SELAMAT DATANG DI SITUS BLOG HADZIHI SABILI - JEHADEMUSA

Minggu, 17 Agustus 2008

'MUNAFIQ!' Bukan Mujahid

Sahabat, tentu bertanya, kenapa tulisan ini hadir? ya, karena saat ini banyak penyelewengan tentang hakikat keikhwanan atau hakikat ke-ADK-an seorang insan yang ngaku-ngaku ikhwan atau ADK, aktivis dakwah kampus. Padahal, banyak kriteria inti yang tak sanggup mereka penuhi, memang, ada kata ampuh untuk menghaluskan 'penderitaan' mereka itu, "mereka (ADK / Ikhwan) 'kan sedang dalam tahap belajar, dalam proses menuju perubahan, wajar donk kayak gitu, no body is perfect". Akhirnya, dengan mengelus dada, topik yang tadi kita tutup saja sampai di sini. Tapi seharusnya tidak begitu sobat!

Bismillah, tapi maaf sebelumnya, ini kisah kecil JHD di saat menghadiri acara MITI AWARD Tingkat Sumatera (diadakan di Padang, pada akhir Juli yang lalu). Alhamdulillah, JHD diberi kesempatan menjadi moderator (oleh da Ihsan Iswaldi, Doctor Cand. of Granada Univ, Madrid), biar JHD gak fasih2 amat berbahasa Inggris, tapi bisa lah... JHD memoderasi acara dari awal sampai akhir dengan English + "1 kalimat Japanese yang ancur banget"... Hmmm Kayaknya pamer lagi nich...! Walaupun seberannya masih banyak sahabat lain yang melebihi kemampuan JHD berbahasa inggris, tapi ya... itu, da Ihsan ;pemilik agenda ilmi Unand’ kan dah duluan kenal JHD, makanya JHD dipromosikan menjadi moderator. Alhamdulilah banget, kader dakwah boleh belajar nepotisme hasanah! bid'ah hasanah gaya baru.

OK. Lupakan tentang prestasi JHD, prestasi semu JHD yang tak layak disebut-sebut di hadapan publik, maklum, JHD bukan tipe orang yang mau pamer, pamer itu riya, riya itu dosa, dosa, itu ya.. neraka.. Na'udzubillah. Baiknya, kita lanjut pada topik istimewa. Istimewanya tentang kemunafiqan dan kepahlawanan!

Babaliak ka nan tadi. Masalah MITI Award, memang, tapi kali ini bukan menyinggung prestasi JHD dan JHD lagi. Namun sedikit mengungkap ulang materi-materi presentasi (dalam bahasa inggris) dari beberapa orang kandidat penerima MITI AWARD. Satu pesan menarik dari salah seorang kandidat MITI AWARD, yang akhirnya menjadi Peserta Terbaik dari Akhwat Se Sumatera, (Peraih MITI AWARD PUTRI se-Sumatera untuk tahun ini) berasal dari akhwat Fakultas Ekonomi Unand, Padang. Adapun salah satu isi materi presentasi beliau adalah sebagai berikut (JHD telah menerjemahkannya dalam bahasa kita, Indonesia Raya) :

- "Jangan mengaku ADK atau ikhwan mujahid jika memiliki IP atau IPK dibawah 2.00. Ini mempermalukan dakwah kampus". Dakwah kampus tidak layak dihuni oleh manusia-manusi penuh ritualistis, yang kerjanya rapat dan rapat, aksi dan aksi, demo dan demo, tahajud dan tahajud, dzikir dan dzikir, doa dan doa, ceramah dan ceramah!

- "Tapi bila mereka masih mengaku ADK atau ikhwan mujahid, maka sebenarnya mereka tidak layak mendapat gelar kehormatan itu, bahkan lebih layak menjadi seorang yang munafiq!"


Allahu a'lam bish-shawab, entah siapapun yang tersinggung terserah. Kami rasa sahabat sekalian bukanlah orang yang cepat tersinggung menghadapi pernyataan-pernyataan 'menghakimi' yang dinyatakan oleh sahabat akhwat kita dari FE UNAND, peraih MITI AWARD se-Sumatera tahun ini. TIM JURInya berasal dari Jakarta, Jogja, dan Lampung : Dr. Edi Sukur, M. Eng dan Firman Alamsyah, M.Si, Doctor Cand.(Perwakilan MITI), yang satu lagi Mbak Elita, SS. (ADKP dari Lampung, kalau tidak salah beliau koord Ilmi Se-Sumatera).

Berarti, secara tidak langsung ataupun langsung, pernyataan Sang Peraih AWARD itu telah diamini oleh ketiga juri, keduanya berasal dari sesepuh dakwah kita dari MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia).

Kesimpulan sederhana : gelar Ikhwan/ADK/Mujahid Kampus itu mahal, tidak boleh dimiliki oleh 'si miskin'. Di antaranya : Miskin IP(K). Dan seorang JHD pun sepakat.
Once more, wallau a'lam!


Tidak ada komentar:

8 Tulisan Populer Pekan Ini