Beramallah kalian wahai sahabatku, biarlah Dia sang khalik saja yang menilainya, dan juga Rasul serta orang-orang beriman yang ikhlas menilainya. Tidak ada penyalahan antar sesama di sini, baik karena dia, kau ataupun aku atau mereka. Ini adalah masalah keadaan yang hanya mengukir takdir. Tidak ada yang salah, tidak ada yang kalah. Ini hanya masalah keadaan kalah yang terskenariokan oleh-Nya. Innii a’lamu wa antum laa ta’lamun. Begitulah Dia berucap kepada malaikat tentang hakikat yang Dia saja yang mengetahui jawaban pastinya. Apalagi bila hanya tentang jawaban terhadap manusia, mungkin lebih sepele, terabaikan.
Sahabat, di sini kita tidak memiliki dan mengenal literatur kekalahan. Di sini akan selalu ada kemenangan yang teraih, tanpa sedikitpun kalah. Dakwah adalah jalan istimewa yang tak mengenal kekalahan. Bukankah ratusan tahun Nuh AS berdakwah pada kaumnya, berbagai cara dilakukannya mulai dari kampanye masal hingga dakwah infiradiyah, toh Nuh AS tidak pernah dianggap sebagai seorang yang kalah lantaran pengikutnya sedikit di akhir cerita dakwahnya. Apalagi saat ini, cerita kita belum terakhir… Belum berakhir! Cerita akan sangat dan sangat panjang sekalai. Tidak berakhir di tahun ini. Da’i sejuta umat akan sentiasa lahir dan lahir. Penerus risalah perjuangan ini. Mereka akan menang dan selalu menang.
Sahabat, kita adalah pemenang! Bila ini terasa seperti suat kekalahan, wajar, kaca mata kita hanya kaca mata manusia. Kita terbatas menilai keadaan, namun bagi Allah ini adalah seagung-agungnya perbuatan dengan menjanjikan bergudang pahala bagi yang ikhlas
Sahabat, terakhir tertulis di dalam pesan ini bahwa anggapan ‘kalah’ itu boleh saja muncul namun tak perlu dan tak boleh saling menyalahkan. Ingat, apapun kondisinya ketahuilah bahwa ini adalah suatu kemenangan melimpah. Umat akan semakin memahami kita, akan terasa dekat dan lambat atau cepat mereka akan segera memahami dan mengikuti seruan dakwah kita.
Kebenaran yan mutlak dan kebenaran yang kita diwajibkan meneladaninya bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menyalahkan para sahabat, meski di saat-saat setelah Uhud atau Hunain atau perang-perang yang dianggap sebagai suatu kemunduran atau kekalahan. Beliau tetap mengedepankan semangat motivasi, kemenangan berupa surga!
Dalam jama’ah ini tak dikelan literatur saling menyalahkan. Yang penting adalah pembenahan di setiap sisi-sisi yang agaknya terlupakan selama ini. Mari terus berbenah diri dan komunitas. Samakan persepsi, tingkatkan pemahanman dan satukan barisan. KEMBALI. Demikian literatur tentang kemenangan!
(Rumah Intelek Relijius, 26 April 2009 - JHD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar