Pergerakan dakwah di era ini membutuhkan energi yang harus ditingkatkan. Energi dakwah itu terletak pada kader-kadernya terutama secara kualitas. Aspek kuantitas juga memberikan sumbangan yang sangat signifikan. Malah dari aspek kuantitas inilah kemudian memunculkan kualitas ketika kita berbicara dari sudut pandang pengembangan dan ekspansi. Sebab tidak mungkin meningkatkan kualitas sementara kadernya tidak ada, nihil. Tentu saja aspek yang pertama kali diperhatikan adalah kuantitas, mengadakannya atau menambahkannya.
Adapun yang saya maksudkan “aspek kuantitas” adalah dengan memberikan perhatian pada penambahan kader, lebih sering disebut sebagai kegiatan rekrutmen (tajnid). Setelah jumlahnya terpenuhi maka kerja selanjutnya adalah memulai membenahi aspek kualitas.
Perlu diingat bahwasanya salah satu indikator yang sangat menentukan bagi dinamika pergerakan dakwah suatu area, daerah, dan atau kawasan adalah adanya pergerakan-pergerakan berbasis kepemudaan atau dalam bahasa dakwah dikenal dengan istilah amal thulabiyah. Fokus amal thulabiyah pada marhalah permulaan adalah membenahi masalah penambahan kader atau mungkin disederhanakan sebagai upaya untuk “mengadakan” kader.
Perhatikanlah suatu daerah yang ‘miskin’ amal thulabiyahnya, perhatikan dengan seksama, adakah dinamika yang luar biasa terjadi pada pergerakan dakwahnya secara umum???
Pesan yang berbentuk pertanyaan sebagaimana diungkapkan di atas adalah salah satu landasan pemikiran dan landasan pergerakan kita untuk membenahi rekrutmen pada tataran amal thulabiyah. Sekali lagi diingatkan kepada kita semua bahwa salah satu indikator dinamika pergerakan dakwah itu terletak pada ada tidaknya pergerakan kepemudaannya, kemudian tergantung pada kuat lemahnya mereka bergerak di dalam suatu area kerja tersebut.
Seringkali kita melihat dan membandingkan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain sembari memunculkan pertanyaan: “lho kok bisa ya, daerahnya berdekatan tapi yang satu berhasil, yang satu lagi tidak?”. Dari sini langsung dapat kita temukan fakta yang akan menjadi jawaban permulaan. Perhatikan amal thulabiyah daerah itu, apakah sudah baik, apakah sudah terbenahi dengan baik? Jika belum, maka itulah jawaban permulaannya. Daerah yang belum berhasil ternyata kurang memperhatikan amal thulabiyah, sementara daerah yang berhasil sangat perhatian dengan amal thulabiyahnya.
Dengan melihat satu fakta di atas, mulai saat ini marilah kita melakukan kerja-kerja yang lebih optimal pada bidang kepemudaan. Amal thulabiyah adalah suatu indikator bagi keberhasilan dakwah secara umum, maka jangan abaikan ia.
Allahu a’lam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar