadi. Beberapa alasan nyata dan logis pun datang dari kader, “afwan akh, ukht, ana gak bisa menghadiri acara Tekad, karena ini dan itu”…Perasaan panitia Tekad saat itu juga teriris, diikuti dengan istighfar dan ta’awudz…

Berikut ini kita akan mengkaji bagaimana manajemen Tekad ditinjau dari alasan logis ketidakhadiran yang sering muncul. Mungkin inilah cara mengelola permasalahan tentang kehadiran yang minim itu :

- Bentrok Jadwal. Adanya dua kegiatan dua atau lebih pada waktu yang sama. Bentrok agenda Tekad dengan agenda lain yang dirasa lebih urgen misal'e liqo'at, agenda yang tidak bisa ditinggalkan..., atau agenda lain yang tidak bisa berjalan tanpa sang kader, dll. Waktu untuk setiap orang memang tidak berlaku dua kali, karena tak mungkin satu waktu dua agenda diikuti sekaligus. Untuk mengatasi problem semacam ini, panitia harus merencanakan alokasi waktu acara Tekad jauh-jauh hari sebelum hari-H, karena hampir 99 % permasalahan bentrok jadwal ini selalu disebabkan oleh kesalahan panitia dalam perencanaan waktu. Jadi, bila kita ingin menghadirkan peserta Tekad lebih banyak maka i'lanat (info) tentang Tekad harus jauh hari telah disebarkan, atau dengan kata lain panitia harus melakukan persiapan yang matang berminggu bahkan berbulan sebelum hari-H

- Faktor Ruhul Istijabah yang menurun. Hal ini seperti terindikasikan dengan adanya kader yang memilih-milih dulu siapa muwajih (ustadz penceramah yang akan datang), jika ustadznya terkenal maka sang kader akan ringan langkah, sedangkan bila ustadznya biasa-biasa aja sang kader pun banyak alasan untuk tidak hadir atau terlambat. Permasalahan ini memang klasik, solusi yang tepat adalah melakukan gerakan penyadaran akan pentingnya Temu Kader. Pihak panitia juga harus belajar dari pengalaman, jika ingin mengundang pembicara maka undanglah yang aak terkenal atau dekat di hati kader. Insya Allah banyak yang datang dan mudah-mudahan mereka datang dengan ikhlas. Seperti yang kita sebutkan di atas, gerakan penyadaran dapat dilakukan dengan taushiyah secara kolektif melalui tindakan sabar (muhasabah akbar), atau pendekatan persuasif personal agar sang kader mau menghadiri Tekad. Diakui memang, hal yang terakhir sangat berat karena memerlukan waktu dan energi besar.

- Informasi yang tidak merata. Permasalahan ini satu-satunya disebabkan oleh profesionalisme yang kurang dari pihak penyelenggara Tekad. Sebagian besar agenda dakwh kita yang melibatkan massa terkenddala pada kesalahan publikasi. Solusi jitunya adalah dengan membuat jaringan komunikasi via sms (Tanyakan pada sang 'Qiyadah Dakwah' mekanismenya), penyebaran undangan dengan membuat sistem PJ (Penanggung Jawab), berlalukan sistem iqobah bila tidak berhasil. Apabila kegiatan Tekad tidak terlalu amniy maka boleh diumumkan pada papan pengumuman atau dengan menggunakan alat pengeras suara masjid/mushalla.


Demikianlah sedikit tulisan tentang manajemen Temu Kader sesuai dengan pengalaman yang sering kita temui di lapangan. Boleh jadi, masih banyak hal lain yang diperhatikan selain beberapa hal di atas. walaupun demikian, dengan sangat sederhananya penyajian di atas, cukup menambah khazanah manajemen kaderisasi khususnya manajemen Tekad. Allahu a'lam.


Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini