Membaca pesan singkat dari kakanda David Ferry
Andrio di facebook dan twitter, “Jangan risaukan nikmat-nikmat yang belum kita
miliki, risaulah akan nikmat-nikmat yang belum kita syukuri”, membuat saya
ingat akan segala nikmat yang telah Allah berikan. Saya menyesal, saya menyesal
karena terlalu risau dengan segala cita-cita. Pesa beliau ini adalah pesan
qana’ah sekaligus ajakan syukur bagi setiap hamba Allah beriman. Kita setiap
hari berdoa dan meminta terus dengan iringan rasa risau, padahal kita tidak
pernah fokus memperhatikan banyaknya nikmat yang kita peroleh secara gratis
dari Allah.
Mari sebut saja beberapa di sini, nafas yang
dengan teratur kita kelola keluar masuk hidung dan paru-paru, menghirup udara
segar oksigen. Kaki dan tangan yang masih mampu kita gerakkan kemana hendak
pergi. Makan dan minum yang tak pernah usai, pagi hingga malam. Istirahat yang
membuat kita nyenyak dan lupa segala hal. Itu semua nikmat-nikmat yang mungkin
sebagian kita anggap sepele, belum kita syukuri dengan penuh. Malah kerisauan
terus menerus untuk memikirkan banyak hal yang masih belum kita miliki. Aduh,
manusia oh manusia. Marilah kita menyadari bawa siapa yang bersyukur banyak
maka akan mendapat banyak berlipat, berlipat, berlipat!
Bersyukur bukan hanya ucap ALHAMDULILLAH,
bersyukur itu yang paling utama adalah menunjukkan bahwa kita adalah hamba
Allah, tugasnya ada antara lain:
1. Menjadi budak Allah dalam beribadah hanya
kepada-Nya, tiada yang lain.
2. Menjadi pemakmur alam yang telah Allah
titipkan pada kita, memaksimalkan potensi kebaikan yang kita miliki sehingga
terwujudlah pribadi yang menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Dua hal di atas adalah syukur yang sejati,
tidak ada alasan lain untuk menyangkalnya dan sekadar berkata bahwa syukur itu
hanya sebatas alhamdulillah. Wahai saudaraku, selamat bersyukur dan mari terus saling mengingatkan!
1 komentar:
Subhanallah. Artikelnya telah mengguggah hati dari lelapnya kealpaan, sudah berapa bnyak nikmat yg kurasakan namun lalay untuk mensyukurinya
Posting Komentar