Berikan aku sepuluh pemuda! Masih ingat dengan kalimat BUNG KARNO?
Kalau tidak ingat atau belum tahu, terserah... (Tak perlu saya pikirkan).
Berikan aku sepuluh pemuda, dst..!
Luar Biasa, sebuah kalimat yang menggetarkan jiwa-jiwa insan. Seakan memberikan peluang berupa lampu hijau bagi para pemuda. Pemuda mana yang tak bangga dengan kepemudaannya. Sungguh, bila pemuda ditukar dengan harta dunia, niscaya harganya jauh melebihi di atas nilai itu.
Pemuda itu LUAR BIASA,
Ia mampu berdiri di atas egoisme kebenaran, yang terlahir dari aroma takdir Allah, menurunkan sifat kemahabenarannya. Pemuda oh pemuda, sungguh, kami adalah engkau. Saatnya dirimu berkibar melampaui kibaran massa manusia yang lain. Merke abelum dewasa, atau sudah terlalu tua untuk berkibar. Saatnyalah giliranmu berkibar!
Pemuda itu LUAR BIASA,
Tiada kata penyempurna lain, melainkan hanya Allah yang mentakdirkan bahwa pemuda adalah segala-galanya untuk sebuah dan bagi tiap perjuangan, minimal jiwanya adalah MUDA, sahaja. Walaupun itu minimal dan sahaja, itu sudah dahsyat LUAR BIASA. Apalagi jika ia segala muda...
Bila mengakhiri tulisan ini, rasanya tak puas bila hanya mengatakan pemuda itu LUAR BIASA. Pemuda jangan hanya di LUAR. Sekarang kita ubah persepsi bahwa pemuda tidak hanya di LUAR. Kalau versi lama, pemuda hanya di luar arena perjuangan, atau di masa lalu sebagai pelengkap sejarah, akan tetapi persepsi baru kita : “PEMUDA harus ATAS BIASA.
Pemuda ATAS BIASA,
Pemuda selayaknya di ATAS, sebagai pemimpin. Di atas setingkat dari yang lain. Karena telah dilebihkan oleh Allah atas firman-Nya : Innahum fityatun aamanu birabbihim, wa zidnahum hudaa! PEMUDA ATAS BIASA, siapakah mereka?
Komentar batin : Lalu bagaimana dengan petua yang mengaku pemuda? Sejarah mengenalnya sebagai ‘petua’ brengsek, yang tak tahu malu, sudah buta, tak mau kalah, tak berakal pula, malah mau menjadi PEMIMPIN lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar