Hingga pagi ini, saya mengamati timeline
twitter dan juga facebook masih seputar ucapan selamat NATAL bagi saudara kita
penganut Kristen, dua media jejaring sosial yang penggunanya sangat banyak.
Aduh, saya heran mengapa sepusing itukah mereka berdebat hingga mengabaikan
tatanan ukhuwah? Bagi saya pribadi, mari berlapang dada dengan apa yang kita
yakini. Tidak perlu saling mencampuri pemikiran orang lain.
Ucapan selamat NATAL itu dapat berbeda makna
dan tujuan bagi pengucapnya, begitulah saya memahaminya. Mengucapkan selamat
NATAL berbeda dengan mengucapkan “Saya Bersaksi Bahwa Yesus Adalah Tuhan”,
bukan! Akan tetapi saya tidak menyalahkan orang yang melarang mengucapkan
selamat NATAL. Semua tergantung bagaimana pemahaman masing-masing dan intinya
adalah bagaimana cara kita memelihara agama dan keyakinan kita masing-masing.
Sesungguhnya Allah telah menunjukkan dua jalan,
jalan taqwa dan kefujuran, golongan kanan dan golongan kiri. Maka pilihlah
sesuai kepantasan bagi dirimu.
Bagi saya pribadi, saya memang tetap melarang
diri untuk mengucapkan SELAMAT NATAL bagi pemeluk kristen, toh dengan tidak
mengucapkan “basa-basi” ucapan selamat itu saya juga tetap baik berhubungan
dengan mereka dalam konteks persaudaraan sesama manusia. Apalagi jika ikut
merayakan NATAL, saya sendiri sungguh tidak berkenan. Dan ini berlaku atas diri
saya sendiri denga situasi yang saya alami sendiri. Setiap situasi dan kondisi
akan berbeda cara memperlakuka NATALnya, beginilah ISLAM mengajarkan kita.
Islam agama rahmat bagi seluruh alam. Allahu A’lam.
Ah, sudahlah, lebih baik ucapkan saja selamat
NATAL untukku. NATAL bagi saya adalah Nongkrongin Abis ThesisproposAL. Maka
ucapkanlah SELAMAT untukku. Ucapkanlah, ucapkan: SELAMAT NATAL ya Jul…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar