Sore ini mau menulis singkat apa itu ISO di kalangan dunia industri,
sependek pengetahuan dan sejengkal pengalaman saya. Banyak orangg
yang tidak mengetahui tentang ISO, sebagian ada yang ragu-ragu dan mungkin ada juga
tak kalah banyak yang sok tahu, hehe.
Sebelumnya saya luruskan terlebih dahulu bahwa ISO bukanlah singkatan
sebagaimana banyak orang
salah paham, katanya ISO
adalah singkatan dari "International Standard Organization". Tentang definisi ISO, saya memulainya dari
sebuah bahasa Yunani
yang artinya “SAMA”. Kalau Anda adalah orang sains/teknik, tentu
akrab dengan istilah isometri, isobar, isotop dan sebagainya. Kata kunci dari
istilah itu adalah adanya kesamaan. Jadi sekali lagi ISO pada dasarnya bukanlah (hanya) singkatan dari sebuah
kepanjangan seperti yang
banyak disangkakan orang kepadanya.
Makna dari ISO sendiri
berawal dari "keinginan untuk menyamakan standarisasi atau acuan di tingkat internasional", agar masing-masing negara tidak memiliki
klaim tersendiri atau klaim pribadi yang bersifat lokal. Dari makna tadi maka secara kebetulan
dikaitkan menjadi sebuah nama organisasi yakni International
Organization for Standardization,
jadi hampir mirip ISO-lah, kalau disingkat IOS, hehe. Betapapun nama singkatannya
IOS tapi organisasi ini malah mempertahankan semangat awal yakni ISO. Organisasi ISO berkedudukan di Jenewa,
Swiss. Merupakan perkumpulan badan standarisasi dari masing-masing negara di dunia, tetapi organisasi ini tetap bersifat non-pemerintah.
Dunia industri apabila ingin memasarkan produknya (baik
non jasa maupun jasa) di
tingkat dunia, maka sudah barang tentu mereka akan berlomba meraih
sertifikat ISO berupa adanya
pengakuan dunia, dengan tujuan agar produknya laku d mata dunia. Bila sebuah perusahaan telah meraih
sertifikat tersebut maka
akan mudah baginya diterima di pasar internasional, sehingga dengan demikia proses mendapatkan sertifikat
ISO ini bukan suatu hal yang mudah, tidak main-main lho ya!
ISO ada beberapa jenis sesuai dengan fungsi dan
tujuannya, misalnya ada ISO 9000 berhubungan dengan mutu (quality), ada ISO 14000 yang berkaitan dengan lingkungan, dan sebagainya. Suatu
organisasi industri (baca: perusahaan) yang ingin meraih sertifikat ISO harus menerapkan sistem manajemen sesuai syarat yang ditentukan oleh ISO di
dalam perusahaannya.
Pertanyaan kemudian adalah: “Apa saja yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk
menerapkan sistem manajemen berbasis ISO?” Mari kita jawab secara singkat di sini. Yang harus
dilakukan adalah menerapkan semua persyaratan standar ISO sesuai dengan jenis ISO yang ingin diraih sertifikatnya, misal
ISO Mutu. Persyaratan
standar dalam sistem
manajemen mutu berbasis ISO
ada 8 butir. Perlu pelatihan setidaknya 3 hari (dan tiga malam, hehe) untuk menguasai prinsip-prinsip
sistem manajemen mutu ini, tapi secara singkat akan saya sebutkan di sini. Saya sendiri pun
masih belajar, padahal sudah ikut pelatihan (learning by doing) di kantor sudah
hampir dua tahun. Pengalaman inilah yang membuat saya sedikit berani
membicarakan ISO, selama 8 jam sehari dan 5 hari sepekan, saya bergelut dengan ISO. Tiada hari tanpa
menyabut kata ISO. Itulah tugas utama saya di perusahaan tempat saya bekerja saat ini. Jadi kalau saya buka-bukaan tentang prinsip-prinsip berhubungan sistem
manajemen mutu (9001-2008),
karena saya punya sedikit pengalaman pribadi sebagai buruh di bidang tersebut. Tulisan ini hanya mengulas ISO secara umum
(kulit saja), sedangkan semua hal yang bersifat informasi internal perusahaan
tidak boleh saya buka di sini. Ada aturan tegas di internal perusahaan yang
melarang hal tersebut.
Baiklah saya akan uraikan singkat 8 persyaratan di dalam sistem manajemen mutu. Masing-masing persyaratan itu
disebut sebagai klausul.
FYI, kalau di sistem jaminan halal disebut kriteria. Klausul 1 adalah tentang Ruang lingkup,
klausul 2 tentang Acuan
standar, klausul 3 tentang Istilah
& definisi. Klausul 1 - 3 bukan merupakan persyaratan, hanya bersifat
pendahuluan. Walaupun begitu,
tetap saja penting sebagai pemenuhan persayaratan sistem manajemen mutu.
Klausul 4 - 8 merupakan persyaratan yang harus diterapkan penuh
oleh perusahaan (organisasi industri). Klausul
4 (Sistem manajemen mutu) mengatur tentang persyaratan umum & persyaratan dokumentasi, umum,
manual mutu, kendali dokumen & rekaman.
Klausul 5 (Tanggung jawab manajemen) mengatur bebebrapa hal yang harus dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan, secara detil
diatur dalam sub klausul. Klausul 6 (Manajemen sumber daya)
secara umum mengatur tentag
tata kelola SDM dan pengaturan sumber daya umum yang ada di dalam perusahaan.
Klausul 7 (Realisasi produk), ini
klausul disesuaikan dengan
jenis produk dari perusahaan yang
bersangkutan. Lebih fleksibel persyaratannya. Klausul 8 (Pengukuran, analisis, dan peningkatan) mengatur tentang analisis proses secara
keseluruhan. salah satu pokok
bahasan persyaratanya adalah pada pelaksanaan audit. Pelaksanaan audit bermaksud untuk memastikan seluruh kegiatan yang dilakukan perusahaan telah sesuai dengan persyaratan standar ISO. Apabila ada yang tidak sesuai
maka auidtor akan mengeluarkan semacam surat (biasanya berupa formulir) yang
menyataka ketidaksesuaian tersebut. Lalu pihak terkait dengan ketidaksesuaian
itu akan merumuskan tindakan perbaikan dan pencegahan. Hal ini untuk menghindari keterulangan
ketidaksesuaian di kemudian hari. You should know, that’s ISO spirit!
Klausul yang saya
ceritakan di atas hanya tentang
standar mutu saja, sementara masih
banyak jenis ISO lain yang belum disampaikan. Mudah-mudahan bisa saya uraikan kembali di lain
kesempatan. Untuk
membuat lebih paham ISO secara
implementatif, setidaknya butuh pelatihan langsung di lapangan, atau di acara
pelatihan tertentu. Saya sadar
bahwa apa yang saya uraikan ini masih belum menjawab pertanyaan Anda (para
pembaca sekalian), pasti masih banyak yang bingung, tetapi saya berpikir kembali bahwa tulisan
ini minimal sudah lebih dari cukup untuk memberikan gambaran.
Sekian.
2 komentar:
Makasih infonya Om..tapi saya masih ngga paham juga...harus mulai darimana utk belajar sistem manajemen mutu?
Terima kasih atas komentar Pak Haidir diblog saya.
Memang mempelajari ISO tak segampang memahami teorinya. Harus terjun langsung ke lapangan untuk menerapkannya. Seiring dengan itu, kita akan paham sendiri.
Thanks.
Posting Komentar