SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Sabtu, 04 Agustus 2007

Kaderisasi, Syi'ar, Orientasi Kita!

Kaderisasi dan Syi'ar...

Sebelum berpikir lebih jauh, izinkan penulis menjelaskan tentang judul di atas. Judul di atas hanyalah pandangan atau ide penulis. Tentu, banyak yang tidak terlalu tepat karena masih kurangnya pengalaman dan pengetahuan dakwah si penulis, apalagi dalam pemahaman. Walaupun demikian, penulis boleh saja menuang ide berdasar studi literatur tentang dakwah harakah khususnya dakwah kampus.

Jangan sampai ada yang salah di antara kita. Sepertinya kita memilah dan memisahkan dakwah ini. Kita membaginya berdasar muatan (berwujud siyasiy, da'awiy, ilmiy...). Kita juga yang membaginya berdasar orientasi (syiar dan kaderisasi). Semuanya dibedakan baik berdasar muatan maupun orientasinya bertujuan untuk kebaikan, yakni adanya proporsionalitas bertindak dalam mengerahkan energi dakwah secara efektif dan efisien. Hal yang terakhir menurut penulis menarik untuk dibahas. Syiar dan kaderisasi...

Dua aspek yang sering dianggap 'milik' da'awiy tersebut, biasanya dan katanya dimainkan oleh LDK (saja!). Akan tetapi menurut penulis, anggapan itu kurang tepat. Mengapa? LDK (nb : da'awiy) bukan satu-satunya wasilah kaderisasi dan syiar. Pembagian dakwah kita bukan seperti itu. Namun di sini perlu kita dudukkan bahwa kaderisasi dan syiar adalah orientasi, bukan muatan. Wajihah siyasiy bisa bernilai syiar dan kaderisasi. Demikian juga dengan wajihah ilmiy, bisa bernilai syiar maupun kaderisasi. Nah ini yang lebih tepat dan mendekati kebenaran!
Wajihah siyasiy contohnya, ketika wajihah ini berorientasi kaderisasi maka sebagai produknya adalah lahirnya kader-kader yang berkompeten di dalam bidang siyasiy secara kuantitas dan kualitas. Bila wajihah siyasiy berorientasi pada syiar maka sebagai produknya adalah lahirnya persepsi yang terpadu dan menyeluruh tentang masalah sosial dan politik yang sedang berkembang di tengah masyarakat internal (kampus) ataupun eksternal. Sebagai wujud kerja syiarnya, adanya dukungan penuh atau sekedar simpatik terhadap gerakan siyasiy. Itu syiarnya siyasiy...

Sebuah lembaga kemahasiswaan seperti Himpunan Mahasiswa. Orientasi kegiatan ADK (aktifis dakwah kampus) di dalam lembaga siyasiy tersebut pada hakikatnya hanyalah dua, kaderisasi atau syiar, atau keduanya. Itulah fungsi strategis ADK di sana. Nah, baru muatan yang digunakannya adalah muatan siyasiy, ia boleh memilih, orientasi kaderisasi, syiar, atau kedua-duanya. Jadi, jangan ada anggapan seorang ADK ketika ia bergerak rutin dan istimrar di bidang dakwah bermuatan siyasiy, ia lantas mengatakan : "akh, ane gak terlalu faham tentang kaderisasi (sistem : alur dan kurikulumnya), ane juga gak terlalu punya bakat untuk masalah2 syiar..., serahin aja ama LDK... kaderisasi dan syiar 'kan urusan LDK (da'awiy......) ". Pemikiran semacam itu adalah pemikiran yang kurang tepat. Menurut penulis itu pemikiran non ADK, lebih tepat. Mengapa? Karena seperti yang dijelaskan tadi, siyasiy hanya muatan, sedangkan kaderisasi/syiar adalah orientasi. Ketika kedua orientasi lumpuh maka sang 'ADK' model itu sejatinya bukanlah ADK, walaupun ia tetap bermuatan dakwah siyasiy...

Untuk "beberapa tahun terakhir ini", dakwah kampus memiliki arahan kerja yang tertuang dalam renstra (rencana strategis), orientasi kita lebih spesifik yaitu kaderisasi. Artinya, kaderisasi lebih diutamakan dari pada syiar. Itu dari segi orientasi. Jadi jangan sampai mempengaruhi wajihah dakwah yang lain (ex : siyasiy dan ilmiy). Karena pembagian siyasiy, ilmi, dan da'awiy hanya berdasar muatan. Sementara itu kaderisasi dan syiar dikategorikan berdasar orientasi...

Sebuah harapan kita bersama. Kita tidak lagi memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang kaderisasi dan syiar sebagai orientasi dalam kaitannya dengan dakwah siyasiy, ilmiy, dan da'awiy dari segi muatan. Siapapun orangnya, wajihahnya atau muyulnya apa, seharusnya mampu beramal kaderisasi dan syiar. Sebagai pekerja siyasiy harus mampu beramal kaderisasi dan syiar, demikian juga dengan pekerja ilmiy. Semuanya jangan ditumpuk di pundak LDK (nb : da'awiy).

Seperti yang telah penulis singgung di atas, era perjuangan kita beberapa tahun ke depan adalah era perjuangan dakwah yang berorientasi pada kaderisasi. Kaderisasi, sederhananya didefenisikan sebagai upaya perolehan kader yang terukur dengan parameter kuantitas dan kualitas. Setelah memahami bahwa kategori kaderisasi adalah orientasi (bukan kategori berdasar muatan) maka selayaknya setiap kita (baca :ADK) dimanapun kita berada (siyasiy, ilmiy, dsb) harus berupaya keras untuk beramal kaderisasi.

Pertanyaan terakhir, lalu bagaimana hubungan antara syiar dengan kaderisasi. Jawabnya, tidak ada masalah. Kaderisasi dan syiar sejalan. Orientasinya sejalan. Ketika kaderisasi lebih diarahkan pada pemungutan makanan dan emas, sementara syiar diarahkan pada pemungutan batu kerikil dan kayu. Begitulah filosofi permainan empire, cara memahami kaderisasi dan syiar secara sederhana. Batu kerikil dan pasir jangan dianggap tidak berguna. Semuanya berguna untuk pembangunan dakwah.


Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini