Hmm. Untuk para elektron bebas. Sebuah tulisan yang dikomentari JHD pada webblog salah seorang guru dakwah ana, Hasdi Putra, ST (mantan ketua PUSKOMNAS FSLDK). Elektron bebas yang ana komentari boleh jadi sedikit menyimpang dari alur tulisan penulisnya, bang ‘sdie.
Ayo, kita mulai saja dengan beda. Tulisan tentang elektron bebas. Elektron bebas, siapakah mereka? Hemat ana, mereka itu adalah para rijal yang tidak memiliki “pasangan”! Dan sewaktu-waktu, bisa saja membentuk ‘ikatan”, pada kondisi yang memungkinkan terjadinya ikatan. Begitulah kimiawan mendramatisirnya secara hampir nyata.
Kapankah kesetimbangan itu ada dan tercapai? Kesetimbangan? Sepertinya kurang tepat, biasanya itu untuk menyatakan reaksi tertentu saja. Lebih baik menggunakan kata-kata ‘kestabilan’. Kapankah kestabilan, yap, bila ia telah menemukan pasangannya, dan membentuk ikatan. Istilah yang terakhir ini lebih pantas dan logis.
Oh..bertanyakah. Pada siapakah tentang ini semua? Bertanyalah…”fas alu ahladzdzikr in kuntum ta’lamun…”. Entahlah, seperti elektron bebas saja. Kadang begitu liar menyiasati gerak dan harokahnya. Wah bisa bahaya kalau menjadi liar radikal, boleh jadi ia akan menggangu kestabilan yang lain, bahkan dapat merusak.
Ayo, kita mulai saja dengan beda. Tulisan tentang elektron bebas. Elektron bebas, siapakah mereka? Hemat ana, mereka itu adalah para rijal yang tidak memiliki “pasangan”! Dan sewaktu-waktu, bisa saja membentuk ‘ikatan”, pada kondisi yang memungkinkan terjadinya ikatan. Begitulah kimiawan mendramatisirnya secara hampir nyata.
Kapankah kesetimbangan itu ada dan tercapai? Kesetimbangan? Sepertinya kurang tepat, biasanya itu untuk menyatakan reaksi tertentu saja. Lebih baik menggunakan kata-kata ‘kestabilan’. Kapankah kestabilan, yap, bila ia telah menemukan pasangannya, dan membentuk ikatan. Istilah yang terakhir ini lebih pantas dan logis.
Oh..bertanyakah. Pada siapakah tentang ini semua? Bertanyalah…”fas alu ahladzdzikr in kuntum ta’lamun…”. Entahlah, seperti elektron bebas saja. Kadang begitu liar menyiasati gerak dan harokahnya. Wah bisa bahaya kalau menjadi liar radikal, boleh jadi ia akan menggangu kestabilan yang lain, bahkan dapat merusak.
Atom unsur lain, yang membutuhkan elektron untuk stabil, biasanya valensinya menyediakan tempat bagi elektron bebas atom lain, nah itulah yang sesuai. Bisa saja elektron bebas memasuki kulit terluar (valensi) dari atom lain utk membentuk ikatan, tentu dengan perjanjian (akad) dan persyaratan tertentu (example : sejumlah ‘Energi’ tertentu). Keadaan tersebut boleh secara kovalen, kovalen koordinasi, dsb, tapi akan lebih baik jika secara “kovalen” (pengggunaan elektron secara bersama, mutualisme), sehingga tak perlu berubah warna jika terkoordinasi.
Berhati-hatilah, pada saat tersebut akan terjadi peristiwa overlapping orbital, hati-hati dan waspadalah, seluruhnya atau sebagian akan berubah, secara fisis psikis dan kimiawi. Maka bersiaplah, cari velensi dari atom lain yang sesuai, tentu saja dengan aneka “persiapan”. Ruhi, jasadi, fikri dan mali.
Sebagai tambahan, saat ini fenomena “overlapping dini” telah merebak pada hampir pemuda-pemuda dakwah masa kini. Memang, menyadari pentingnya kesungguhan untuk menyempurnakan agama adalah saluran tepat untuk suatu tahapan cita, namun banyak yang setelah overlap akhirnya meninggalkan dakwah, seluruh atau sebagiannya. Mengapa begitu?
Aduh, dikau elektron bebas. Bersegeralah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar