Sore ini, sambil menunggu waktu berbuka, sengaja aku menghampiri sahabat maya, agar meyakinkan dunia tentang kehidupanku yang semakin dinamis menurutku, dinamis ke arah problema yang tak sedikit. Meski dunia tidak berkata sejajar, sejajar dengan persepsiku.
Sedikit terbetik dalam anganku, seraya mengiring dengan tanya kecil "Kemanakah kulabuhkan lagi asa yang melambung itu, entah di sini ada jawabannya? Di sini terawab pasif, kecuali diriku. Sunyi. Hingga saat ini, kegalauan itu terus menerpa kalbu. Hingga kutemukan... Jawaban berarti sebagai penghibur cemas sesaat.
Oh, wahai pemberi ucap sederhana. Hanya, boleh jadi dikau perantara maaf itu. Bila ini tak segera diurai jadi, aku tak tahu kemana ia bergurau dan menyesali. Sekarang, takdir akan terus berjalan, cepat sekali. Waktu yang ditunggu akan segera tiba. Bila ia akan berwujud wacana, maka bolehlah, biarlah. Tapi ini tak sekadar gurauan kecil. Ini sedikit kekhawatiran???
Sedikit terbetik dalam anganku, seraya mengiring dengan tanya kecil "Kemanakah kulabuhkan lagi asa yang melambung itu, entah di sini ada jawabannya? Di sini terawab pasif, kecuali diriku. Sunyi. Hingga saat ini, kegalauan itu terus menerpa kalbu. Hingga kutemukan... Jawaban berarti sebagai penghibur cemas sesaat.
Oh, wahai pemberi ucap sederhana. Hanya, boleh jadi dikau perantara maaf itu. Bila ini tak segera diurai jadi, aku tak tahu kemana ia bergurau dan menyesali. Sekarang, takdir akan terus berjalan, cepat sekali. Waktu yang ditunggu akan segera tiba. Bila ia akan berwujud wacana, maka bolehlah, biarlah. Tapi ini tak sekadar gurauan kecil. Ini sedikit kekhawatiran???
Di ujung selayang pandang sana, aku mengarahkan dua mata dengan seksama. Ternyata ada surya yang hampir terbenam, mungkin ia kecewa atau merasa lelah dengan sinarannya yang hampir seharian, atas aku dan orang-orang di sekitarku. Dakwah ini adalah keniscayaan, namun kebersamaan tak selamanya atas jalan ini, dengan model yang bertahun jumud menurutku. Ada saatnya kita berlari, mempercepat kereta dakwah. Atau. Lihat sajalah nanti... Aku akan mengerahan banyak pasukan menopang sendi-sendi jama’ah yang tak akan kubiarkan sendiri lagi.
Sudahlah, biarlah takdir yang berkata. Izinmu itu yang penting, itu kuharapkan. Bila tidak maka cukuplah do’a doa kamu muslimin yang kuharapkan. Menyinari hidup segala hidup di atas diriku. Mungkinkah bulan depan aku tak sendiri lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar