Beberapa waktu yang lalu, saya membaca sebuah tulisan di weblog penulis Minangkabau, “Apakah dakwah yang dibutuhkan sangat mendesak daripada tauhid?”, begitulah penulis menuliskannya… Tampaknya penulis berpikir bahwa umat itu dapat dibagi tiga, umat tauhid, umat dakwah, dan umat syari’ah… Umat tauhid harus lebih prioritas daripada umat dakwah dan syari’ah, begitulah, mungkin ini suatu kekeliruan yang perlu diluruskan. Karena menurut saya, penulis keliru besar.
Ini adalah tanggapan saya terhadap tulisan dalam http://fadlillah.wordpress.com/2007/12/19/visi-ummat-islam-sebuah-pertimbangan/
JHD dengan sedikit ilmu, sempat berkomentar bahwa “Perlu kita ketahui bersama bahwa dakwah tidak bisa dipisahkan dari kalimat tauhid itu sendiri, justru kalimat tauhid ataupun umat tauhid lahir dari adanya dakwah… Dakwah adalah ajakan, seruan menuju tauhid, tanpa dakwah maka tauhid hanya semboyan bahkan akan menjadi bagian dari sejarah dari suatu umat saja. Maka dakwah adalah kebutuhan, begitupun syari’at, ia adalah wujud akhir dari dakwah kepada tauhid yang lebih nyata!
Lebih lanjut saya akan menjelaskan bahwa dakwah itu satu kesatuan dengan tauhid dan syari’at.
Ibaratkan dakwah adalah senjatanya sedangkan orientasinya adalah tauhid menuju syari’at.Umat yang betul-betul bertauhid engan bagus akan berakhir pada tegaknya syari’at. Dulu, ketika Rasulullah di Makkah, program dakwah Rasulullah bervisi pada tegaknya kalimat tauhid, dengan kata lain Rasulullah ingin membentuk umat tauhid. Namun setelah tauhid itu telah betul-betul terhujam kuat, sambil membenahi tauhid Rasulullah juga mengiringinya dengan penegakan syari’at, dapat disimpulkan dari sejarah pergerakan Rasulullah di Madinah. Di Madinah, Rasulullah memiliki program dakwah yang bervisi membentuk umat bersyari’at.
Sekali lagi, dakwah tidak dapat dipilah-pilah dengan tauhid dan syari’at. Ini adalah kesimpulan yang harus dititik, tanpa koma. Allahu Akbar…!!! Hanya Allah yang lebih tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar