SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Senin, 20 Juni 2016

Bagaimana Cara Menulis INSYAALLAH yang Benar?

Salah seorang saudara pernah menanyakan kepada saya bagaimana cara menulis INSYAALLAH yang benar? Lalu saya memberikan jawaban sebagai berikut. Simak ya pemirsa, semoga dimengerti.

Sebenarnya pertanyaan ini sudah sering didiskusikan di media sosial. Bahkan sering menjadi tema perdebatan antara beberapa kubu yang berseberangan pendapat. Namun kebenaran yang tidak dapat dibantah adalah kebenaran dari Al Quran yang dibacakan dalam bahasa Arab serta ditulis dengan huruf arab. Maka dengan demikian penulisan INSYAALLAH yang paling benar atau satu-satunya yang benar adalah TULISAN ARAB itu sendiri yakni إن شاء الله (seperti yang kita lihat di dalam mushhaf Al Quran).

Lalu pertanyaan selanjutnya bagi kita orang Indonesia adalah bagaimana cara transliterasinya ke dalam bahasa Indonesia yang notabene kita menggunakan huruf latin? Biasanya otoritas bahasa di masing-masing negara telah memberikan panduannya. Pedoman transliterasi antara negara yang satu dengan negara yang lainnya bisa saja berbeda.

INSYAALLAH vs INSHAALLAH

Sesuai dengan aturan yang berlaku resmi di Indonesia, penulisan huruf hijaiyah SYIN diwakili oleh huruf SY sedangkan penulisan huruf hijaiyah SHAD diwakili oleh SH. Kalau kita bicara soal penulisan إن شاء الله maka yang benar adalah menggunakan SY (bukan SH).


INSYAALLAH vs INSYA ALLAH

Persoalan berikutnya adalah apakah penulisannya harus disatukan atau dipisah? Perlu diingat bahwa kalimat إن شاء الله terdiri atas tiga kata yakni: IN (jika), SYA-A (menghendaki), ALLAH (Allah) yang artinya “jika Allah menghendaki”.

Menurut saya pribadi (bisa saja berbeda menurut pendapat lainnya), penulisan yang agak tepat adalah disatukan yakni "INSYAALLAH". Alasan yang paling logis adalah karena kalimat ini sudah menjadi kalimat resmi untuk mengingat hadirnya kekuasaan Allah di dalam setiap perencanaan yang dilakukan oleh manusia. Jika ditulis menggunakan huruf kecil maka saya merekomendasikan untuk menulisnya” “insyaallah”, tidak berbeda ketika kita menulis subhanallah dan alhamdulillah.

Penulisan insyaallah vs insya Allah

Kita telah mengetahui aturan penulisan kata “Allah” dengan tujuan pengagungan (ta’zhim) kepada-Nya. Penulisan resminya adalah menggunakan huruf kapital dimana saja letaknya di dalam kalimat, baik di awal kalimat maupun di tengah kalimat. Namun perlu diperhatikan bahwa huruf hamzah yang dibaca sebagai lafal “A” di dalam kalimat إن شاء الله  bukanlah merupakan bagian dari kata “Allah” atau dengan kata lain bukanlah huruf hamzah pada kata Allah. Bunyi “A” yang dilafalkan adalah bagian dari kata “Sya-a”. Huruf hamzah pada kata “Allah” tidak dibaca karena merupakan hamzah washal, yakni hamzah yang tidak muncul bila ada kata yang menyambungnya. Jadi penulisan yang benar adalah tidak menggunakan “insya Allah” tetapi menggunakan “insyaallah”.

Jika tetap ingin mengagungkan Allah maka huruf kapital seharusnya diterapkan pada huruf L karena huruf L pada lafazh إن شاء الله adalah huruf pertama dari lafazh Allah. Sehingga penulisannya adalah insyaaLlah atau InsyaaLlah. Namun ini sepertinya kurang konsisten. Mengapa? Jika memang ingin menerapkan penulisan itu secara konsisten maka penulisan serupa harus diterapkan pada kalimat dzikir “alhamdulillah”, harus ditulis alhamduliLlah, penulisan “subhanallah” harus ditulis subhanaLlah.

Nah, agar tidak terlalu ribet, maka saya merekomendasikan penulisan transliterasi إن شاء الله yang mendekati benar yakni: INSYAALLAH atau insyaallah. Silakan pilih apakah menggunakan kapital semua atau tidak. Demikianlah jawaban dari saya, insyaallah lebih mendekati benar.

Allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini