Memang benar bahwa ada perintah Nabi
untuk meringkas shalat tetapi bukan untuk mengikuti keinginan sebagian manusia
yang tidak mau berlama-lama dengan bacaan Al-Quran di dalam shalat.
Sebaik-baik shalat yang ringkas
adalah shalatnya Nabi Muhammad SAW. Beliau sebaik-baik teladan dalam
melaksanakan shalat berjamaah.
Tidak benar jika Nabi membaca ‘HANYA”
ayat-ayat pendek saja setiap kali mengimami shalat berjamaah bersama para
shahabatnya.
Di zaman ini, ada sekelompok oknum
manusia yang sangat ingin agar shalat berjamaah dilakukan dalam waktu yang
sekejap mata saja. Konon kabarnya, ada shalat tarawih 23 rakaat dilakukan dalam
waktu kurang lebih 7 menit saja. Ngeri!!!
Apabila sang imam memanjangkan
bacaan Al-Quran di kala shalat berjamaah maka jangan heran, ada saja batuk-batuk
yang tak wajar terdengar dari barisan makmum.
Batuk ini mengalahkan lantunan
Al-Quran, seakan ia ikut bersaing dengan tajwid dan irama sang imam. Ada yang
batuk dengan berdehem, batuk dengan ketukan konstan, batuk dengan frekuensi
waqaf yang tetap dan yang tak beraturan.
Semua batuk itu sebenarnya bukan
karena gejala alergi pada fisik, tetapi gejala alergi di jiwa. Waduh, bisa jadi
ini ada indikasi gangguan pada kesehatan jiwa.
Mari selamatkan mereka segera!
Ajarkan, latih, biasakan mereka
untuk mampu berdiri lama dalam mendengarkan dan menyimak sekitar 10 ayat, 15
ayat atau lebih dari Al-Quran yang mulia.
Motivasilah dan kuatkanlah mental para
imam-imam masjid agar jangan sampai mereka berputar di "Qulhu-Qulhu" saja lantaran takut
ditinggalkan makmum yang memiliki hawa nafsu shalat super cepat.
Kita kadang bertanya, mengapa kaum
muslim begitu lemahnya dan dengan begitu mudahnya dikalahkan oleh kaum kufar dalam berbagai macam lahan berkompetisi?
Boleh jadi penyebabnya adalah karena sebagian besar dari kaum muslim sudah banyak
yang sakit jiwanya, alergi ayat panjang. Kita lemah, rapuh, tak bergairah karena
kekosongan jiwa dari bacaan Al-Quran. Na’udzu billahi min dzalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar