Ramadhan setahun yang lalu, masih dalam suasana i’tikaf sepuluh malam terakhir. Aku dan sahabatku Aidil (Bio 07) secara tak sengaja menyenggol motor pasangan suami istri, salahnya pada motor beliau-beliau itu sich, motor brengsek itu tidak pakai lampu kiri-kanan yang berkedip ketika mau belok kiri kanan alias lampu sein. Senggolan itu berakibat jatuhnya motor edan itu ke arah kanan, tidak dipungkiri lagi kaki ibu istrinya yang dibonceng agak memar seluas 5 sentimeter kuadrat. Terpaksa, bermasalah... Tapi alhamdulillah aku selesaikan dengan damai, UUD (ujung-ujungnya DUIT).
Bismillah,
Hampir Saja, Takdir itu...
Hampir saja kenyataan yang tak terelakkan lagi terjadi. Mungkin ramadhan kali ini akan memiliki keunikannya tersendiri di samping sebagai pelengkap kisah-kisah tragis ramadhan-ramadhanku setahun dan dua tahun lalu. Dua tahun lalu, tujuh jahitan di kaki kananku, dua di antaranya jahitan dalam, terpaksa di jalin pada tubuhku akibat kecelakaan motor ketika bepergian dalam i’tikaf di masjid Jabal Rahmah Komp. PT. Semen Padang. Lebaran yang indah terurai dengan air mata (ih, sedih...). Bahkan sampai sebulan kemudian ba’da lebaran, luka itu masih belum kering.
Ramadhan setahun yang lalu, juga masih dalam suasana i’tikaf. Aku dan sahabatku Aidil (Bio 07) secara tak sengaja menyenggol motor pasangan suami istri, salahnya pada motor beliau-beliau itu sich, motor brengsek itu tidak pakai lampu kiri-kanan yang berkedip ketika mau belok kiri kanan alias lampu sein. Senggolan itu berakibat jatuhnya motor edan itu ke arah kanan, tidak dipungkiri lagi kaki ibu istrinya yang dibonceng agak memar seluas 5 sentimeter kuadrat. Terpaksa, bermasalah... Tapi alhamdulillah aku selesaikan dengan damai, UUD (ujung-ujungnya DUIT).
Tahun ini, ramadhan tahun ini... Hampir saja mau menjemputku, atau mungkin sekadar berbaring ke rumah sakit untuk beberapa hari atau minggu. Pecahan kaca yang lumayan mengerikan melayang berjarak 10 cm dari leherku. Aduh, gawat, ini gara-gara manajemen waktu yang tidak baik. Sore itu (Senin, Ramadhan 8, 1429 H), aku seharusnya mempersiapkan diri untuk mengisi ceramah di sebuah masjid, tapi karena menganggap remeh... bukannya membaca buku-buku bahan ceramah melainkan singgah bermain agak sebentar di rumah milik ikhwan FMIPA, rumah itu sangat dekat dengan jalan, rumah yang memiliki jendela berkaca menghadap tepi jalan. Ketika itu juga, truk besar, kalau tidak salah sejenis FUSO, truk yang melewati jalan tersebut dan secara tak sengaja menindih batu di tengah jalan, seketika itu langsung terlempar menuju kaca, dan akhirnya prakkkkkkkkkkkkkk.... kaca yang berukuran kira-kira satu kali 2 meter itu pecah.
Hampir saja, JHD, aku sebagai korbannya. Namun Alhamdulillah mereka (malaikat-malaikat) masih sayang padaku, senantiasa mendoakanku kepada Allah agar selalu selamat, semoga jauh dari marabahaya. Dan tentu, doa dari sahabat-sahabt sekalian terhadapku, aku rasa sangat makbul. InsyaAllah, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar