Kalau bukan karena saya, Forum Studi Islam ini tidak tegak berdiri dan sejaya saat ini. Kalau bukan karena hadirnya saya, wisma ini tidak akan berdiri sebagaimana layaknya wisma. Kalau bukan karena saya, dakwah Rabbani Unand tidak akan semulus di zaman ini. Hanya dengan saya, program itu dapat lancar sesuai target dan tujuan. Kalau bukan karena saya ikut merumuskan, sudah tidak jalanlah rapat itu. Nah, cobalah, karena tidak ada saya, dakwah jadi mandeg, jumud, dan banyak yang futur...
Mungkin kalimat-kalimat di atas sempat terlontar di benak ataupun dari mulut-mulut harimau kita. Kalimat di atas, sebagian atau seluruhnya sempat terdengar oleh penulis beberapa saat yang lalu dari seorang ikhwan, sebut saja namanya Nafis, atau Indra boleh juga, ataupun Eccy. Si Indra saja kita pakai, ikhwan kita yang satu ini tampaknya semakin gagah dengan labelisasi terhadap predikat keda’iannya. Ah, ini bukan hal serius memang, tapi perlu diseriusi bila kita tidak ingin ada ancaman bagi dakwah ke depan. Kita ingin memurnikan dakwah ini dari sifat-sifat buruk yang dapat diibaratkan seperti singa-singa berbulu cicak (emang ada???), dan ini adalah wajib dijihadkan atau diperangi, kalau perlu dilaporkan kepada para pasukan jihad di medan perang. Agar masalah ini betul-betul SERIUS, yang serius donk bacanya jangan sambil ‘galak’!
Boleh jadi kita adalah orang yang paling banyak bekerja, baik itu diakui oleh orang sekitar ataupun tidak. Sadarlah, di balik perjuangan kita, ada ikhtiar-ikhtiar kecil bersinambung yang dilancarkan oleh orang-orang yang tak berada di atas matras dakwah. Minimal dengan do’a-do’a dan ketulusan mereka berdo’a. Atau kita ingin sendiri masuk neraka lantaran kesombongan kita, HANYA SAYA dan KARENA SAYA! Na’udzubillah... Malah, boleh jadi, dakwah ini tanpa kita akan semakin sukses, cobalah pergi, uzlah ke suatu taman-taman kesendirian yang jauh dari jama’ah dan BUKTIKAN, dakwah akan senantiasa ada meski tanpa ataupun ada SAYA.
Padang Membisu, Siang Hari!
1 komentar:
"Kalau bukan karena saya, Forum Studi Islam ini tidak tegak berdiri dan sejaya saat ini. Kalau bukan karena hadirnya saya, wisma ini tidak akan berdiri sebagaimana layaknya wisma. Kalau bukan karena saya, dakwah Rabbani Unand tidak akan semulus di zaman ini. Hanya dengan saya, program itu dapat lancar sesuai target dan tujuan. Kalau bukan karena saya ikut merumuskan, sudah tidak jalanlah rapat itu. Nah, cobalah, karena tidak ada saya, dakwah jadi mandeg, jumud, dan banyak yang futur..."
Betul, seringkali perasaan itu muncul. Padahal: "Emang, saya siapa?"
Posting Komentar