Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis dari berbagai sumber, ada beberapa upaya yang mampu menanggulangi dampak penggunaan pestisida. Ada yang bersifat korektif, sementara beberapa yang lainnya bersifat preventif.
Peraturan dan Pengarahan Kepada Para Pengguna
Peraturan dan cara-cara penggunaan pestisida dan pengarahan kepada para pengguna perlu dilakukan, karena banyak dari pada pengguna yang tidak mengetahui bahaya dan dampak negatif pestisida terutama bila digunakan pada konsentrasi yang tinggi, waktu penggunaan dan jenis pestisida yang digunakan.
Kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan pestisida akan menyebabkan pembuangan residu pestisida yang tinggi pada lingkungan pertanian sehingga akan menganggu keseimbangan lingkungan dan mungkin organisme yang akan dikendalikan menjadi resisten dan bertambah jumlah populasinya. Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973.
Standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida dan pengarahan untuk penggunaan yang aman dari pestisida, seperti cara pelarutan, jumlah (konsentrasi), frekuensi dan periode dari aplikasi, ditentukan oleh aturan untuk meyakinkan bahwa tingkat residu tidak melebihi dari standar yang telah ditetapkan. Keamanan dari produk-produk pertanian dapat dijamin bila bahan-bahan kimia pertanian diaplikasikan berdasarkan standar keamanan untuk penggunaan pestisida.
Penggunaan Pestisida dengan Memperhatikan Kondisi Lingkungan
Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara oleh adanya pestisida maka pada saat penggunaan pestisida, pengguna harus memperhatikan beberapa hal yang mampu mempengaruhi pendispersian polutan tersebut di udara. Faktor lingkungan seperti temperatur, kecepatan dan arah angin, dan kelembaban udara sangat berperan dalam mempercepat dan atau meringakan proses terjadinya pencemaran.
Pengendalian Hayati Menggunakan Biokontrol
Peningkatan pembangunan pertanian diarahkan pada sistem pertanian berkelanjutan, dimana makna dari “berkelanjutan” adalah mengelola sumber daya yang ada sehingga dapat digunakan secara berkesinambungan serta meminimalisasi dampak negatif yang timbul. Dengan adanya pertanian berkelanjutan, maka penggunaan pestisida dapat secara teliti dan bertanggung jawab.
Dalam pertanian berkelanjutan, petani harus belajar dan meninggalkan metode produksi yang memakai banyak bahan kimia. Memakai cara rotasi tanam, menanam kacangan dan rumput untuk mengisi persediaan N, merawat tanah dengan pupuk dan kompos, serta mendaur ulang bahan organik. Pendekatan ini akan melindungi tanah dan mencegah pencemaran dan pencucian pupuk/bahan kimia dari tanah ke aliran sungai. Dengan semakin ketatnya peraturan pemakaian bahan kimia, pengendalian hayati atau biokontrol merupakan salah satu strategi untuk mengatasi dampak pencemaran lingkungan akibat pemakaian bahan kimia untuk proteksi pertanian.
Pengendalian suatu penyakit melalui biokontrol membutuhkan pengetahuan detail tentang interaksi patogen inang dan antara patogen dengan mikroba-mikroba sekitarnya. Pengetahuan ini sangat penting karena prinsip biokontrol adalah pengendalian dan bukan pemberantasan patogen. Keberhasilan suatu biokontrol ditentukan oleh kemampuan hidup agen biokontrol tersebut dalam lingkungannya.
Salah satu agensia pengendalian hayati yang efektif yaitu jamur Trichoderma spp yang mempu menangkal pengaruh negatif jamur patogen pada tanaman kedelai (tanaman inang). Species Trichoderma harzianum dan Trichoderma viridae dapat mengendalikan aktifitas jamur patogen Rhizoctonia solanii yang memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan berkecambah biji kedelai dan pertumbuhan biomassa tanaman. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa Mikorhiza sp. juga mampu menanggulangi efek negatif patogen berupa bakteri penyakit darah pada pisang. Pengendalian hayati sangat erat hubungannya dengan pemanfaatan sistem ketahanan tanaman terhadap patogen penyebab penyakit. Ini juga berhubungan dengan mekanisme reaksi biokimia di dalam jaringan tanaman tersebut.
Metode Bioremediasi Sebagai Tindakan Perbaikan
Sebagai tindakan korektif bagi lahan yang telah tercemar oleh residu pestisida, saat ini juga banyak dikembangkan metode “Bioremediasi”. “Bioremediasi” dikenal sebagai usaha perbaikan tanah dan air permukaan dari residu pestisida atau senyawa rekalsitran lainnya dengan menggunakan jasa mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan berasal dari tanah namun karena jumlahnya masih terbatas sehingga masih perlu pengkayaan serta pengaktifan yang tergantung pada tingkat rekalsitran senyawa yang dirombak.
KESIMPULAN
Penerapan teknologi di dalam memajukan industri pertanian mutlak dibutuhkan untuk mencapai cita-cita ketahanan pangan. Salah satu di antara pemanfaatan teknologi adalah penggunaan pestisida yang diformulasi dari bahan-bahan kimia yang sangat ampuh dalam memberantas makhluk hidup pengganggu tanaman. Dengan teknologi ini, kehilangan hasil panen dapat diminimalisasi bahkan dapat ditiadakan. Akan tetapi aspek pemanfaatan pestisida juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang tak kalah dahsyatnya dengan manfaat positif yang diperoleh. Keadaan penurunan kualitas lingkungan berupa pencemaran udara, air, dan tanah adalah konsekuensi dari penggunaan pestisida ini. Pencemaran berkaitan dengan penurunan populasi hewan dan atau mungkin menimbulkan akibat buruk bagi manusia di sekitar.
Untuk menanggulangi dampak lingkungan di atas, beberapa hal yang perlu dilakukan sebagai tindakan perbaikan dan pencegahan agar penurunan kualitas lingkungan tidak terjadi adalah dengan memberikan sosialisasi peraturan terkait penggunaan pestisida secara aman dan tepat sasaran, mengadakan pengarahan kepada pengguna, melakukan pengendalian hayati dengan biokontrol dan bioremediasi, serta memperhatikan faktor kondisi lingkungan pada saat menggunakan pestisida.
Tugas Mata Kuliah IPA Terpadu
Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi
Bidang Konsentrasi Pendidikan Kimia
Tugas Mata Kuliah IPA Terpadu
Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi
Bidang Konsentrasi Pendidikan Kimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar