Kehidupan adalah sebuah misteri bagi yang jiwa yang belum menangkap misteri itu. Perjuangan adalah sebuah teka-teki pra kemenangan bila ihktiar dan tawakkal belum menjadi penghias bagi keduanya. Kita adalah generasi yang hidup. Bahkan juga sebagai pejuang yang tetap abadi. Hingga tidak ada lagi kata yang meniadakan bahwa kita bukanlah pejuang...
Dakwah ini, dakwah yang sedang diperjuangkan bukanlah dakwah dakwah asal-asalan. Dakwah kecil tak bernilai. Dakwah yang sedang mekar ini adalah sebuah ancaman bagi kehidupan raksasa kriminalitas akidah, penghancur manusia abda modern dan masa lau. Sebuah gangguan bagi musuh-musuh Allah dimanapun mereka berada. Dakwah ini adalah usikan bagi golongan-golongan taghut yang senantiasa sujud dan patuh kepada selain Allah. Mereka juga berusaha untuk mematikan cahaya dakwah namun Allah pun menambah kesempurnaan cahayanya sehingga mereka pun tambah terusik dan membenci dakwah...
Sebuah kisah sederhana tentang usikan ini adalah banyaknya usaha-usaha untuk mengaburkan makna dakwah, dakwah hanya ceramah di atas panggung, mimbar atau di depan publik. Dakwah tidak pernah diartikan melebihi dari defenisi kecil dan sempit itu. Ada kisah lain yang tak kalah hebohnya, tentang jihad. Jihad identik dengan kriminalitas super global, penghancur kedamaian dunia. Persepsi yang dibangun tentang jihad adalah persepsi penghancuran manusia tak seideologi tanpa kendali dan nilai moral alamiah. Produk Islam... Produk yang tidak memiliki kualitas. Produk yang apa adanya tidak inklusif...
Mengapa semua hal itu terjadi? Lahir begitu subur? Kesalahpahaman tentang hakikat Islam yang agung? Ini mungkin terletak pada kita. Kita, generasi pemilik Islam saat ini. Ataukah ini warisan pendahulu kita yang sudah sejak lama mengukir tabiat keislaman mereka di atas dunia. Entah, entah siapa yang harus kita salahkan, tapi saatnya kita harus bekerja untuk mengubah sedikit demi sedikit, menerangi umat manusia dengan ilmu Islam. Bahwa Islam bukanlah agama yang ditakuti. Bukanlah agama yang tidak tahu nilai toleransi.
Inilah seharusnya, kita! semakin radikal menggigit agama, semakin fanatik, semakin militan, dan seharusnya pula kita semakin toleran kepada siapapun, termasuk pada orang yang bukan beragama Islam... Tentu saja, dengan batas yang diatur oleh syari'at. Seharusnya, kita! semakin cinta dengan Allah dan Rasul, semakin kuat aqidah kita, dan semakin fundamental perilaku keberagamaan kita, maka sepatutnya kita semakin adil, semakin adil pada sesama, siapapun dia...
Keadilan, tak lupa pula kedamaian, adalah cita-cita kita bersama menuju sejahtera. Damai, bersih, suci, sejahtera, indah, selamat, dan segalam macam cita yang lain adalah produk ketaqwaaan yang hanya terwujud dengan adanya keadilan. Ingat, keadilan itu dekat dengan taqwa... Predikat taqwa adalah tujuan dari proses islamisasi.
Kehidupan adalah misteri, msiteri yang menghasilkan kejelasan apabila disertai dengan pemahaman tentang hakikatnya. Perjuangan adalah teka-teki... Semuanya dapat ditebak dengan ilmu... Begitu pula dengan dakwah ini, dakwah yang diperjuangkan oleh Rasul dan shahabat, dakwah yang indah untuk seluruh umat manusia. Bukan ancaman, bukan... Marilah berbenah, berbenah atas segala persepsi dunia tentang Islam yang kita perjuangkan. Mari membalut jihad dengan keharuman, seindah aroma mawar di tengah taman. Mari bergerak dalam dakwah yang suci, orisinil, dan terpadu... Penu pemahaman yang utuh. Kita tidak mengenal perpecahan, kedengkian, egoisme dan kebutaan toleransi. Seharusnya kita memahami hal itu, tidak sebaliknya, berdiam diri pada idealisme, statis tak dinamis.
Teriring salam dari admin : "Assalamu'alaikum ikhwatiy, bagaimana kondisi iman antum hari ini? Insya Allah, semoga meningkat dari hari kemarin..."
Dakwah ini, dakwah yang sedang diperjuangkan bukanlah dakwah dakwah asal-asalan. Dakwah kecil tak bernilai. Dakwah yang sedang mekar ini adalah sebuah ancaman bagi kehidupan raksasa kriminalitas akidah, penghancur manusia abda modern dan masa lau. Sebuah gangguan bagi musuh-musuh Allah dimanapun mereka berada. Dakwah ini adalah usikan bagi golongan-golongan taghut yang senantiasa sujud dan patuh kepada selain Allah. Mereka juga berusaha untuk mematikan cahaya dakwah namun Allah pun menambah kesempurnaan cahayanya sehingga mereka pun tambah terusik dan membenci dakwah...
Sebuah kisah sederhana tentang usikan ini adalah banyaknya usaha-usaha untuk mengaburkan makna dakwah, dakwah hanya ceramah di atas panggung, mimbar atau di depan publik. Dakwah tidak pernah diartikan melebihi dari defenisi kecil dan sempit itu. Ada kisah lain yang tak kalah hebohnya, tentang jihad. Jihad identik dengan kriminalitas super global, penghancur kedamaian dunia. Persepsi yang dibangun tentang jihad adalah persepsi penghancuran manusia tak seideologi tanpa kendali dan nilai moral alamiah. Produk Islam... Produk yang tidak memiliki kualitas. Produk yang apa adanya tidak inklusif...
Mengapa semua hal itu terjadi? Lahir begitu subur? Kesalahpahaman tentang hakikat Islam yang agung? Ini mungkin terletak pada kita. Kita, generasi pemilik Islam saat ini. Ataukah ini warisan pendahulu kita yang sudah sejak lama mengukir tabiat keislaman mereka di atas dunia. Entah, entah siapa yang harus kita salahkan, tapi saatnya kita harus bekerja untuk mengubah sedikit demi sedikit, menerangi umat manusia dengan ilmu Islam. Bahwa Islam bukanlah agama yang ditakuti. Bukanlah agama yang tidak tahu nilai toleransi.
Inilah seharusnya, kita! semakin radikal menggigit agama, semakin fanatik, semakin militan, dan seharusnya pula kita semakin toleran kepada siapapun, termasuk pada orang yang bukan beragama Islam... Tentu saja, dengan batas yang diatur oleh syari'at. Seharusnya, kita! semakin cinta dengan Allah dan Rasul, semakin kuat aqidah kita, dan semakin fundamental perilaku keberagamaan kita, maka sepatutnya kita semakin adil, semakin adil pada sesama, siapapun dia...
Keadilan, tak lupa pula kedamaian, adalah cita-cita kita bersama menuju sejahtera. Damai, bersih, suci, sejahtera, indah, selamat, dan segalam macam cita yang lain adalah produk ketaqwaaan yang hanya terwujud dengan adanya keadilan. Ingat, keadilan itu dekat dengan taqwa... Predikat taqwa adalah tujuan dari proses islamisasi.
Kehidupan adalah misteri, msiteri yang menghasilkan kejelasan apabila disertai dengan pemahaman tentang hakikatnya. Perjuangan adalah teka-teki... Semuanya dapat ditebak dengan ilmu... Begitu pula dengan dakwah ini, dakwah yang diperjuangkan oleh Rasul dan shahabat, dakwah yang indah untuk seluruh umat manusia. Bukan ancaman, bukan... Marilah berbenah, berbenah atas segala persepsi dunia tentang Islam yang kita perjuangkan. Mari membalut jihad dengan keharuman, seindah aroma mawar di tengah taman. Mari bergerak dalam dakwah yang suci, orisinil, dan terpadu... Penu pemahaman yang utuh. Kita tidak mengenal perpecahan, kedengkian, egoisme dan kebutaan toleransi. Seharusnya kita memahami hal itu, tidak sebaliknya, berdiam diri pada idealisme, statis tak dinamis.
Teriring salam dari admin : "Assalamu'alaikum ikhwatiy, bagaimana kondisi iman antum hari ini? Insya Allah, semoga meningkat dari hari kemarin..."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar